Cerita populer

Komandan Angkatan Laut Indo-Pasifik A.S. mengatakan bahwa RRT berusaha mengintimidasi kawasan Indo-Pasifik

The Associated Press

Kegiatan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di wilayah yang diklaimnya di Laut Cina Selatan dimaksudkan untuk mengintimidasi negara-negara lain di kawasan itu, demikian ungkap komandan Armada Pasifik Angkatan Laut A.S. pada pertengahan Desember 2019.

Laksamana John Aquilino, ditampilkan dalam foto, mengatakan tindakan RRT, termasuk membangun pulau-pulau di perairan yang disengketakan, dimaksudkan untuk memproyeksikan kapasitas militernya.

Dia mengatakan kepada jurnalis pada sebuah pengarahan singkat di Bangkok, ibu kota Thailand bahwa selain memasang sistem rudal anti-pesawat terbang dan anti-kapal serta peralatan pengacau radar, RRT baru-baru ini telah mendaratkan pesawat pengebom di atas landasan pacu di beberapa pulau buatan yang dibangunnya di atas terumbu karang dan laguna yang menjadi salah satu titik jalur perairan tersibuk di dunia.

Dia mengatakan jelas bahwa instalasi seperti itu “benar-benar memiliki tujuan militer untuk menghadirkan penampilan kepada mitra dan negara-negara di kawasan itu yang menunjukkan kekuatan militer dan pada akhirnya memaksa dan menggertak negara-negara di kawasan itu.”

Klaim teritorial RRT yang luas, jauh melampaui pantainya, ditentang oleh negara-negara penggugat lainnya, termasuk Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Laut Cina Selatan merupakan tempat lintasan kapal pengangkut perdagangan senilai 41,94 kuadriliun rupiah (sekitar 3 triliun dolar A.S.) setiap tahunnya, dan berlimpah dengan sumber daya alam, demikian ungkap Aquilino.

Dia menyerukan kepada RRT untuk “mematuhi hak-hak internasional semua negara, sesuai dengan hukum internasional, sebagaimana diakui oleh semua negara di kawasan itu,” dan untuk menghormati bahwa negara-negara lain dapat menggunakan hak mereka sendiri di Laut Cina Selatan.

A.S. secara teratur menjalankan patroli angkatan laut dan udara melintasi area yang disengketakan untuk menegaskan hak perlintasan tanpa hambatan, yang juga dikenal sebagai operasi kebebasan navigasi.

Aquilino mengatakan bahwa dia melihat peran A.S. adalah untuk “menjaga keamanan negara-negara dan kawasan itu” melalui kerja sama erat dengan sekutu-sekutunya “yang memiliki nilai yang sama.”

“Tidak ada keraguan bahwa A.S. telah menyatakan bahwa kami bersaing dengan Republik Rakyat Tiongkok. Kami memiliki ketidaksepakatan yang melekat di antara kedua ideologi kami,” ungkap Aquilino. Akan tetapi dia menambahkan bahwa persaingan itu bukanlah konflik.

“A.S. akan bekerja sama ketika kami bisa melakukannya, dan kami akan bersaing ketika kami harus melakukannya,” ungkapnya.

RRT telah mengkritik apa yang disebutnya sebagai campur tangan A.S. di kawasan Indo-Pasifik dan bersikeras bahwa pihaknya memiliki kedaulatan atas hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan berdasarkan pada alasan sejarah. RRT menolak untuk menghormati putusan arbitrase internasional dalam kasus yang diajukan oleh Filipina yang membatalkan sebagian besar klaim teritorial RRT.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button