Ancaman AsimetrisIsu UtamaKemitraanKepentingan Bersama GlobalTajuk Utama

Resep Keberhasilan

Kerja Sama Sangat Penting Untuk Memerangi Ancaman Kesehatan

Staf FORUM

Tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat pandemi virus korona telah menyoroti peran penting profesi medis militer dalam memastikan kesejahteraan dan kesiapan, bukan hanya bagi angkatan bersenjata, melainkan juga masyarakat luas. Mulai mengembangkan vaksin untuk COVID-19 hingga menavigasi gangguan rantai pasokan global dan mengirimkan pasokan penyelamat nyawa, praktisi dan perencana kesehatan militer di seluruh kawasan Indo-Pasifik telah memusatkan perhatian dan bekerja sama untuk bertahan di lingkungan kesehatan masyarakat yang fluktuatif.

“Ini adalah saat-saat yang begitu menantang — pandemi COVID-19 telah menyebar ke seluruh dunia dengan kecepatan luar biasa dan membawa dampak yang sangat besar,” ungkap Laksamana Muda Pamela Miller, Ahli Bedah Komando di Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat (USINDOPACOM) saat itu, dalam pesan sambutannya untuk Pertukaran Kesehatan Militer Indo-Pasifik (IPMHE) pada Maret 2022. “Pandemi telah mengubah semua tatanan kehidupan kita dan menekankan pentingnya kemitraan, berbagi praktik terbaik, dan bekerja sama untuk memenuhi tantangan berikutnya di dunia yang berubah dengan cepat ini.”

Acara yang diselenggarakan oleh USINDOPACOM dan Layanan Medis Angkatan Bersenjata India ini menghadirkan para ahli kedokteran militer dari lebih dari 30 negara dalam latar virtual untuk meninjau pelajaran yang diperoleh dari memerangi pandemi dan menggali beragam topik hangat dan berkembang, seperti trauma dan bedah lapangan, terapi gen, telemedis, robotika, dan dukungan keperawatan dalam operasi bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana (humanitarian assistance and disaster relief atau HADR). “Acara ini sangat penting untuk memupuk hubungan serta bertukar bakat dan keahlian yang berharga dalam bidang kedokteran guna memberikan manfaat bagi seluruh kawasan,” ungkap Miller kepada FORUM. “Hal ini juga memberikan kesempatan keterlibatan tindak lanjut mengenai penelitian, kolaborasi, dan pertukaran tenaga ahli dalam lingkungan kedokteran ilmiah atau operasional.”  

Laksamana Madya India Rajat Datta, Direktur Jenderal Layanan Medis Angkatan Bersenjata, menyampaikan sambutan pembukaan di Pertukaran Kesehatan Militer Indo-Pasifik. SERSAN SATU ANTHONY J. RIVERA/ANGKATAN LAUT A.S.

Ditugaskan sebagai perwakilan di Pasukan Perawat Cadangan Angkatan Laut A.S. pada 1989, Miller menyandang gelar sarjana dan magister di bidang keperawatan dari University of Iowa dan magister di bidang administrasi perawatan kesehatan dan doktor di bidang kedokteran osteopati dari Des Moines University, juga di negara bagian asalnya Iowa. Dia menyelesaikan program magang transisi dan residensi dalam kedokteran darurat di Naval Medical Center San Diego, California. Miller telah menjabat sebagai perwira pasukan perawat dan perwira pasukan medis, termasuk ditugaskan ke Irak untuk mendukung Operasi Kebebasan Abadi (Operation Enduring Freedom). Di sana, dia menjadi perwira yang bertanggung jawab atas peleton trauma syok bergerak.

Sebelum ditugaskan sebagai ahli bedah komando USINDOPACOM, Miller memegang sejumlah peran kepemimpinan termasuk eksekutif medis senior; ahli bedah angkatan laut; pemimpin spesialisasi medis operasional; komandan; wakil kepala staf; ahli bedah armada cadangan, Komando Pasukan Armada A.S.; dan wakil komandan, Pasukan Medis Angkatan Laut Atlantik, komponen cadangan. Dia telah menerima penghargaan Legion of Merit sebanyak dua kali, Meritorious Service Medal empat kali, Navy Achievement Medal dua kali, dan Military Outstanding Volunteer Service Medal.

Dalam sebuah wawancara dengan FORUM tak lama setelah dilangsungkannya IPMHE, Miller menyoroti beberapa bidang fokus masa depan untuk sistem kesehatan militer, membahas beberapa keberhasilan profesi ini dalam melawan COVID-19, dan membahas sinergi dalam kemajuan di bidang perawatan kesehatan militer dan sipil. “Pendekatan menyeluruh adalah elemen terpenting dalam penanggulangan efektif dan efisien terhadap keadaan darurat regional atau global, termasuk keadaan darurat terkait perawatan kesehatan,” ungkapnya.

