Asia TenggaraKemitraan

Pendidikan dan pelatihan memegang peran utama bagi peningkatan kerja sama pertahanan Indonesia-Singapura

Tom Abke

Indonesia dan Singapura memajukan implementasi Perjanjian Kerja Sama Pertahanan (Defense Cooperation Agreement – DCA) yang baru saja diratifikasi, sehingga membuka pintu bagi peningkatan keterlibatan pertahanan di antara kedua negara melalui latihan pertahanan, pelatihan dan pendidikan personel pertahanan, serta pembagian intelijen.

Pertemuan baru-baru ini di antara Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto dan para pejabat Pertahanan Singapura di Jakarta memperjelas hal ini. Prabowo Subianto, ditampilkan dalam foto di sebelah kiri, bertemu dengan Menteri Senior dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Singapura, Teo Chee Hean, ditampilkan dalam foto di sebelah kanan, pada 1 Maret 2023, dan dengan komandan Angkatan Bersenjata Singapura, Letnan Jenderal Melvyn Ong, dua hari sebelumnya. Prabowo Subianto mengadakan kedua pertemuan tersebut di Kementerian Pertahanan Indonesia, yang dikenal sebagai Kemhan, di Jakarta.

“Kami menyambut baik setiap upaya untuk memperkuat dan menciptakan kerja sama pertahanan yang harmonis di antara kedua negara dan terbuka untuk mengeksplorasi semua potensi kerja sama pertahanan yang saling menguntungkan,” ungkap Prabowo Subianto seusai pertemuannya dengan Teo Chee Hean, demikian menurut Kemhan.

DCA merupakan topik penting pada kedua pertemuan tersebut. DCA, yang pertama kalinya ditandatangani pada tahun 2007 dan diratifikasi pada tahun 2022, merupakan perjanjian bilateral yang mencakup berbagai aspek kerja sama pertahanan dan keamanan, seperti latihan gabungan, pembagian intelijen, pendidikan militer, dukungan logistik, dan bantuan kemanusiaan.

DCA seharusnya meningkatkan kerja sama pertahanan di antara Indonesia-Singapura, demikian ungkap Prabowo Subianto seusai pertemuannya dengan Melvyn Ong. Peningkatan kerja sama juga seharusnya meningkatkan sumber daya manusia yang tersedia untuk pertahanan kedua negara.

Dalam pertemuan di antara Prabowo Subianto dan Teo Chee Hean, kedua menteri itu memprioritaskan Pengaturan Implementasi (Implementing Arrangement – IA) untuk Area Pelatihan Militer (Military Training Area – MTA), lahan di wilayah Indonesia yang diperuntukkan bagi pelatihan angkatan darat dan udara Singapura. IA, yang merupakan bagian dari DCA, menggantikan perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1995.

Menyusul ratifikasi DCA pada tahun 2022, Kementerian Pertahanan Singapura memuji perjanjian tersebut karena menunjukkan rasa saling percaya dan kemitraan strategis di antara Indonesia dan Singapura, serta kepentingan bersama mereka dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan. Kementerian itu juga mengakui manfaat MTA, yang penting bagi kemampuan pertahanan Singapura, mengingat luas wilayahnya yang terbatas.

DCA melengkapi kerja sama pertahanan lainnya di antara kedua negara, seperti Patroli Selat Malaka yang melibatkan Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Dalam pertemuannya dengan Teo Chee Hean, Prabowo Subianto menekankan pentingnya pendidikan pertahanan sebagai area target kerja sama kedua negara. Dia menyampaikan undangan kepada anggota Angkatan Bersenjata Singapura untuk mendaftarkan diri di program magister Universitas Pertahanan Indonesia. Berbagai program pendidikan, termasuk diplomasi pertahanan, peperangan asimetris, manajemen pertahanan, dan lain-lain, disediakan oleh Universitas Pertahanan Indonesia, demikian menurut Kemhan. Mahasiswa dari Australia, Tiongkok, India, Malaysia, dan negara-negara lainnya telah mendaftarkan diri.

Kedua negara itu akan segera membentuk forum tahunan untuk membicarakan kerja sama pertahanan dan mengkaji potensi bidang kerja sama baru, demikian menurut Kemhan.

Indonesia dan Singapura memiliki masalah keamanan yang sama termasuk terorisme dan kejahatan transnasional. Selain DCA, DPR Indonesia meratifikasi dua perjanjian terkait pertahanan dan keamanan lainnya di antara kedua negara pada tahun 2022: kesepakatan untuk menyelaraskan kembali perbatasan di antara Kawasan Informasi Penerbangan Jakarta dan Singapura, yang menyelesaikan perselisihan mengenai demarkasi penerbangan sipil; dan perjanjian yang memungkinkan orang-orang yang dituduh melakukan kejahatan tertentu diekstradisi dari satu negara ke negara lain.

“Kementerian Pertahanan mendukung penuh kerja sama militer yang erat di antara Indonesia dan Singapura yang dibangun berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menguntungkan, dan penghormatan penuh terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan hukum internasional,” ungkap Prabowo Subianto.

Tom Abke merupakan koresponden FORUM yang memberikan laporan dari Singapura.

FOTO DIAMBIL DARI: KEMENTERIAN PERTAHANAN INDONESIA

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button