Pengerahan angkatan laut Jerman mempererat ikatan di Asia Tenggara
Maria T. Reyes
Jerman telah mengambil langkah signifikan lainnya dalam membangun kembali kehadirannya di Indo-Pasifik dengan pengerahan aset angkatan laut baru-baru ini ke Malaysia dan Filipina. Kunjungan tersebut merupakan keterlibatan angkatan laut pertama Jerman dengan negara-negara Asia Tenggara itu dalam lebih dari dua dekade dan menandakan peralihan strategis Berlin menuju peran yang lebih aktif dalam memperkuat kerja sama keamanan regional di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan.
Kapal fregat FGS Baden-Württemberg dan kapal tangki pengisian bahan bakar armada Frankfurt am Main Angkatan Laut Jerman melakukan kunjungan pelabuhan di ibu kota Filipina, Manila, pada pertengahan September dan di Pelabuhan Klang Malaysia pada bulan Oktober sebagai bagian dari pengerahan Indo-Pasifik 2024 negara itu. Misinya berpusat pada penguatan kemitraan dan dukungan terhadap tatanan internasional berbasis aturan.
Angkatan Laut Jerman dan Filipina melakukan latihan bersama untuk memastikan komunikasi dan kerja sama pada saat perang atau bantuan kemanusiaan (passing exercise), yang menunjukkan komitmen mereka terhadap pertahanan kooperatif. Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Besar Jerman di Manila mengatakan kunjungan itu “menunjukkan betapa pentingnya kawasan Indo-Pasifik secara politis bagi Jerman.”
Strategi Indo-Pasifik Berlin menyoroti pentingnya kebebasan navigasi dan hukum internasional, khususnya di perairan yang disengketakan seperti Laut Cina Selatan, tempat klaim teritorial Republik Rakyat Tiongkok yang sewenang-wenang dan patut diragukan kebenarannya telah meningkatkan ketegangan. Laksamana Madya Jan Christian Kaack, kepala Angkatan Laut Jerman, mengatakan pengerahan Indo-Pasifik tahunan negara itu memastikan rute maritim yang terbuka dan aman.
Jerman dan Filipina sedang mempersiapkan diri untuk menyelesaikan perjanjian kerja sama pertahanan yang mencakup pelatihan gabungan, transfer teknologi, dan potensi pengadaan persenjataan.
Filipina berupaya meningkatkan kemampuan pertahanannya, khususnya dalam komando dan kontrol, penolakan udara antiakses, dan kesadaran ranah maritim. Setelah bertemu dengan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius pada Agustus 2024, Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro menyoroti Jerman sebagai pemasok potensial bagi berbagai kemampuan itu saat Manila memodernisasi militernya.
Selama kunjungan pelabuhan di Port Klang, kapal-kapal Angkatan Laut Jerman berlatih dengan Angkatan Laut Malaysia.
“Jerman merupakan negara dagang, sama seperti Malaysia, dan kita semua menginginkan agar supremasi hukum tetap berlaku di perairan ini, kebebasan navigasi, jalur pelayaran bebas dari kawasan ini hingga ke Eropa,” ungkap Dr. Peter Blomeyer, duta besar Jerman untuk Malaysia, kepada jurnalis. “Dan ini merupakan komitmen Jerman untuk berkontribusi pada tugas ini.”
Operasi angkatan laut Jerman di Indo-Pasifik mencerminkan upaya Eropa yang lebih luas untuk mendukung mitra regional. Berbagai negara seperti Prancis dan Britania Raya juga telah meningkatkan kehadiran angkatan laut mereka untuk mengimbangi postur angkuh Beijing.
Pengerahan Angkatan Laut Jerman meliputi partisipasi dalam latihan multilateral Rim of the Pacific, latihan Noble Raven 24-3 bersama Australia, Prancis, Italia, dan Jepang, serta pemantauan penegakan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Korea Utara.
“Kita memiliki kewajiban untuk memperkuat perbatasan maritim dan kita berupaya mewujudkannya,” ungkap Boris Pistorius saat kunjungannya ke Manila.
Maria T. Reyes merupakan kontributor FORUM yang memberikan laporan dari Manila, Filipina.