Asia TenggaraKonflik / Ketegangan

Peluang India dalam Situasi Kritis di Myanmar

Dr. Miemie Winn Byrd

Myanmar berada dalam situasi kritis yang dapat memengaruhi masa depannya. Negara itu menghadapi meningkatnya krisis internal dan berkembangnya tekanan geopolitik, terutama dari semakin intensifnya dukungan Tiongkok terhadap junta militer yang merebut kekuasaan dari tangan pemerintah yang terpilih secara demokratis lebih dari empat tahun lalu.

Dukungan Beijing telah memicu kemarahan yang meluas akibat mempertahankan rezim yang tidak mungkin memperoleh legitimasi atau stabilitas, dan menentang secara langsung aspirasi rakyat Myanmar.

Tiongkok jelas memprioritaskan kepentingan ekonomi dan strategisnya di atas hak asasi manusia, kedaulatan, dan perdamaian internal Myanmar. Perdamaian sejati di Myanmar akan tetap sulit dicapai selama junta militer masih berkuasa, mengingat rezim itu merupakan sumber utama ketidakstabilan dan penderitaan yang meluas di negara itu.

India sekarang menghadapi kesempatan penting untuk mendefinisikan ulang perannya dan meningkatkan pengaruhnya di Myanmar dan kawasan yang lebih luas.

Semakin Ketatnya Cengkeraman Tiongkok terhadap Junta Myanmar

Meskipun mengalami kerugian parah di medan perang, ambruknya perekonomian, dan kuatnya perlawanan dari organisasi bersenjata etnis (ethnic armed organization – EAO) dan pasukan prodemokrasi, junta militer Myanmar tetap bertahan, terutama karena meningkatnya dukungan dari Tiongkok. Beijing khawatir keruntuhan junta militer akan mengancam investasi strategisnya dan skema infrastruktur Satu Sabuk, Satu Jalan (One Belt, One Road – OBOR) yang lebih luas.

Tiongkok mendukung junta militer melalui berbagai cara, termasuk memberikan tekanan pada EAO di Myanmar utara; memasok persenjataan, pesawat terbang, drone, dan teknologi komunikasi; menyediakan pelatihan pilot; dan mengerahkan teknisi ke industri pertahanan Myanmar. Selain itu, Beijing telah menempatkan personel keamanan swasta di berbagai lokasi strategis seperti Pelabuhan Kyauk Phyu di Negara Bagian Rakhine, simpul krusial dalam jaringan OBOR-nya. Upaya ini jelas menandakan tekad Tiongkok untuk melindungi infrastruktur penting bahkan ketika cengkeraman junta militer melemah.

Akan tetapi, perluasan bantuan Tiongkok gagal menstabilkan rezim militer Myanmar, dan mengungkap kelemahan yang melekat di dalam junta militer, termasuk korupsi sistemis, inkompetensi, dan kurangnya legitimasi. Semakin banyak kawasan etnis minoritas di sepanjang perbatasan utara Myanmar yang menganggap keterlibatan Tiongkok sebagai tindakan eksploitatif, karena Beijing memperkuat kontrol junta militer tanpa memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

Meningkatnya Sentimen Anti-Tiongkok

Penutupan perbatasan secara paksa, gangguan terhadap pasokan penting, dan dukungan militer terbuka Tiongkok yang memungkinkan diberlakukannya taktik penindasan oleh junta militer telah meningkatkan kebencian secara signifikan di kalangan kelompok etnis minoritas di Myanmar dan etnis mayoritas Bama. Kelompok-kelompok ini semakin memandang Tiongkok sebagai pihak yang terlibat dalam penindasan dan penderitaan mereka. Hal ini menciptakan peluang strategis yang penting bagi India.

Peluang India untuk Memimpin

Secara tradisional, New Delhi memiliki hubungan yang seimbang di antara junta militer Myanmar dan EAO, terutama berfokus pada keamanan lintas perbatasan, khususnya stabilitas di Manipur. Pendekatan ini mencerminkan kekhawatiran India mengenai ketidakstabilan yang menyebar ke negara bagian timur lautnya. Namun, junta militer tetap menjadi pendorong utama ketidakstabilan regional, yang memungkinkan jaringan kriminal transnasional berkembang dengan pesat.

India kini memiliki kesempatan untuk tidak hanya berfokus pada kepentingan keamanan langsung tetapi juga mengadopsi peran strategis yang lebih luas. Dengan melibatkan pasukan prodemokrasi dan kelompok perlawanan etnis, India dapat membina stabilitas abadi di Myanmar sembari memperkuat citranya sebagai pemimpin regional yang bertanggung jawab. Stabilitas di Myanmar bermanfaat bagi keamanan, kepentingan perdagangan, konektivitas regional India, dan pengembangan kawasan timur lautnya. Menjauhkan dirinya dari junta militer dan meningkatkan dukungan kepada berbagai kelompok demokratis dan etnis akan menyoroti komitmen India sebagai kekuatan regional yang responsif.

Peta Jalan untuk Keterlibatan

Pendekatan India seharusnya menyertakan inisiatif kemanusiaan, ekonomi, dan diplomatik multidimensi:

  • Dukungan kemanusiaan: Membangun koridor kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang mengungsi, sehingga menekankan dedikasi India terhadap kesejahteraan rakyat Myanmar.
  • Kemitraan strategis: Memperkuat hubungan dengan organisasi perlawanan prodemokrasi dan organisasi etnis minoritas untuk membangun iktikad baik dan stabilitas regional.
  • Keterlibatan ekonomi: Memperluas perdagangan lintas batas dan proyek infrastruktur dengan pemangku kepentingan lokal — bukan melalui junta militer — untuk menunjukkan komitmen terhadap pembangunan inklusif.
  • Advokasi diplomatik: Memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia dalam forum regional dan internasional, sehingga membedakan pendirian berprinsip India dari pendekatan eksploitatif Tiongkok.

India memiliki posisi unik bukan sekadar sebagai penyeimbang terhadap Tiongkok tetapi juga sebagai mitra sejati yang berkomitmen terhadap perdamaian dan kemajuan di Myanmar. Dengan menganut strategi berwawasan ke depan yang berfokus pada demokrasi, pembangunan manusia, dan stabilitas regional, India dapat meningkatkan pengaruh regionalnya secara signifikan dan menegaskan kembali perannya sebagai kekuatan demokrasi terkemuka.

Pada titik krusial ini, keputusan India akan membentuk keterlibatannya secara mendalam di masa depan dengan Myanmar dan Asia Tenggara. Sejalan dengan aspirasi rakyat Myanmar, India dapat membangun lingkungan yang stabil dan makmur, yang mampu mengatasi pengaruh otoriter, dan berkomitmen pada masa depan yang adil dan merata.

Letnan Kolonel Angkatan Darat A.S. (Purn.) Miemie Winn Byrd adalah profesor di Daniel K. Inouye Asia-Pacific Center for Security Studies di Hawaii.

Beri Komentar Di Sini

Privasi Anda penting bagi kami. Jika Anda memilih untuk membagikan alamat email Anda, staf FORUM hanya akan menggunakannya untuk berkomunikasi dengan Anda. Kami tidak akan membagikan atau memublikasikan alamat email Anda. Hanya nama dan situs web Anda yang akan muncul pada komentar Anda. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button