Asia SelatanAsia TenggaraAsia Timur LautIndo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka / FOIPIsu UtamaRegional

Proyek alutsista dalam negeri semakin gencar di India, Korea Selatan, dan Thailand pada tahun 2022

Staf FORUM

Berbagai proyek alutsista buatan dalam negeri menyebar luas di Indo-Pasifik pada tahun 2022 saat para pemimpin mengincar sasaran keamanan dan perekonomian jangka panjang. Sebagian besar pekerjaan itu didorong oleh ketegangan dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan kebijakan ekspansionisnya, peluncuran rudal yang memicu destabilisasi dan retorika agresif dari Korea Utara, serta pelajaran yang dipetik dari invasi tidak beralasan yang dilakukan Rusia di Ukraina. Negara-negara Indo-Pasifik juga menggunakan anggaran pertahanan yang berkembang pesat untuk meningkatkan keahlian dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada pemasok asing.

India mengoperasikan kapal induk buatan dalam negeri pertamanya, Kapal Angkatan Laut India Vikrant, pada bulan September, bergabung dengan segelintir kekuatan angkatan laut elite yang mengoperasikan lebih dari satu kapal induk aktif. (Foto: Perwira Angkatan Laut India berdiri di atas dek penerbangan INS Vikrant di Kochi, India, pada 2 September 2022.) Kemampuannya termasuk perang antikapal selam lintas udara, perang antipermukaan, pencegatan udara, kontra udara ofensif dan defensif, dan sistem peringatan dini lintas udara.

Galangan Kapal Cochin di India ditunjuk untuk membuat INS Vikrant senilai 45,2 triliun rupiah (2,9 miliar dolar A.S.), sebuah proyek yang dibantu oleh lebih dari 100 perusahaan India. Pada awal Desember, menteri pertahanan India, Rajnath Singh, mengatakan negara itu telah mulai mengerjakan kapal induk buatan dalam negeri keduanya. RRT dipandang sebagai pesaing utama angkatan laut India di Indo-Pasifik. Para analis mengatakan India, yang mulai mengoperasikan kapal induk pada tahun 1961, memiliki keunggulan. “Di atas kertas, kapal induk baru Tiongkok memiliki lebih banyak kemampuan … Akan tetapi, India memiliki pengalaman puluhan tahun dalam mengoperasikan pasukan penerbangan di kapal induk sementara itu Tiongkok masih mempelajarinya,” ungkap John Bradford, peneliti senior di S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura, kepada lembaga penyiaran berita CNN A.S.

Pada bulan Desember, India juga mengoperasikan INS Mormugao yang dibuat di dalam negeri. Kapal perang itu merupakan kapal perusak rudal siluman P15B kedua yang dimilikinya. Desain lambung dan perlengkapan dek yang tidak terdeteksi oleh radar membuat kapal itu sulit untuk dideteksi, demikian yang dilaporkan surat kabar The Indian Express, dan persenjataan kapal itu termasuk rudal permukaan-ke-permukaan dan permukaan-ke-udara serta peluncur roket dan torpedo yang dikembangkan oleh India.

Pesawat jet tempur KF-21 yang dikembangkan di dalam negeri oleh Korea Selatan menyelesaikan uji terbang pertamanya pada Juli 2022. (Foto: Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan merilis foto penerbangan perdana pesawat jet tempur KF-21 Korea Selatan ini.) Dikembangkan oleh Korea Aerospace Industries, pesawat terbang generasi mendatang itu dipuji sebagai tulang punggung masa depan angkatan udara Korea Selatan. Pesawat tempur itu mewakili dorongan untuk menggantikan pesawat jet tempur yang menua dalam menghadapi meningkatnya ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. Korea Selatan dan Indonesia telah sepakat untuk bersama-sama mengembangkan pesawat tempur itu dalam proyek senilai 96,04 triliun rupiah (6,16 miliar dolar A.S.), dengan Jakarta membayar 20% biaya pengembangannya. Produksi massal dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2026.

Korea Selatan juga mengatakan pada tahun 2022 bahwa pihaknya akan mengembangkan rudal udara-ke-darat jarak jauh pertama yang diproduksi di dalam negeri. Proyek senilai 2,28 triliun rupiah (146 juta dolar A.S.) itu akan dipasang pada pesawat tempur KF-21.

Di Thailand, upaya reformasi membantu menumbuhkan industri alutsista dalam negeri, dengan sistem generasi mendatang dan transfer teknologi sebagai prioritas, demikian ungkap Lowy Institute, wadah pemikir urusan internasional yang berkantor pusat di Sydney, Australia.

Pada hari pembukaan pameran Defense & Security 2022, Institut Teknologi Pertahanan (Defense Technology Institute – DTI) Thailand meluncurkan kendaraan lapis baja D-Tiger barunya. Kendaraan taktis itu dikembangkan untuk Angkatan Bersenjata Thailand dan untuk pelanggan ekspor, khususnya di Asia Tenggara, demikian yang dilaporkan situs web berita pertahanan Janes. Kendaraan taktis berbobot 12 metrik ton itu, yang dibuat oleh DTI dan perusahaan alutsista Thailand Chaiseri Metal and Rubber Co., dirancang untuk operasi komando dan kontrol serta untuk pasukan infanteri. Kendaraan taktis itu menggunakan teknologi dan komponen Thailand. Kendaraan lapis baja kedua yang diperkenalkan pada pameran pada tahun 2022 itu, D-Lion, merupakan proyek gabungan Jatunapas Co. Thailand dan produsen alutsista Afrika Selatan, Paramount. Kendaraan tempur infanteri itu, yang dilengkapi ruang untuk empat orang prajurit dan seorang juru tembak, juga akan dibuat di Thailand.

FOTO DIAMBIL DARI: REUTERS

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button