Asia TenggaraIsu UtamaKepentingan Bersama GlobalRegional

Indonesia memperkuat Angkatan Laut, mengatasi tantangan keamanan lewat peningkatan kemampuan

Gusty Da Costa

Menghadapi ancaman keamanan di lingkungannya dan meningkatnya kebutuhan teknologi pertahanannya, pemerintah Indonesia berfokus untuk menyesuaikan kemampuannya demi memenuhi tantangan pada 2023. Salah satu aspek utama upaya ini adalah memodernisasi sistem persenjataan negara serta membangun fasilitas dan infrastruktur untuk Angkatan Bersenjata, khususnya Angkatan Laut.

Laksamana Yudo Margono, dalam foto, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), menekankan pentingnya menyeimbangkan kedua inisiatif tersebut. “Setiap tahun fiskal, TNI membangun sistem persenjataan militer untuk kapal patroli, pesawat latih, dan kapal taktis sea rider untuk peralatan patroli penegakan hukum di seluruh jajaran,” ujar Yudo pada 26 Desember 2022, saat meresmikan 16 unit sarana dan prasarana yang dibangun Angkatan Laut. Ia menambahkan bahwa membangun infrastruktur pendukung di dalam Angkatan Laut sama pentingnya dengan meningkatkan persenjataannya.

Indonesia akan “selalu memperkuat Angkatan Lautnya,” demikian ujar Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada 3 Januari 2023. Selama pertemuan dengan Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia Muhammad Ali, Prabowo membahas visi mengembangkan “Angkatan Laut yang profesional, modern, dan tangguh” untuk mencapai kesiapan tinggi dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan. Ali menegaskan kembali bahwa Angkatan Laut berfokus pada peningkatan kekuatan operasionalnya.

Kementerian Pertahanan bekerja sama dengan perusahaan galangan kapal milik negara PT PAL untuk memperbaiki dan meningkatkan kapasitas 41 kapal Angkatan Laut. TNI juga akan meninjau peralatan pertahanannya dan mengganti sistem persenjataan yang usang, ujar Yudo, yang memungkinkan perencana untuk menentukan kebutuhan peralatan demi memenuhi target kekuatan pokok minimum (minimum essential force atau MEF) untuk tahun 2024. Dengan manajemen anggaran yang tepat oleh unit Angkatan Laut, hingga 85% dari target implementasi dapat dicapai pada saat itu, ucapnya.

Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan kebutuhan keamanan, ungkap Khairul Fahmi, ahli militer di Institute for Security and Strategic Studies Jakarta, kepada FORUM. Ini termasuk penyusupan ilegal ke jalur laut, perairan teritorial, dan wilayah udaranya oleh entitas asing; kejahatan transnasional seperti terorisme, pembajakan kapal, penyanderaan dan penyelundupan; serta sengketa teritorial di antara negara-negara tetangganya.

“Indonesia harus berfokus pada pengembangan teknologi dan sistem persenjataan baru yang dapat menandingi kemampuan negara-negara lain di kawasan ini,” kata Khairul. “Ini termasuk berinvestasi dalam pertahanan siber, sistem tak berawak, dan senjata berpemandu presisi.”

Kemandirian dalam industri pertahanan sangat penting, demikian menurut Jan Pieter Ate, purnawirawan mayor jenderal TNI serta mantan direktur teknologi dan industri pertahanan di Kementerian Pertahanan Indonesia. “Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemain utama dalam industri pertahanan global, tetapi negara ini perlu berfokus pada pengembangan teknologi dan pembangunan sistem persenjataannya sendiri,” katanya kepada FORUM. “Ini tidak hanya akan meningkatkan kemampuan pertahanan negara, melainkan juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi.”

Gusty Da Costa merupakan kontributor FORUM yang memberikan laporan dari Indonesia.

 

FOTO DIAMBIL DARI: TENTARA NASIONAL INDONESIA

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button