Tema yang diangkat dalam IPMHE adalah “Perawatan Kesehatan Militer di Dunia yang Bergejolak, Tidak Pasti, Kompleks, dan Ambigu.” Bagaimana volatilitas yang luar biasa dari pandemi COVID-19 membentuk perawatan kesehatan militer di kawasan Indo-Pasifik dan secara global? Di mana Anda memperkirakan pelatihan, keahlian, sumber daya, atau fokus tambahan akan diperlukan dalam beberapa tahun mendatang?

Virulensi dan tingkat penularan virus SARS-CoV-2 secara jelas menunjukkan spektrum interaksi manusia ke manusia yang begitu luas. Efek COVID-19 pada instalasi pangkalan militer di luar negeri dapat disamakan dengan efek di negara kepulauan, negara bagian kepulauan, dan wilayah kepulauan. Pangkalan dapat diasingkan, dan penyeberangan dapat dibatasi dan dipantau, tetapi pangkalan tidak memiliki sumber daya keberlanjutan organik. Makanan, air, dan bahan makanan sehari-hari perlu diantar atau dikirim, sehingga meningkatkan risiko penyebaran infeksi COVID-19. 

Pelatihan, keahlian, dan sumber daya tambahan dalam pengaturan perawatan kesehatan perlu berfokus pada pekerja dan fasilitas perawatan kesehatan yang memiliki prosedur operasi standar untuk COVID-19 dan penyakit menular lainnya yang mencakup sejumlah area seperti prosedur alat pelindung diri [APD], penetapan dan pembuatan unit yang terisolasi, peralatan yang diperlukan untuk membatasi paparan, dan manajemen rantai pasokan logistik.

Pengawasan hayati akan memerlukan komunikasi dan koordinasi proaktif dengan para pakar internasional dan komite militer untuk mengidentifikasi dan memantau indikator utama pada fase awal penyakit menular yang mungkin terjadi. Perlindungan kesehatan pasukan dan pengawasan hayati harus dikoordinasikan dan diintegrasikan dengan mitra internasional untuk deteksi dan peringatan dini.

Pandemi COVID-19 telah memengaruhi sistem kesehatan di seluruh dunia. Upaya mendatang untuk meningkatkan sistem perawatan kesehatan, termasuk sistem kesehatan militer, harus berfokus pada: 

Laksamana Muda Angkatan Laut A.S. Pamela Miller, Ahli Bedah Komando di Komando Indo-Pasifik A.S. saat itu, menyampaikan sambutan pembukaan di Pertukaran Kesehatan Militer Indo-Pasifik pada Maret 2022, yang diselenggarakan oleh USINDOPACOM dan Layanan Medis Angkatan Bersenjata India. SERSAN SATU ANTHONY J. RIVERA/ANGKATAN LAUT A.S.

Meningkatkan kapasitas lonjakan rumah sakit untuk menangani peningkatan yang signifikan dalam permintaan perawatan kesehatan yang berkaitan dengan pandemi berskala besar.

Memastikan tenaga pelayanan kesehatan garda depan tersedia dan mencukupi untuk mendukung pekerja yang kewalahan akibat tuntutan pandemi atau yang sedang sakit. 

Meningkatkan pengawasan, pengumpulan data, penyelidikan kasus, dan penyebaran informasi.

Mempercepat penelitian dan pengembangan pengujian, vaksin, dan terapeutik.

Bagaimana krisis kesehatan masyarakat saat ini memengaruhi interoperabilitas perawatan kesehatan militer di antara sekutu, mitra, dan negara-negara yang berpandangan serupa? Misalnya, bagaimana mitra tersebut berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah rantai pasokan yang berkaitan dengan APD, obat-obatan, dan item penting lainnya?

Mitra meningkatkan kesadaran dan pemahaman bersama tentang indikator penyakit menular dan kemungkinan strategi untuk digunakan dalam pandemi pada masa mendatang. Di seluruh bidang tanggung jawab [area of responsibility atau AOR], berbagai negara telah mencatatkan kebutuhan seiring perkembangan mereka, baik untuk APD, obat-obatan, ventilator, ataupun item lainnya. Kedutaan memproses permintaan tersebut dan — melalui proses normal yang sudah ada sebelumnya — Departemen Pertahanan A.S. bermitra ketika diminta untuk melakukan tugas tertentu atau menyediakan sumber daya khusus. Mitra utama di seluruh AOR siap mendukung mereka yang membutuhkan, dan melalui komunikasi dan kolaborasi kami dapat memaksimalkan dukungan bagi mereka yang membutuhkan. Kita semua berpotensi memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana setiap sistem layanan kesehatan memberikan respons di tengah krisis yang melanda berdasarkan nuansa sistem individu.

