Asia Timur LautKemitraan

Angkatan Bersenjata Korea Selatan berfokus pada peningkatan pelatihan dan manfaat bagi personel

Felix Kim

Korea Selatan memprioritaskan peningkatan pelatihan dan manfaat bagi personel militer ketika negara itu berupaya mengatasi tantangan demografis seperti menyusutnya jumlah prajurit wajib militer dan ancaman eksternal dari rezim Korea Utara yang tidak bersahabat dan memiliki persenjataan nuklir.

Survei terbaru terhadap perwira junior dan bintara (noncommissioned officer – NCO) mengidentifikasi pelatihan kepemimpinan, administrasi yang disederhanakan, liburan fleksibel, dan tunjangan keluarga militer sebagai bidang-bidang yang menjadi perhatian utama. Kementerian Pertahanan Korea Selatan melaporkan bahwa berbagai langkah telah diterapkan untuk memenuhi kebutuhan itu, termasuk rencana pendirian pusat pengembangan kepemimpinan, kebijakan baru, dan insentif tunai bagi anggota yang baru direkrut.

“Penilaian akar rumput” terhadap tantangan yang dihadapi pimpinan junior dalam dunia militer merupakan langkah pertama dalam mengembangkan solusi, demikian ungkap Letnan Jenderal Angkatan Darat Korea Selatan (Purn.) In-Bum Chun kepada FORUM.

Temuan survei itu, yang diterbitkan oleh Kementerian Pertahanan pada Januari 2024, mencakup rekomendasi untuk menyederhanakan alat bantu administrasi, meningkatkan dan menyempurnakan manual kerja, serta menambah pelatihan kepemimpinan dan manajemen.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memasukkan serangkaian perbaikan terkait dalam anggaran pemerintah tahun 2024, demikian ungkap Kementerian Pertahanan, termasuk insentif tunai untuk membantu calon perwira membayar biaya studi mereka sebelum dilantik sebagai perwira aktif dan untuk menarik calon Bintara yang memiliki pengalaman sebagai Prajurit wajib militer. Anggaran itu juga mencakup kenaikan tunjangan perumahan dan gaji bintara.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan telah mengumumkan rencana untuk memperluas pendidikan kepemimpinan sehingga perwira junior dan bintara dapat lebih memahami karakteristik generasi baru di kalangan prajurit wajib militer dan membangun kemampuan untuk mempertahankan “kondisi komando yang penuh percaya diri.” Pemerintah membentuk “sistem pendidikan kepemimpinan yang disesuaikan” di berbagai yurisdiksi secara nasional dan bertujuan untuk membuka Pusat Pengembangan Pemimpin paling lambat pada tahun 2026, bersamaan dengan penerbitan materi pelatihan baru.

“Fokusnya sekarang adalah mendidik para Prajurit tentang mengapa kita melawan dan menanggapi provokasi Korea Utara,” ungkap In-Bum Chun.

Menarik dan mempertahankan anggota yang baru direkrut menjadi semakin penting seiring dengan perubahan demografi di negara ini, dengan penurunan angka kelahiran hampir 13% dari tahun 2022 hingga 2023. Angkatan Bersenjata Korea Selatan memiliki sekitar 500.000 personel dinas aktif, dan pria berusia 18 hingga 35 tahun harus menjalani dinas militer selama sekitar 18 bulan.

Kementerian Pertahanan telah menaikkan batas usia untuk memasuki dinas militer dari 27 tahun menjadi 29 tahun dan mendorong lebih banyak perempuan untuk memasuki dunia militer.

Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik pada November 2023 berjanji untuk meningkatkan dukungan bagi keluarga militer yang memiliki banyak anak dan membangun budaya ramah keluarga di Angkatan Bersenjata. “Kami akan menciptakan kondisi kerja tempat rekan-rekan kami dapat bekerja dengan bahagia berdasarkan keluarga bahagia,” ungkap Shin Won-sik.

Kementerian Pertahanan juga memperluas akses ke konselor sipil. Per Mei 2023, perwira junior dan bintara dapat menerima konseling tanpa terlebih dahulu menjalani evaluasi psikologis, seperti yang diwajibkan sebelumnya.

Perwira tingkat pemula akan memiliki kebebasan lebih besar untuk menjadwalkan liburan, khususnya perjalanan ke luar negeri, guna mendukung keseimbangan di antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, demikian ungkap Kementerian Pertahanan. Permohonan cuti kini dapat diajukan melalui pemberitahuan sebelumnya dalam waktu yang lebih singkat dan dapat disetujui oleh pejabat yang lebih rendah pada rangkaian rantai komando.

Felix Kim merupakan koresponden FORUM yang berbasis di Seoul, Korea Selatan.

Beri Komentar Di Sini

Privasi Anda penting bagi kami. Jika Anda memilih untuk membagikan alamat email Anda, staf FORUM hanya akan menggunakannya untuk berkomunikasi dengan Anda. Kami tidak akan membagikan atau memublikasikan alamat email Anda. Hanya nama dan situs web Anda yang akan muncul pada komentar Anda. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button