Kapal induk India kunci strategi Indo-Pasifik
The Associated Press
India sedang mempersiapkan peluncuran kembali kapal induk INS Vikramaditya setelah perbaikan besar, sebuah langkah penting menuju pemenuhan rencananya untuk mengerahkan dua kelompok tempur kapal induk seiring upayanya untuk memperkuat kekuatan maritim regionalnya guna melawan meningkatnya keangkuhan Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Vikramaditya, dalam foto, diharapkan akan diluncurkan dalam waktu dekat dan akan bergabung dengan kapal induk buatan dalam negeri pertama India, INS Vikrant, dalam menjalani uji coba laut dan perlengkapan, dengan kedua kapal diharapkan akan beroperasi penuh pada 2023. Vikrant melakukan commissioning pada September 2022.
“Ini signifikan dalam hal kemampuan proyeksi kekuatan India, terutama di Samudra Hindia,” kata Viraj Solanki, pakar pertahanan Indo-Pasifik yang berbasis di London dari International Institute for Strategic Studies. “Ini benar-benar memberi India opsi untuk menampilkan kemampuannya melawan Tiongkok di Samudra Hindia, yang merupakan prioritas Angkatan Laut India.”
Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army Navy – PLAN) Partai Komunis Tiongkok telah melakukan ekspansi dan modernisasi selama lebih dari satu dekade. Pada Juni 2022, PLAN meluncurkan kapal induk pertama yang dirancang dan dibangun di dalam negeri, kapal induk ketiga Tiongkok, sebagai bagian dari program untuk memperluas jangkauan dan kekuatannya.
Pada saat yang sama, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah berinvestasi dalam teknologi rudal balistik dan jelajah, dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan PLA dalam “waktu dekat” akan dapat melakukan “serangan presisi jarak jauh terhadap target darat dari kapal selam dan kombatan permukaannya.”
Seiring Beijing meningkatkan kehadiran angkatan lautnya di sekitar Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, yang diklaim Tiongkok sebagai wilayahnya, dan mendorong klaim sewenang-wenangnya di Laut Cina Selatan, sekutu dan mitra Indo-Pasifik termasuk Britania Raya dan A.S. telah melakukan latihan rutin di kawasan tersebut dan perlintasan kebebasan navigasi melalui Selat Taiwan saat mereka mengupayakan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka. PLAN diperkirakan akan mengerahkan kapal induk ke Samudra Hindia untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun mendatang. PLAN sudah memiliki kapal lain yang beroperasi secara rutin di kawasan tersebut dan mendirikan pangkalan luar negeri pertamanya di negara Tanduk Afrika Jibuti yang memberikan akses mudah ke Samudra Hindia.
RRT menimbulkan keprihatinan di New Delhi pada Agustus 2022 ketika pihaknya merapatkan apa yang disebut India sebagai kapal mata-mata di pelabuhan Hambantota Sri Lanka, sebuah fasilitas yang disewakan kepada RRT pada 2017 selama 99 tahun.
“New Delhi melihat Beijing sebagai merambah ke dalam lingkup pengaruh tradisionalnya, terutama di kawasan Samudra Hindia,” kata Ridzwan Rahmat, seorang analis yang berbasis di Singapura dari perusahaan intelijen pertahanan Janes.
“Sementara potensi perang dengan Tiongkok kemungkinan akan terjadi di pedalaman, kehadiran Tiongkok di kawasan Samudra Hindia dapat sangat mengganggu jalur komunikasi laut India, yang akan sangat penting dalam mempertahankan upaya perang. Jalur modernisasi Angkatan Laut India baru-baru ini adalah untuk memastikan bahwa skenario seperti ini tidak akan mengakar,” kata Rahmat.
Seperti RRT, India memiliki senjata nuklir dan telah membangun kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir sebagai bagian dari triad nuklirnya yang terdiri dari platform berbasis udara, laut, dan darat. India memiliki dua kapal selam semacam itu dan berencana memperoleh dua kapal selam lagi, serta kapal selam serang bertenaga nuklir.
Armada India juga mencakup 10 kapal perusak, 12 fregat, dan 20 korvet.
India dan RRT bentrok di perbatasan darat yang dipersengketakan pada 2020, dengan korban jiwa di kedua belah pihak. Pertempuran itu berubah menjadi kebuntuan panjang di pegunungan, di mana masing-masing pihak telah mengerahkan puluhan ribu pasukan.
“Kebuntuan militer Tiongkok-India selama 30 bulan di pegunungan Himalaya dan sikap strategis Tiongkok di Laut Cina Selatan hendaknya menjadi petunjuk yang jelas bagi para pembuat keputusan India bahwa kekuatan maritim akan memiliki peranan penting untuk dimainkan sebagai instrumen kebijakan negara dalam hasil mendatang,” tulis pensiunan kepala Angkatan Laut India Arun Prakash pada Desember 2022 di surat kabar The Indian Express.
New Delhi berencana menempatkan kapal induk di tiap pantai, kata Kapten D.K. Sharma, pensiunan juru bicara Angkatan Laut India yang sekarang memberikan konsultasi tentang masalah pertahanan.
Sementara fokus India cenderung ke arah Pakistan di barat, kehadiran kapal Tiongkok di jalur pelayaran penting di timur India berarti adalah bijaksana bagi Angkatan Laut India untuk membuat kehadirannya terasa di sana juga, kata Rahmat.
India juga diperkirakan akan segera memutuskan pembelian 26 pesawat tempur serang maritim untuk Vikrant, antara F/A -18 buatan A.S. atau Rafale M buatan Prancis, versi yang sudah dioperasikan oleh Angkatan Udara India.
Vikramaditya, bekas kapal induk Soviet yang diperoleh dari Rusia, akan terus mengoperasikan pesawat tempur MiG-29K buatan Rusia yang sudah dimiliki India.
India berusaha mengurangi ketergantungannya pada peralatan militer dari Rusia, yang menyediakan sekitar 60% dari inventarisnya, dengan perang di Ukraina yang menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dan ketersediaan. A.S. dan mitra Indo-Pasifik lainnya menyajikan diri kepada New Delhi sebagai pemasok alternatif seraya mereka meningkatkan kerja sama dengan pemain regional utama.
Bahkan sebelum invasi tak beralasan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, India meningkatkan keterlibatan diplomatiknya dengan Australia, Jepang, dan A.S. — sesama anggota Dialog Keamanan Kuadrilateral, atau Quad — serta dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan negara-negara individual, kata Solanki.
“Ini benar-benar dipercepat setelah bentrokan India-Tiongkok di perbatasan pada Juni 2020,” ungkapnya. “Itulah saat kita melihat pergeseran nyata dan fokus untuk terlibat dengan Quad, dengan Prancis, untuk terlibat dengan Britania Raya secara lebih aktif, bekerja sama lebih jauh dengan Eropa … dan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN juga.”
FOTO DIAMBIL DARI: THE ASSOCIATED PRESS