Pengawasan PKT terhadap kapal selam nuklir memperbarui kekhawatiran

Staf FORUM
Pertimbangan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang patut dipertanyakan dalam mengelola kapal selam bertenaga nuklir yang berpotensi dilengkapi dengan persenjataan nuklirnya tidak mengalami perubahan di bawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal Xi Jinping.
Perwira kapal selam PKT biasanya berasal dari akademi militer Tiongkok dengan persyaratan nilai ujian masuk terendah, demikian yang dilaporkan situs web berita Business Insider pada April 2024.
Standar pendidikan lebih rendah, ditambah dengan tekanan operasional pengerahan kapal selam, membuat komandan kapal selam Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army Navy – PLAN) lebih rentan melakukan kesalahan karena program itu tampaknya “mengambil para pemimpinnya dari beberapa taruna perwira yang kinerjanya paling buruk,” ungkap Roderick Lee, pakar militer Tiongkok, kepada Business Insider.
“Oleh karena itu, pasukan kapal selam PLAN harus mengandalkan perwira yang paling tidak berbakat untuk memimpin pasukan yang pada suatu waktu mungkin akan terisolasi selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu,” tulis Roderick Lee, yang merupakan direktur penelitian di Institut Studi Dirgantara Tiongkok di Universitas Udara Angkatan Udara A.S. dalam analisis pada Juni 2023 untuk Institut Studi Maritim Tiongkok di U.S. Naval War College.
Standar lebih rendah itu dapat menyebabkan perwira kapal selam PLAN “lebih mungkin menampilkan indikator terjadinya kesalahan yang disebabkan oleh kemahiran yang buruk, keterampilan pemecahan masalah yang buruk, sikap yang tidak sesuai terhadap tugas, kebiasaan komunikasi yang tidak tepat, dan ketidakmampuan untuk menangani stres,” tulis Roderick Lee dalam “Kepemimpinan Kapal Selam Angkatan Laut PLA — Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja Operasional.”
Pengungkapan ini didasarkan pada catatan PKT dalam pengelolaan kapal selam yang tidak bertanggung jawab.
Pada April 2003, 70 pelaut Tiongkok tewas dalam insiden pelatihan kapal selam diesel kelas Ming di Laut Kuning. Tragedi ini menyoroti riwayat masalah keselamatan dan kinerja program kapal selam itu.
Pada saat itu, para pemimpin militer Tiongkok telah menyatakan kekhawatiran berkelanjutannya terkait kemampuan komandan kapal selam mereka. Untuk mengatasi masalah itu, PLAN secara rutin menempatkan perwira senior di atas kapal permukaan dan kapal selam sebagai tindakan pengamanan serta terus melakukan tindakan itu setidaknya hingga tahun 2019. Tetapi praktik semacam itu dapat membingungkan keputusan komando, demikian tulis Roderick Lee. Perwira senior berada di kapal selam tersebut selama insiden mematikan pada tahun 2003 itu.
Sebaliknya, A.S. serta Sekutu dan Mitranya berusaha untuk memilih komandan kapal selam dari tataran talenta terbaik mereka. Komandan kapal selam Angkatan Laut A.S., misalnya, juga dilatih di bidang teknik nuklir.
Ada insiden kapal selam lainnya sejak Xi Jinping mengambil alih kekuasaan pada tahun 2012.
Pada September 2019, kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir (SSBN) Kelas Jin PLAN muncul ke permukaan dengan cara yang berbahaya di dekat kapal penangkap ikan Vietnam di Laut Cina Selatan, demikian menurut situs web berita Forbes.
Pada Desember 2021, SSBN bertenaga nuklir Tipe-94 PLAN muncul secara tak terduga di Selat Taiwan, demikian yang dilaporkan CNN. PKT mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan mandiri sebagai wilayahnya dan mengancam akan mencaplok pulau itu dengan menggunakan pasukan militer.
“Kapal selam itu diduga terlihat bergerak di atas permukaan perairan yang memisahkan Taiwan dari Tiongkok daratan, tempat banyak analis mengatakan konflik lebih mungkin dimulai oleh tabrakan yang tidak disengaja daripada peristiwa yang direncanakan — dan semakin banyak kapal perang dalam ruang terbatas, semakin besar peluang terjadinya kecelakaan,” demikian yang dilaporkan organisasi berita itu.
“SSBN yang bergerak di atas permukaan perairan belum pernah terdengar sebelumnya,” ungkap Kolonel Angkatan Laut A.S. (Purn.) Carl Schuster, mantan direktur operasi di unit yang saat itu dikenal sebagai Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasukan A.S. di Pasifik, kepada CNN. “Ini mungkin menunjukkan adanya masalah lambung kapal atau teknik yang memerlukan penyelidikan dan perbaikan di galangan kapal besar.”
Program kapal selam PKT secara tradisional selalu diselimuti kerahasiaan, sehingga memperburuk masalah keselamatan nuklir. Sejak insiden tahun 2003 itu, transparansi PKT atas operasi kapal selamnya belum meningkat secara signifikan, demikian ungkap para analis.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, “PLA telah mulai membatasi jumlah paparan publik yang diterima para perwira seniornya, dan bahkan ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa PLA menyensor secara aktif identitas perwira tinggi dan jenderalnya,” tulis Roderick Lee.