Di seluruh masyarakat, respons pandemi telah menyoroti sejumlah tantangan dan peluang. Apa saja pelajaran yang dapat dipetik di arena perawatan kesehatan militer? Apa hal yang Anda anggap sebagai keberhasilan dan kesenjangan dalam respons militer terhadap COVID-19?

Pelajaran yang dapat dipetik: 

Kemampuan untuk lebih mendefinisikan rangkaian masalah dan memahami hasil yang berkaitan dengan penambahan kombinasi peralatan dan personel atau mempertimbangkan peralatan atau profesional medis sebagai solusi sumber daya.

Keberhasilan:

Selain pelajaran universal tentang sistem perawatan kesehatan, kami juga mengambil pelajaran universal mengenai kesiapsiagaan. Pandemi memengaruhi seluruh sektor masyarakat, dan merencanakan respons strategis suatu negara memerlukan pandangan lain di luar aspek kesehatan, seperti sistem pengadaan, rantai pasokan, dukungan operasional, dan logistik. Pasukan militer telah dibekali pengalaman terkait beragam aspek kesiapsiagaan ini dan ini berkontribusi terhadap sejumlah keberhasilan militer selama pandemi. Misalnya, pasukan tersebar di seluruh dunia, termasuk untuk lingkungan yang ramai. Terlepas dari hal ini, pasukan militer [A.S.] telah mampu melakukan vaksinasi terhadap 97,8% personel yang bertugas aktif. Ini merupakan keberhasilan sesungguhnya dalam respons kita terhadap pandemi. 

Peluang: 

Beberapa bidang yang perlu kita tingkatkan antara lain kemampuan menggabungkan data kesehatan masyarakat dengan data terkait faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya pandemi, termasuk faktor penentu lingkungan dan meteorologi. Modernisasi data dan pendekatan inovatif terhadap penggunaan data dan informasi, termasuk penggunaan kecerdasan buatan, akan meningkatkan kemampuan kita untuk mengelola pandemi pada masa mendatang.

Dapatkah Anda memberi tahu kami tentang penggabungan kemajuan pada perawatan kesehatan militer ke dalam perawatan kesehatan sipil dan sebaliknya? Sehubungan dengan COVID-19, seberapa penting pendekatan menyeluruh dalam menanggulangi keadaan darurat kesehatan masyarakat regional dan global?

Pendekatan menyeluruh adalah elemen terpenting dalam penanggulangan yang efektif dan efisien terhadap keadaan darurat regional atau global, termasuk keadaan darurat terkait perawatan kesehatan. Pendanaan dan tenaga kerja terlatih selalu menjadi batasan utama untuk setiap respons, terutama jika respons tersebut bersifat global. Contoh kemajuan dalam perawatan kesehatan militer yang akan menjangkau seluruh masyarakat adalah pekerjaan yang dilakukan Walter Reed Army Institute of Research (WRAIR) [Departemen Pertahanan A.S.] pada vaksin COVID-19. WRAIR tengah mengembangkan vaksin COVID-19 yang memberikan respons imun terhadap berbagai varian SARS-CoV-2. Ini dapat mencegah kebutuhan akan vaksin baru seiring munculnya varian baru.

Pasokan bantuan COVID-19 yang disumbangkan oleh Badan Pembangunan Internasional A.S. tiba di New Delhi. MARTHA VANLIESHOUT/BADAN PEMBANGUNAN INTERNASIONAL A.S.

Pendekatan menyeluruh menekankan pada nilai-nilai sosial dan keterlibatan masyarakat serta kepemimpinan yang tepercaya dan transparan. Hanya melalui pendekatan menyeluruh kita akan dapat memastikan bahwa kehidupan dan mata pencaharian pihak yang paling rentan terlindungi.

Pandemi ini telah menuntut komitmen waktu, energi, dan sumber daya yang sangat besar oleh profesi perawatan kesehatan militer selama lebih dari dua tahun. Apa saja perkembangan penting selama periode ini di bidang perawatan kesehatan militer lainnya, seperti HADR?  

