Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka / FOIPKemitraan

Mitra Quad mengecam bahaya di Laut Cina Selatan dan memetakan arah menuju Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka

Reuters

Menteri luar negeri Australia, India, Jepang, dan Amerika Serikat mengatakan mereka merasa sangat prihatin terhadap manuver yang mengintimidasi dan berbahaya di Laut Cina Selatan dan berjanji untuk meningkatkan keamanan maritim di kawasan itu.

Pernyataan bersama itu muncul pada akhir Juli 2024 setelah pembicaraan di antara negara-negara anggota Quad di Tokyo, yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar, Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa, dan Menteri Luar Negeri A.S. Antony Blinken.

Dalam pembicaraan keamanan sebelumnya di antara Jepang dan A.S., kedua sekutu lama itu melabeli Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebagai “tantangan strategis terbesar” yang dihadapi kawasan itu.

Pernyataan menteri Quad tidak menyebutkan nama RRT. “Kami merasa sangat prihatin dengan situasi di Laut Cina Timur dan Selatan serta menegaskan kembali penolakan keras kami terhadap tindakan sepihak apa pun yang berupaya mengubah status quo dengan menggunakan pasukan militer atau paksaan,” ungkap mereka.

Mereka juga menyatakan kekhawatiran tentang militerisasi fitur maritim yang disengketakan serta manuver koersif dan intimidasi di Laut Cina Selatan, termasuk penggunaan kapal pasukan penjaga pantai dan milisi maritim yang berbahaya.

Kapal-kapal Tiongkok telah berulang kali mengganggu dan memblokir kapal-kapal Filipina di Laut Cina Selatan, meskipun kedua negara itu baru-baru ini mencapai kesepakatan sementara yang bertujuan untuk meredakan ketegangan. Pasukan penjaga pantai dan milisi maritim Tiongkok juga telah mengganggu kapal-kapal Indonesia, Malaysia, dan Vietnam, serta menghalangi operasi minyak dan gas. Beijing juga telah meningkatkan pendudukan teritorial di sekitar Kepulauan Senkaku yang dikelola Jepang di Laut Cina Timur.

Anggota Quad mengatakan bahwa mereka tengah menggarap inisiatif untuk memelihara “tatanan maritim yang bebas dan terbuka,” termasuk membantu mitra meningkatkan kesadaran ranah melalui data satelit, pelatihan, dan pengembangan kapasitas. Mereka juga mengumumkan rencana untuk membangun dialog hukum maritim.

“Kami sedang memetakan arah menuju kawasan Indo-Pasifik dan Samudra Hindia yang lebih aman dan terbuka dengan memperkuat keamanan maritim,” ungkap Antony Blinken. “Hal ini berarti memperkuat kapasitas mitra di seluruh kawasan untuk mengetahui apa yang terjadi di perairan mereka sendiri.”

Dia mengatakan A.S. akan terus bekerja sama dengan mitra untuk memastikan kebebasan navigasi dan kelancaran aliran perdagangan maritim yang sah.

A.S. sebelumnya mengumumkan rencana untuk melakukan perombakan besar-besaran terhadap komando militernya di Jepang. Rencana itu merupakan salah satu dari beberapa langkah yang diumumkan oleh sekutu untuk mengatasi apa yang mereka sebut sebagai “lingkungan keamanan yang terus berkembang,” dengan memperhatikan ancaman dari RRT seperti aktivitas maritimnya yang ilegal, koersif, agresif, dan berbahaya.

“Ketidakpastian seputar tatanan internasional serta situasi internasional telah meningkat dengan Rusia yang melanjutkan agresinya di Ukraina, upaya untuk mengubah status quo secara sepihak dengan menggunakan pasukan militer di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan, serta peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara,” ungkap Yoko Kamikawa.

Anggota Quad juga berjanji untuk memajukan kerja sama dalam keamanan siber untuk melindungi rantai pasokan dan infrastruktur penting, termasuk kabel bawah laut.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button