India menyetujui pengadaan aset militer yang ‘belum pernah terjadi sebelumnya’
Mandeep Singh
India telah menyetujui pengeluaran sebesar 152,718 triliun rupiah (10,18 miliar dolar A.S.) untuk memodernisasi angkatan darat, laut, dan udara sekaligus meningkatkan ekonomi pertahanan negara dengan sebagian besar investasi domestik. Ancaman keamanan maritim dan perbatasan telah menyebabkan Kementerian Pertahanan negara itu untuk melakukan pengadaan aset bagi Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Pasukan Penjaga Pantai.
“Prakarsa yang belum pernah terjadi sebelumnya” ini akan membawa senjata baru dan peningkatan lainnya setelah 2030, demikian yang dilaporkan majalah Defense News. Lebih dari 97% bahan dan peralatan akan dibuat di India, demikian pernyataan dari Kementerian Pertahanan India.
Prakarsa Dewan Akuisisi Pertahanan (DAC) akan memberikan “dorongan yang besar” bagi industri pertahanan untuk mencapai sasaran India yang mandiri, atau Atmanirbhar Bharat, ucap kementerian tersebut.
Sistem pertahanan udara jarak sangat pendek (VSHORAD) adalah salah satu alokasi untuk Angkatan Darat India. VSHORAD adalah sistem rudal permukaan-ke-udara portabel yang dapat menarget pesawat dan helikopter.
“Mengingat perkembangan terkini di sepanjang perbatasan Utara, ada kebutuhan untuk berfokus pada sistem senjata Pertahanan Udara yang efektif dan portabel bagi manusia serta dapat dikerahkan dengan cepat di medan yang terjal dan ranah maritim,” Kementerian Pertahanan melaporkan pada pertengahan Januari 2023, sebuah rujukan yang jelas terhadap bentrok yang baru-baru ini terjadi antara pasukan India dan Partai Komunis Tiongkok (PKT) di Himalaya di sepanjang Garis Kontrol Aktual yang disengketakan yang memisahkan kedua negara tersebut.
Rudal anti-tank, peluncur, dan peralatan pendukung Helina juga telah disetujui dan akan diintegrasikan dengan versi bersenjata helikopter ringan dan canggih India untuk Angkatan Darat. (Dalam foto: Helikopter India menembakkan rudal anti-tank Helina.)
DAC juga menyetujui pembelian kapal rudal generasi berikutnya untuk Angkatan Laut India, serta peluncur rudal BrahMos dan sistem kontrol penembakan untuk kapal fregat kelas Shivalik. Pada awal Desember 2022, DAC menyetujui 10 akuisisi lainnya untuk Angkatan Laut dan dua untuk Pasukan Penjaga Pantai.
Berkembangnya kehadiran PKT di Samudra Hindia adalah salah satu masalah keamanan maritim utama India, demikian menurut Observer Research Foundation, kelompok cendekiawan di New Delhi. Kapal mata-mata Tiongkok telah muncul secara teratur, terakhir pada November 2022 ketika kapal pengintai Tiongkok, Yuan Wang 6, memasuki Samudra Hindia melalui Selat Lombok.
Pengadaan rudal anti-kapal angkatan laut, kapal serbaguna, dan kendaraan otonom dengan daya tahan tinggi “akan semakin meningkatkan kekuatan maritim, memberikan dorongan pada kemampuan Angkatan Laut India,” kata Kementerian Pertahanan India.
Akuisisi kapal patroli lepas pantai untuk Pasukan Penjaga Pantai India akan meningkatkan pemantauan pantai, tambah kementerian tersebut.
Kapal patroli lepas pantai dapat melakukan tugas-tugas tempur, serta penegakan di zona maritim, pengawasan, serta operasi antipenyelundupan dan antipembajakan, demikian menurut Centre for Asian Strategic Studies-India di New Delhi.
DAC juga menyetujui enam akuisisi untuk Angkatan Udara termasuk bom berpemandu jarak jauh, kit augmentasi jangkauan untuk bom konvensional, dan sistem pengawasan yang canggih.
Mandeep Singh merupakan kontributor FORUM yang memberikan laporan dari New Delhi, India.
FOTO DIAMBIL DARI: ORGANISASI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTAHANAN INDIA