RRT dan Rusia memperdalam hubungan di tengah seruan perdamaian Beijing yang tidak meyakinkan
Staf FORUM
Menyusul rencana perdamaian yang meragukan dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dalam perang Rusia terhadap Ukraina, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok (PKT) Xi Jinping melakukan kunjungan tiga hari ke Moskow pada Maret 2023. RRT menyebut perjalanan itu sebagai “kunjungan persahabatan, kerja sama, dan perdamaian” ketika Beijing berupaya menggambarkan dirinya sebagai pihak netral yang berkomitmen untuk mengakhiri konflik berdarah di Ukraina, tempat ratusan ribu orang tewas sejak invasi Rusia yang tidak beralasan pada Februari 2022.
Proposal RRT yang bersifat pro-Rusia itu menyatakan tujuan untuk mengakhiri pertempuran, meskipun Beijing mengincar opsi untuk mempersenjatai Rusia, demikian menurut pejabat intelijen A.S. Beijing membantah pernyataan itu. Akan tetapi, laporan perdagangan dan bea cukai menunjukkan bahwa perusahaan Tiongkok, termasuk satu kontraktor pertahanan, mengirimkan senapan, rompi antipeluru, suku cadang drone, dan peralatan militer lainnya ke Rusia dari Juni hingga Desember 2022, demikian yang dilaporkan saluran berita Politico yang berkantor pusat di Amerika Serikat. Berbagai laporan menuduh senjata api itu, jenis yang digunakan oleh polisi paramiliter, diidentifikasi sebagai “senapan berburu sipil” dalam data bea cukai.
Presiden Rusia Vladimir Putin menjamu Xi Jinping dalam kunjungan yang dirancang dengan sangat cermat itu, ditampilkan dalam foto, pada akhir Maret. Agenda kunjungan itu adalah pembahasan “rencana 12 poin” RRT, yang mengusulkan gencatan senjata di Ukraina tetapi tidak secara eksplisit menyerukan agar Rusia menarik diri dari negara itu. Rencana tersebut akan “pada dasarnya mengakui keuntungan yang diperoleh oleh Rusia dan upayanya untuk menaklukkan wilayah negara tetangganya dengan menggunakan pasukan militer, yang memungkinkan pasukan Rusia untuk terus menduduki wilayah kedaulatan Ukraina,” ungkap juru bicara Dewan Keamanan Nasional A.S. John Kirby kepada jurnalis. Para kritikus juga mencatat bahwa proposal tersebut akan memberi Vladimir Putin waktu untuk menyusun kembali kekuatan pasukan yang dipersiapkan untuk pertempuran guna melakukan serangan lainnya.
RRT menolak untuk mengecam perang itu dan, untuk menghormati Moskow, tidak akan menggambarkan agresi Rusia sebagai invasi. Pada saat yang sama, pernyataan yang diterbitkan Beijing terkait perang itu menyerukan penegakan kedaulatan dan keutuhan wilayah. Di Taiwan, pulau demokratis yang memiliki pemerintahan mandiri yang diklaim oleh RRT sebagai wilayahnya dan diancam akan direbut dengan menggunakan pasukan militer, rujukan yang diungkapkan Xi Jinping tentang kedaulatan terasa hampa.
“Ingin perdamaian? Kedua autokrat itu harus segera menghentikan ancaman, agresi, dan ekspansionisme mereka,” ungkap Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu di Twitter.
Perilaku agresif RRT terhadap Taiwan — termasuk perang siber, kampanye disinformasi, dan penyusupan yang hampir setiap hari dilakukan oleh pesawat terbang dan kapal militer Tiongkok di dekat pulau itu — mempertanyakan kemampuan Beijing untuk bertindak sebagai perantara perdamaian yang jujur di Ukraina, demikian ungkap para analis. Begitu pula sikap tidak bersahabatnya di Laut Cina Selatan, tempat invasi Rusia dapat memberikan implikasi pada sengketa di wilayah itu. Klaim ilegal RRT atas sebagian besar wilayah di laut itu tumpang tindih dengan klaim yang diajukan oleh berbagai negara di Asia Tenggara termasuk Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Meskipun mahkamah internasional membatalkan klaim kedaulatan menyeluruh RRT, PKT terus memiliterisasi terumbu karang buatan dan fitur lainnya di Laut Cina Selatan, serta mengganggu warga sipil dan angkatan bersenjata negara-negara lainnya di wilayah mereka sendiri.
Tanggapan RRT terhadap kudeta militer Myanmar juga meragukan kesediaannya untuk merundingkan perdamaian. Beijing dan Moskow memasok persenjataan ke junta militer yang menggulingkan pemerintah Myanmar yang terpilih secara demokratis pada Februari 2021, sehingga memicu konflik yang telah mengakibatkan mengungsinya sekitar 1,5 juta orang. Ketika para pemimpin militer berjuang untuk mempertahankan kekuasaan dalam mengatasi pemberontakan yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap, mereka menggunakan kekerasan yang semakin intensif terhadap warga sipil, demikian yang dilaporkan utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Myanmar, Noeleen Heyzer, pada Maret 2023. Dia mengutip pengeboman udara, pembakaran rumah, dan “pelanggaran hak asasi manusia berat lainnya.” Sementara itu, RRT tidak hanya mendukung junta militer Myanmar tetapi juga kelompok oposisi untuk memastikan diperolehnya sumber daya mineral dan energi dari Myanmar, demikian menurut wadah pemikir The Jamestown Foundation yang berkantor pusat di A.S.
Ketika negara-negara lainnya berusaha untuk mengisolasi Rusia sejak invasi Vladimir Putin ke Ukraina, RRT telah mengambil tindakan untuk berupaya memperkuat hubungannya dengan Moskow, demikian ungkap berbagai badan intelijen. Kedua negara itu telah menggelar beberapa latihan militer gabungan sejak pecahnya perang itu. Beijing juga bergabung dengan Moskow dalam mengecam NATO secara berkala dan tetap menjadi salah satu pembeli terbesar minyak Rusia, demikian yang dilaporkan surat kabar The New York Times.
Kamera menangkap percakapan di antara Xi Jinping dan Vladimir Putin ketika kedua autokrat itu meninggalkan acara jamuan makan malam kenegaraan di Rusia pada tanggal 21 Maret. “Saat ini, ada perubahan yang belum pernah kita lihat selama 100 tahun terakhir ini,” ungkap Xi Jinping kepada Vladimir Putin, demikian menurut berbagai laporan media. “Dan kitalah yang bersama-sama mendorong terjadinya perubahan ini.”
FOTO DIAMBIL DARI: THE ASSOCIATED PRESS