Asia Timur LautKemitraan

Jepang, Korea Selatan, dan A.S. memperkuat tanggapan trilateral terhadap ancaman Korea Utara

Felix Kim

Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat tengah memperkuat kembali arsitektur keamanan trilateral mereka dalam menghadapi meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea dan ketidakstabilan regional yang lebih luas.

Pada akhir April 2025, ketiga negara sekutu itu melakukan latihan tingkat tinggi di Seoul yang diikuti oleh Forum Kebijakan Keamanan Universitas Pertahanan Nasional Korea Selatan-A.S.-Jepang, yang juga diselenggarakan di ibu kota Korea Selatan itu. Keterlibatan tersebut menggambarkan upaya bersama ketiga negara untuk memperkuat penangkalan dan koordinasi operasional di tengah ketidakpastian strategis yang terus berkembang.

Latihan di Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan itu merupakan latihan yang pertama kalinya dilakukan di luar A.S. sejak rangkaian latihan itu mulai diselenggarakan pada tahun 2014. Simulasi itu difokuskan pada ancaman nuklir dan rudal Korea Utara serta dilakukan bersamaan dengan sesi Perundingan Trilateral Pertahanan, mekanisme dialog keamanan tingkat wakil menteri ketiga negara.

Dimulainya kembali latihan itu setelah jeda selama lima tahun mencerminkan meningkatnya urgensi untuk merevitalisasi koordinasi.

“Anda tidak dapat mempersiapkan segalanya, tetapi jika Anda tidak melakukan latihan dan mengembangkan konsep strategis bersama-sama, Anda akan memiliki kesenjangan,” ungkap Dr. Bruce Bennett, pakar pertahanan Asia Timur Laut di Rand Corp., kepada FORUM. “Berkembangnya ancaman nuklir menuntut tindakan terkoordinasi.

“Menurut saya, sekarang sudah ada pengakuan bahwa jika Anda ingin mempersiapkan diri dalam menghadapi Tiongkok, Anda memerlukan sekutu di pihak Anda,” ungkapnya. “Itu berarti melakukan latihan lapangan dan tabletop bersama-sama untuk mengidentifikasi ancaman, merumuskan tanggapan, dan menyinkronkan pemikiran strategis.”

Forum Kebijakan Keamanan itu mempertemukan cendekiawan pertahanan dan pakar kebijakan dari setiap negara untuk membahas tema “Perubahan Situasi Internasional dan Kerja Sama Keamanan Korea Selatan-A.S.-Jepang.” Dalam pidato utamanya, Presiden Universitas Pertahanan Nasional Lim Ki-hoon mencatat regularisasi forum akademik trilateral untuk “menyistemkan dan mempertahankan kerja sama.”

Para peserta menganalisis lingkungan ancaman di Semenanjung Korea dan membahas cara mengatasi hambatan terhadap integrasi pertahanan yang lebih dalam.

Pada awal April, menteri luar negeri ketiga negara itu bertemu di Brussel, Belgia, dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperkuat penangkalan. Dalam pernyataan gabungan, Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul, dan Menteri Luar Negeri A.S. Marco Rubio menekankan peran penting perluasan penangkalan A.S., mengutuk hubungan militer Korea Utara dengan Rusia, dan menyerukan tanggapan tegas terhadap serangan siber dan ancaman rudal Pyongyang.

Para pemimpin itu “sangat menentang klaim maritim yang melanggar hukum atau setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan menggunakan pasukan militer atau secara paksa di perairan Indo-Pasifik, termasuk Laut Cina Selatan.”

Jepang dan Korea Selatan juga “menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperkuat pertahanan dan penangkalan dengan memajukan kerja sama keamanan yang kuat dan memperkuat kapabilitas pertahanan mereka masing-masing,” ungkap pernyataan itu.

Felix Kim merupakan kontributor FORUM yang memberikan laporan dari Seoul, Korea Selatan.

Beri Komentar Di Sini

Privasi Anda penting bagi kami. Jika Anda memilih untuk membagikan alamat email Anda, staf FORUM hanya akan menggunakannya untuk berkomunikasi dengan Anda. Kami tidak akan membagikan atau memublikasikan alamat email Anda. Hanya nama dan situs web Anda yang akan muncul pada komentar Anda. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button