Memo keamanan nasional A.S. mencerminkan upaya internasional untuk mengelola AI
Staf FORUM
Amerika Serikat telah meluncurkan berbagai langkah untuk memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence – AI) yang berkembang pesat dalam memenuhi tujuan keamanan nasional, termasuk menerapkan standar keselamatan dan keandalan.
Memorandum Keamanan Nasional (National Security Memorandum – NSM) tentang Kecerdasan Buatan, yang dirilis pada Oktober 2024, menetapkan parameter penggunaan AI yang dapat diterima. Presiden Joe Biden meminta pembuatan dokumen itu dalam perintah eksekutif untuk memastikan A.S. “memimpin jalan dalam mewujudkan janji dan mengelola risiko [AI].” Kerangka Kerja untuk Memajukan Tata Kelola dan Manajemen Risiko AI dalam Keamanan Nasional melengkapi NSM.
Penerbitan memo dan kerangka kerja itu menyusul “cetak biru tindakan” internasional tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab dalam militer yang ditandatangani oleh 61 negara di Seoul, Korea Selatan, pada September 2024. Cetak biru itu berfokus pada pengembangan berorientasi tindakan, seperti pesawat terbang tanpa awak berteknologi AI yang digunakan Ukraina untuk mempertahankan diri dari invasi pasukan Rusia, demikian yang dilaporkan Reuters. Cetak biru itu membahas persenjataan yang didukung AI, sistem pendukung keputusan AI, dan penggunaan AI dalam operasi siber, peperangan elektronik, operasi informasi, dan upaya nuklir.
Republik Rakyat Tiongkok merupakan salah satu negara yang menghadiri KTT AI yang Bertanggung Jawab dalam Ranah Militer tetapi tidak mendukung dokumen yang bersifat tidak mengikat itu.
Arahan resmi Gedung Putih menyatakan NSM 2024 didasarkan pada keyakinan bahwa kemajuan AI akan memengaruhi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri. NSM menyerukan:
- Memastikan A.S. memimpin dunia dalam mengembangkan AI yang aman, terlindungi, dan dapat dipercaya. Upaya ini memerlukan ketersediaan semikonduktor bagi aplikasi AI, strategi kontraspionase efektif, teknologi AI yang dapat diandalkan dan aman, serta dukungan bagi penelitian AI yang dilakukan oleh universitas, masyarakat sipil, dan bisnis.
- Mengembangkan teknologi AI untuk memperkuat keamanan nasional sembari melindungi hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi. Pedoman kerangka kerja mengenai implementasi NSM mencakup mekanisme untuk mengelola risiko dan mengevaluasi sistem, serta memastikan akuntabilitas dan transparansi.
- Memajukan konsensus dan tata kelola internasional mengenai AI. NSM mengarahkan A.S. untuk berkolaborasi dengan Sekutu dan Mitranya guna “membangun kerangka kerja tata kelola yang stabil, bertanggung jawab, dan menghormati berbagai hak untuk memastikan teknologi dikembangkan dan digunakan dengan cara yang mematuhi hukum internasional sembari melindungi hak asasi manusia dan kebebasan fundamental,” ungkap Gedung Putih.
NSM membahas akuntabilitas dalam operasi militer, menekankan bahwa negara dan komandan bertanggung jawab atas hasilnya terlepas dari peran AI dalam suatu aktivitas, demikian yang dilaporkan Center for Strategic and International Studies, wadah pemikir yang berkantor pusat di A.S., pada Oktober 2024.
Manipulasi informasi sangat lazim terjadi di Indo-Pasifik, ketika munculnya informasi jahat yang didukung AI menimbulkan tantangan bagi stabilitas dan keamanan nasional, demikian yang dilaporkan Rand Corp., kelompok penelitian yang berkantor pusat di A.S., pada Maret 2024. Perkembangan teknologi AI, khususnya model bahasa tingkat lanjut seperti ChatGPT OpenAI, Gemini Google, dan Llama 2 Meta, telah memperluas ruang lingkup aktivitas semacam itu.
Negara mitra seharusnya melawan kampanye informasi jahat dengan strategi yang dinamis dan proaktif, menggabungkan kewaspadaan, respons cepat, dan kerja sama multinasional, demikian ungkap Rand Corp.