Jepang Menerapkan Pengawasan Ekstra kepada mahasiswa asing
Jepang meminta universitas untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap mahasiswa dan sarjana asing demi mencegah kebocoran teknologi kepada negara-negara seperti Republik Rakyat Tiongkok. Langkah ini sebagian ditujukan untuk keamanan nasional, dan juga bertujuan untuk mengamankan pertukaran pelajar dengan universitas Amerika Serikat dan Eropa.
Rentetan penangkapan akademisi Tiongkok di A.S. baru-baru ini atas tuduhan mata-mata merupakan peringatan bagi Jepang, ujar para pejabat.
Terjadinya gangguan rantai pasokan yang melemahkan, pencurian kekayaan intelektual dan serangan siber, serta keamanan ekonomi telah menjadi prioritas utama bagi pembuat kebijakan secara global dan area kerja sama diplomatik yang penting.
Dorongan untuk meningkatkan pemantauan pada akademisi merupakan bagian dari dorongan untuk memperluas kontrol ekspor Jepang, dibarengi dengan RUU keamanan ekonomi yang disahkan pada Juni 2022.
Di bawah pedoman baru tersebut, universitas diminta untuk melakukan pemeriksaan latar belakang dan menandai individu yang memiliki hubungan dengan pemerintah asing atau institusi terkait pertahanan. (Foto: Para mahasiswa berjalan di kampus University of Tokyo.)
Kedutaan Besar A.S. di Jepang mengatakan pihaknya menyambut baik revisi pedoman tersebut. Ia mengatakan A.S. akan mencari cara untuk membantu Jepang dan universitasnya dalam melindungi dari tantangan keamanan penelitian yang “nyata dan serius”.
Warga negara Tiongkok menyumbang 44% dari hampir 280.000 mahasiswa asing di Jepang pada tahun 2020, demikian menurut data pemerintah, sementara A.S. merupakan tujuan utama bagi para peneliti Jepang, diikuti oleh Tiongkok, pada tahun 2019. Reuters