Jepang, Korea Selatan, dan A.S. menyepakati pada KTT di Camp David untuk memperluas ikatan keamanan

The Associated Press
Para pemimpin Jepang dan Korea Selatan bergabung dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Agustus 2023 untuk mengikuti KTT bersejarah di Camp David, tempat peristirahatan presiden A.S. di Maryland. KTT itu memperkuat perjanjian keamanan baru di antara sekutu yang menghadapi hubungan yang semakin tegang dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Korea Utara.
Di akhir pembicaraannya dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden Joe Biden mengatakan ketiga negara itu akan membentuk hotline untuk membahas tanggapan terhadap berbagai ancaman.
“Ketiga negara kita menjadi lebih kuat dan dunia akan menjadi lebih aman jika kita bersatu. Dan saya tahu ini merupakan keyakinan yang dimiliki oleh ketiga negara kita,” ungkapnya.
“Tujuan kerja sama keamanan trilateral kita adalah dan akan tetap berupaya mendorong dan meningkatkan perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan,” ungkap ketiga pemimpin itu dalam sebuah pernyataan.
Presiden Joe Biden mengatakan KTT itu “bukan tentang Tiongkok” tetapi berfokus pada masalah keamanan yang lebih luas. Akan tetapi, pernyataan penutup ketiga pemimpin itu mencatat tindakan RRT yang “berbahaya dan agresif” di Laut Cina Selatan, dan mengatakan bahwa mereka “menentang keras setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo di perairan Indo-Pasifik.”
Yoon Suk Yeol mencatat khususnya ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara, dengan mengatakan bahwa ketiga pemimpin itu menyepakati untuk meningkatkan “kemampuan respons bersama kita terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara, yang telah menjadi lebih canggih daripada yang pernah ada sebelumnya.”
Fumio Kishida mengatakan sebelum pembicaraan itu bahwa “fakta bahwa kita, ketiga pemimpin, telah bersatu dengan cara seperti ini, saya yakin berarti bahwa kita memang sedang membuat sejarah baru pada hari ini. Komunitas internasional berada pada titik balik dalam sejarah.”
Ketiga negara itu juga menyetujui ikrar keamanan “kewajiban untuk berkonsultasi” baru, yang mewajibkan mereka untuk berbicara dengan satu sama lain semisal terjadi krisis atau ancaman keamanan di kawasan itu.
Ikrar itu dimaksudkan untuk mengakui bahwa ketiga negara itu memiliki “lingkungan keamanan yang secara fundamental saling terkait dengan satu sama lainnya” dan bahwa ancaman bagi satu pihak merupakan “ancaman bagi semuanya,” demikian menurut seorang pejabat senior A.S.
KTT itu juga berupaya untuk lebih mempererat kerja sama keamanan dan ekonomi di antara kedua sekutu A.S. itu.
Fumio Kishida dan Yoon Suk Yeol merasa prihatin dengan meningkatnya rangkaian uji coba rudal balistik Korea Utara dan latihan militer Tiongkok di dekat Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan mandiri dan diklaim oleh Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.