Asia TenggaraKepentingan Bersama Global

Para analis mengatakan peretas yang terhubung dengan PKT mencuri data dari server ASEAN

Benar News

Peretas yang terkait dengan Partai Komunis Tiongkok mencuri sejumlah data pada tahun 2022 dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan negara-negara anggotanya, yang mungkin berisi informasi strategis tentang Laut Cina Selatan dan pembicaraan dengan Washington, demikian ungkap para analis dan sebuah perusahaan keamanan siber pada awal Maret 2023.

Perusahaan keamanan siber Digital Forensic Indonesia, yang mengonfirmasi pencurian data yang dilaporkan oleh majalah Wired, mengatakan peretas mencuri 30.000 megabyte data, termasuk email, dari Sekretariat ASEAN dan berbagai kontak di negara-negara anggota. Para peretas mengakses server dari jarak jauh dan mencuri data, demikian ungkap kepala eksekutif perusahaan Ruby Alamsyah kepada Benar News.

ASEAN belum merilis informasi mengenai dampak spesifik dari serangan siber itu. Ruby Alamsyah mendesak blok regional itu untuk bekerja bersama-sama guna memperkuat pertahanan siber dan mengatakan serangan serupa terhadap Sekretariat ASEAN telah terjadi beberapa kali sejak tahun 2019. Dia menyebut para peretas itu sebagai “aktor negara.”

Serangan pada Februari 2022 itu terjadi menjelang KTT di antara Amerika Serikat dan ASEAN di Phnom Penh.

Ikatan ekonomi di antara negara-negara ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok telah meningkat, meskipun negara-negara anggota ASEAN secara bersamaan menyatakan keprihatinan atas klaim teritorial Beijing terhadap hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan. Kedua belah pihak dijadwalkan untuk melanjutkan pembicaraan di Indonesia pada Maret 2023 tentang pedoman perilaku di Laut Cina Selatan. (Foto: Sekretaris jenderal dan para menteri luar negeri ASEAN menghadiri pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN ke-32 di Jakarta pada Februari 2023.)

Negara-negara anggota ASEAN yaitu Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam memiliki klaim teritorial mereka sendiri atas berbagai bagian wilayah di jalur perairan itu. Laut Cina Selatan merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia serta sumber minyak, gas alam, dan mineral.

Meskipun Indonesia tidak menganggap dirinya sebagai pihak yang terlibat dalam sengketa, Beijing mengklaim hak bersejarah atas bagian laut yang tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusifnya.

Hunter S. Marston, seorang peneliti Asia di National University of Australia, mengatakan berita tentang pembobolan server ASEAN oleh aktor-aktor yang terkait dengan negara Tiongkok merupakan “pelanggaran serius terhadap kepercayaan ASEAN.”

“Perilaku semacam ini setara dengan praktik ekonomi predator Tiongkok dan ada banyak informasi strategis yang menurut Beijing menarik — mulai dari negosiasi Pedoman Perilaku di Laut Cina Selatan hingga diskusi tentang kemitraan strategis dengan Australia atau Amerika Serikat,” ungkap Hunter S. Marston kepada Benar News.

ASEAN meluncurkan dokumen Strategi Kerja Sama Keamanan Siber pada tahun 2017 sebagai peta jalan kerja sama regional untuk mencapai ruang siber yang aman.

Dokumen tersebut telah diperbarui untuk periode tahun 2021 hingga 2025 dan berfokus pada penguatan tata kelola dan ketahanan serta inovasi.

Murugason R. Thangaratnam, kepala eksekutif perusahaan keamanan siber Malaysia Novem CS, mengatakan dia berharap dokumen terbaru itu akan berfokus pada berbagi ide dan kisah. “Kerja sama lintas perbatasan merupakan kuncinya,” ungkapnya kepada Benar News. “Kami harus memiliki mentalitas mereka melawan kami. Orang baik melawan orang jahat.”

FOTO DIAMBIL DARI: GETTY IMAGES

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button