Cerita populer

Perdana Menteri Jepang Melewatkan Kunjungan Peringatan Perang Dunia II ke Tiongkok

Reuters

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tidak akan menghadiri acara peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Tiongkok pada September 2015, demikian ungkap juru bicara pemerintah Jepang, di tengah kekhawatiran atas ambisi militer Tiongkok.

Lebih dari 10.000 tentara — sebagian besar tentara Tiongkok dan kontingen dari Rusia, Mongolia, dan beberapa negara lainnya — akan berjalan berbaris melalui pusat kota Beijing pada tanggal 3 September dalam parade yang akan menjadi puncak acara yang menandai berakhirnya perang.

Abe telah berusaha memperbaiki hubungan dengan Tiongkok, namun kemajuan terasa sangat lambat karena Jepang dirasa gagal menebus dosa atas agresinya di masa perang dan semakin agresifnya Tiongkok di wilayah yang dipersengketakan di Laut Cina Timur dan Selatan.

“Perdana menteri telah memutuskan untuk tidak hadir karena kesibukan di parlemen,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga kepada jurnalis.

“Dia tidak akan melakukan perjalanan ke Tiongkok tak lama sebelum atau setelah tanggal 3 September. Kami akan terus mencari cara bagi kedua negara untuk berkomunikasi satu sama lain.”

Kementerian Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar.

Kantor berita nasional NHK mengatakan bahwa Abe akan melewatkan upacara di Tiongkok untuk berfokus pada rancangan undang-undang bela diri kolektif yang sedang diperdebatkan di parlemen.

Dia juga memutuskan untuk memihak pimpinan Barat yang menghindari parade militer di Tiongkok oleh karena kekhawatiran atas ekspansi militer Tiongkok di kawasan itu, demikian yang dilaporkan surat kabar Sankei.

Pejabat Eropa dan A.S. telah menyatakan keprihatinan bahwa pertunjukan kekuatan militer dapat mengirimkan sinyal yang salah di wilayah yang sudah mengalami ketegangan ini. Kemungkinan hadirnya Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah membuat banyak pemimpin Barat membatalkan kehadiran mereka, demikian ungkap diplomat kepada Reuters.

Tank bergemuruh melalui Beijing dan pesawat jet tempur terbang di atas kepala selama akhir pekan Agustus baru-baru ini dalam geladi bersih parade.

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengatakan bahwa parade ini akan menjadi pertemuan orang-orang dari seluruh dunia yang “cinta damai,” dan menambahkan bahwa Tiongkok hanya ingin menjadi kekuatan untuk kebaikan di dunia ini. Dia tidak menyebutkan nama Abe.

Tiongkok telah menuai kritik akibat memperbesar fitur lahan di Laut Cina Selatan yang disengketakan, ketika negara-negara tetangga takut bahwa Tiongkok dapat menggunakan lahan tersebut sebagai pangkalan militer.

Tiongkok dan Jepang juga saling mengklaim pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur.

Hubungan Tiongkok-Jepang telah lama terpengaruh oleh apa yang dilihat Tiongkok sebagai kegagalan Jepang dalam menebus dosa atas pendudukan Jepang di Tiongkok sebelum dan selama perang. Sejarawan Barat dan Tiongkok memperkirakan jutaan warga sipil Tiongkok tewas.

Hubungan tersebut telah sedikit mencair sejak Abe dan Presiden Tiongkok Xi Jinping bertemu di pertemuan multilateral pada April 2015 dan November 2014, namun hubungan diplomatik antara dua kekuatan ekonomi terbesar di Asia ini jauh dari kata bersahabat.

“Tujuh puluh tahun yang lalu, kami mengandalkan persatuan dan patriotisme rakyat Tiongkok untuk mengalahkan penjajah fasis Jepang, dan hari ini kami mengandalkan semangat yang sama ini untuk melawan rencana partai sayap kanan Jepang untuk mempercantik sejarah invasi,” demikian ungkap Study Times, koran Partai Komunis yang berpengaruh, pada akhir Agustus 2015.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button