Jepang dan Filipina memperdalam ikatan pertahanan untuk melawan agresi Tiongkok

The Associated Press
Jepang dan Filipina akan meningkatkan kolaborasi pertahanan dan membahas perlindungan informasi militer bersama dalam menghadapi tindakan Beijing yang semakin agresif di Indo-Pasifik.
Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani dan Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro bertemu di Manila untuk menyusun rencana tersebut di tengah kekhawatiran bersama atas tindakan Tiongkok di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur yang disengketakan.
Gilberto Teodoro mengatakan Filipina ingin meningkatkan hubungan pertahanan dengan Jepang dalam “melawan upaya sepihak yang dilakukan oleh Tiongkok dan negara lain untuk mengubah tatanan internasional dan narasinya.”
Gen Nakatani mengatakan bahwa dia dan Gilberto Teodoro sepakat “untuk memperkuat kerja sama operasional,” termasuk pelatihan pertahanan gabungan dan multinasional, kunjungan pelabuhan, dan berbagi informasi. “Kami juga sepakat untuk memulai diskusi di antara otoritas pertahanan mengenai mekanisme perlindungan informasi militer,” ungkapnya.
Jepang dan Filipina merupakan sekutu perjanjian Amerika Serikat.
Pada tahun 2024, Manila dan Washington menyetujui pertukaran intelijen dan teknologi militer yang aman untuk memungkinkan Filipina mendapatkan persenjataan A.S. Kedua negara itu juga meningkatkan keterlibatan pertahanan dan militer, termasuk latihan tempur gabungan berskala besar.
Gen Nakatani mengatakan bahwa dia dan Gilberto Teodoro “sangat sepakat bahwa lingkungan keamanan di sekitar kita menjadi semakin parah dan bahwa kedua negara sebagai mitra strategis perlu lebih meningkatkan kerja sama dan kolaborasi pertahanan guna menjaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik.”
Jepang dan Filipina telah mengutuk pendudukan teritorial yang sering kali dilakukan oleh kapal Pasukan Penjaga Pantai Tiongkok di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan.
Gen Nakatani dan Gilberto Teodoro juga membahas “perluasan kerja sama bilateral, terutama dalam konteks Perjanjian Akses Timbal Balik,” kesepakatan tahun 2024 yang memungkinkan pasukan masing-masing negara dikerahkan ke wilayah satu sama lain guna mengikuti pelatihan dan latihan.
Jepang menandatangani perjanjian serupa dengan Australia pada tahun 2022 dan Britania Raya pada tahun 2023.