HADR adalah salah satu bidang keahlian di Departemen Pertahanan. Pusat Keunggulan Manajemen Bencana dan Bantuan Kemanusiaan adalah unit pelaporan langsung ke USINDOPACOM dan lembaga utama untuk memajukan kesiapsiagaan bencana dan ketahanan sosial di kawasan Indo-Pasifik. COVID meningkatkan peluang untuk melibatkan negara-negara di AOR kami dalam memfasilitasi pengetahuan dan keahlian regional di HADR. Selama COVID, berbagai program ini berjalan dan berkembang di ruang virtual.

Bagaimana era COVID-19 menyiapkan profesi perawatan kesehatan militer untuk memberikan respons terhadap pandemi berikutnya?

COVID-19 secara jelas menunjukkan perlunya komunitas layanan kesehatan untuk berkomunikasi, berkoordinasi, dan berkolaborasi di semua tingkatan. Ini memungkinkan individu, tim, organisasi, lembaga, pemerintah dan militer untuk saling berjejaring, mengembangkan, dan memperbarui konsep operasi, rencana, dan operasi. 

COVID-19 menunjukkan ketergantungan masyarakat — dan militer — terhadap barang dan bahan habis pakai yang terintegrasi ke dalam infrastruktur penting pasokan dan pengiriman, dan ketergantungan yang sangat besar terhadap pasokan asing. Ada begitu banyak pelajaran yang dapat dipetik dari COVID-19. Kami telah mempelajari cara mencegah dan mengobati virus yang benar-benar baru. Kami juga belajar tentang cara mengatur respons masyarakat yang majemuk dan menyeluruh terhadap ancaman melalui komunikasi dan kerja sama.

Apa tantangan logistik dari penyelenggaraan acara multilateral selama pandemi?

Penyelenggaraan IPMHE merupakan tugas yang monumental, terutama dengan dinamika COVID-19 yang terus berubah. Awalnya, acara ini akan digelar secara tatap muka. Lokasi konferensi dan penginapan ditentukan lebih awal untuk memastikan dukungan dana. USINDOPACOM mensponsori lebih dari 25 delegasi dari seluruh dunia untuk berpartisipasi, dan ini tetap dilakukan di tengah kondisi fluktuatif selagi memantau COVID dengan mitra kami di India. 

Dengan lonjakan varian omikron baru-baru ini, dan tiga minggu hingga pelaksanaan acara, semua rancangan acara diubah menjadi virtual. Ini membutuhkan pengaturan lingkungan virtual dan beberapa ruang simultan untuk mengakomodasi semua presentasi dan pembicara. Beberapa presentasi perlu direkam terlebih dahulu agar topik dapat diakses oleh beberapa pengguna dan pada beberapa zona waktu. Kami juga perlu mengumpulkan dan menyiapkan presentasi yang direkam sebelumnya.

Apa hal paling menarik tentang perkembangan dalam perawatan kesehatan militer yang Anda pelajari di IPMHE?

Penerapan kedokteran militer mengenai kecerdasan buatan, wearable, dan teknologi yang menambah kemampuan untuk memantau kesehatan dan meningkatkan pengawasan, serta kinerja.

Seberapa bermanfaat acara seperti IPMHE dalam meningkatkan keahlian, efektivitas, dan interoperabilitas organisasi perawatan kesehatan militer sekutu dan mitra di Indo-Pasifik dan sekitarnya? Bagaimana Anda memperkirakan perkembangan IPMHE dalam beberapa tahun mendatang, mengingat adanya sejumlah faktor seperti perluasan penerapan teknologi virtual?

Acara dan konferensi besar multinasional dan multilateral seperti IPMHE dan KTT Keamanan Kesehatan Sipil Militer disusun di atas kemitraan dan hubungan A.S. dan asing dalam komunitas medis untuk meningkatkan kemampuan satu sama lain untuk secara efektif dan efisien memberikan perawatan tidak hanya kepada personel militer, melainkan juga kepada semua warga negara.

Acara ini begitu penting untuk membina hubungan serta bertukar bakat dan keahlian yang bernilai di bidang medis agar menguntungkan seluruh kawasan. Ini juga memberikan kesempatan keterlibatan tindak lanjut mengenai riset, kolaborasi, dan pertukaran tenaga ahli dalam lingkungan kedokteran ilmiah atau operasional. Selain itu, platform ini memungkinkan semua negara, baik besar maupun kecil, untuk menampilkan bakat dan keahlian yang ada di negara mereka.  

Kami telah berulang kali membuktikan dalam beberapa tahun terakhir bahwa keterlibatan ini dapat berlangsung di ruang virtual. Namun demikian, umpan balik yang banyak disampaikan adalah bahwa tidak ada yang dapat menggantikan nilai keterlibatan pribadi dalam acara dan menjalin hubungan yang hanya dapat dioptimalkan di lokasi tatap muka.  o

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button