Cerita populer

Angkatan laut Korea Selatan, Jepang, dan A.S. berlatih bersama-sama untuk mendeteksi rudal Korea Utara

Staf FORUM

Dalam jenis pelatihan yang baru pertama kalinya diadakan, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat akan bergabung pada Juni 2016 untuk mendeteksi tanda-tanda peluncuran rudal Korea Utara dan melacak lintasan rudal, demikian menurut beberapa laporan berita.

Koordinasi tersebut akan berlangsung selama latihan angkatan laut dua tahunan Rim of the Pacific (RIMPAC) di Hawaii. RIMPAC adalah latihan keamanan maritim internasional terbesar.

“Latihan tersebut diputuskan untuk diadakan guna mempertahankan Korea Selatan dengan lebih baik dari semakin meningkatnya ancaman nuklir dan rudal Korea Utara, dan rencana secara terperinci tengah disusun,” kata pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya, demikian menurut The Diplomat, majalah berita online.

Setiap negara diharapkan untuk mengirimkan kapal perang yang dilengkapi dengan sistem tempur Aegis sebagai bagian dari latihan itu, demikian menurut Kantor Berita Resmi Korea Selatan Yonhap. Kerja sama ini dibangun berdasarkan perjanjian trilateral yang dicapai pada Desember 2014 untuk berbagi intelijen pada kemampuan nuklir dan rudal Korea Utara.

Korea Selatan dan A.S. menggelar latihan bilateral reguler, sama halnya dengan Jepang dan Amerika Serikat.

Akan tetapi, Korea Selatan dan Jepang jarang bekerja begitu eratnya secara bersama-sama oleh karena kebencian di Korea Selatan mengenai pemerintahan kolonial Jepang di semenanjung itu antara tahun 1910 hingga 1945, demikian menurut The Associated Press. Meningkatnya ancaman Korea Utara telah memberi ketiga negara itu alasan untuk bekerja lebih sama dengan lebih erat.

Korea Utara melakukan uji coba nuklir keempat pada Januari 2016 yang diikuti dengan peluncuran roket jarak jauh pada Februari 2016.

“Mereka sekarang bekerja bergandengan tangan karena mereka merasakan ancaman bersama,” kata pensiunan Jenderal Angkatan Darat Spider Marks, mantan perwira intelijen militer A.S. di Korea Selatan, kepada CNN.

Para pejabat Korea mengatakan bahwa latihan pada Juni 2016 itu hanya akan berfokus pada mendeteksi dan melacak rudal Korea Utara, dan tidak akan berupaya untuk menembak jatuh rudal itu.

“Memastikan bahwa radar pada kapal-kapal itu dapat berkomunikasi secara bersama-sama dan berbagi informasi, latihan itu merupakan langkah pendahuluan,” kata Thomas Karako, ahli pertahanan rudal di Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington, D.C., kepada CNN.

Para ahli mengatakan bahwa Korea Utara telah menunjukkan kemampuan untuk melancarkan serangan dengan sedikit hingga tidak ada peringatan. Karako mengatakan kepada CNN bahwa latihan trilateral pada Juni 2016 itu menunjukkan “keseriusan ancaman dari Korea Utara yang dilihat oleh negara-negara itu.”

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button