
Kopral Kepala Tiffany Del Oso/Urusan Publik Komando Mobilitas Udara/Angkatan Udara A.S.
Pasukan militer Kanada, Prancis, dan Amerika Serikat melakukan tindakan yang berbeda dari pelatihan pada umumnya di lepas pantai Kepulauan Mariana Utara untuk menyelamatkan 11 orang di atas kapal yang tidak dapat dioperasikan dan terapung-apung di tengah laut berbahaya pada awal Juli 2023, demikian yang dilaporkan Pasukan Penjaga Pantai A.S.
Pasukan dari berbagai negara itu berpartisipasi dalam latihan Mobility Guardian 23 (MG23) bersama dengan pasukan penyelamat sipil dan militer. MG23 merupakan latihan terbesar Komando Mobilitas Udara Angkatan Udara A.S. dan berlangsung untuk pertama kalinya di Indo-Pasifik.
Sinyal mara bahaya di lepas pantai Rota, Persemakmuran Kepulauan Mariana Utara (Commonwealth of the Northern Mariana Islands – CNMI), mendorong upaya kolektif untuk menyelamatkan para pelaut yang terdampar.
“Ini merupakan contoh sempurna mengapa interoperabilitas itu penting,” ungkap Marsekal Muda Darren Cole, Direktur Operasi, Penangkalan Strategis dan Integrasi Nuklir, Komando Mobilitas Udara Markas Besar. “Tidak ada yang lebih bermanfaat, dan mitra global kami memungkinkan kami melakukan ini di seluruh dunia, kapan saja, di mana saja.”
Sekitar pukul 17.00 pada tanggal 10 Juli, sekitar 30 mil laut barat laut Rota, Full 20 Horizon, sebuah kapal penangkap ikan yang panjangnya 6,5 meter dengan 11 orang di atasnya, tidak dapat dioperasikan dan terombang-ambing digulung gelombang yang tingginya hampir 2 meter serta disapu angin berkecepatan 19 kilometer per jam (kpj), demikian menurut rilis berita Pasukan Penjaga Pantai A.S.
Awak pesawat terbang angkut militer A400 Atlas Angkatan Udara dan Ruang Angkasa Prancis (French Air and Space Force – FASF) merupakan awak udara pertama yang memberikan tanggapan dan diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Guam. Pesawat terbang itu, yang dipiloti oleh Letnan Kolonel FASF Ronan, baru saja menyelesaikan acara pelatihan evakuasi medis udara MG23.
Ketika menerima permintaan pemberian dukungan dari Pasukan Penjaga Pantai A.S., Ronan memberikan pengarahan untuk kegiatan akhir latihan dan meluncur ke tempat kejadian dalam waktu kurang dari 10 menit untuk mendukung misi pencarian dan penyelamatan.
Awak udara Prancis itu, yang dilengkapi dengan teropong penglihatan malam hari dan tali pengaman, berdiri dalam kondisi siap siaga di pintu terbuka sembari mengamati samudra gelap di bawahnya. Atlas melihat kapal itu sekitar pukul 20.00 dan mempertahankan lokasinya ketika kapal Departemen Keamanan Umum CNMI mencoba mendekati kapal Full 20 Horizon. Akan tetapi, karena kondisi laut yang parah dengan kecepatan angin mencapai 28,9 kpj dan gelombang setinggi 2,4 meter, upaya penyelamatan awal yang dilakukan oleh kapal CNMI itu tidak berhasil.
“Pada saat-saat inilah misi [itu] sungguh bermakna,” ungkap Ronan. “Berkat A400M, kami mampu menemukan perahu itu dalam waktu singkat.”
Ketika sumber daya sipil dan militer A.S. mengatur upaya penyelamatan lebih lanjut, A400M tetap berada di atas perahu itu, mempertahankan kontak visual dengan kapal yang tidak dapat dioperasikan itu selama lima jam saat kondisi laut memburuk. Tugas A400M FASF diambil alih oleh Hercules CC-130J Angkatan Udara Kanada dari Skuadron Angkut 436, yang juga berada di Guam untuk berpartisipasi dalam MG23, guna memastikan tidak adanya interupsi terhadap dukungan udara selama misi penyelamatan.
“Melalui komunikasi radio, kami dapat merasakan bahwa kehadiran pesawat terbang di atas kepala mereka menenteramkan hati para penumpang di atas perahu,” ungkap Kapten FASF Felix, kopilot A400M pada misi itu. “Kami berangkat untuk mengikuti latihan dengan mitra kami, dan kami akhirnya menyelamatkan orang yang benar-benar ada dalam kehidupan nyata.”
Upaya gabungan di antara RCAF dan FASF untuk mempertahankan kontak visual dengan perahu yang tidak dapat dioperasikan itu memberikan waktu bagi helikopter MH-60 Nighthawk Angkatan Laut A.S. untuk tiba di tempat kejadian dan memulai operasi penyelamatan.
“Sekutu dan mitra kami merupakan salah satu kekuatan terbesar kami, dan komitmen kami terhadap mobilitas global cepat memenuhi komitmen keamanan kami di kawasan ini dengan memungkinkan kami untuk menanggapi dengan cepat setiap krisis atau tantangan di Indo-Pasifik,” ungkap juru bicara Satuan Tugas Udara Kanada Kapten Anya Montpetit.
Awak udara Nighthawk mengerek 11 penumpang Full 20 Horizon ke atas helikopter tanpa mengalami cedera. Mereka diangkut ke bandara Rota, tempat petugas tanggap darurat setempat menunggu kedatangan mereka. Sembilan dari 11 orang yang diselamatkan dilaporkan merupakan warga negara Republik Rakyat Tiongkok. Pasukan Penjaga Pantai A.S. menderek kapal yang terdampar itu ke Rota.
Kolonel Nick Simmons, komandan Pasukan Penjaga Pantai A.S. di Mikronesia/Sektor Guam, menekankan pentingnya pesawat terbang dalam operasi pencarian dan penyelamatan lepas pantai.
“Awak pesawat terbang memainkan peran penting dalam upaya kami untuk menyelamatkan nyawa dalam situasi maritim yang menantang,” ungkap Nick Simmons. “Penggunaan aset udara, dikombinasikan dengan kemitraan lokal kami, memastikan diberikannya tanggapan yang cepat dan efektif terhadap panggilan darurat, yang pada akhirnya meningkatkan peluang penyelamatan yang sukses.”
Letnan Kolonel Jacob Parker, direktur latihan MG23, mengatakan operasi penyelamatan itu menunjukkan pentingnya pasukan gabungan dan interoperabilitas di antara sekutu dan mitra.
“Bersama-sama, kita menjadi yang terbaik dalam apa yang kita lakukan, dan kemampuan kita untuk melakukannya secara bersama-sama tiada duanya,” ungkap Jacob Parker. “Kolaborasi mulus di antara berbagai negara — dengan menyertakan sumber daya militer dan sipil — menghasilkan 11 nyawa yang terselamatkan.”
MG23 diikuti oleh 3.000 personel dari Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Selandia Baru, Britania Raya, dan A.S. Mereka mengoperasikan sekitar 70 pesawat terbang yang melintasi jarak sekitar 4.828 kilometer hingga 21 Juli.