Pemerintah Tiongkok dapat memantau warganya meskipun menghentikan penggunaan aplikasi COVID-19
Radio Free Asia
Pemerintah Tiongkok masih memiliki sejumlah besar data tentang pergerakan warganya, meskipun menghentikan sementara penggunaan aplikasi pelacak COVID-19 yang tidak populer usai terjadinya unjuk rasa berskala nasional, demikian ungkap para analis kepada Radio Free Asia.
Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada pertengahan Desember 2022 berhenti menggunakan aplikasi ponsel cerdas “Kode Kesehatan” yang melacak status COVID-19 warga serta pergerakan mereka di dalam dan di luar area berisiko tinggi. Tindakan itu merupakan bagian dari pelonggaran keseluruhan kebijakan nol-COVID RRT.
Tetapi aplikasi itu, yang melacak pergerakan warga Tiongkok, bersama dengan status kekebalan tubuh kasus dan kontak COVID-19, telah mengumpulkan data tentang seluruh populasi negara itu, termasuk penduduk Hong Kong dan Makau. (Foto: Warga Tiongkok berangkat bekerja di Shenzhen pada pertengahan Maret 2022. Meskipun menghapus aplikasi yang melacak kasus COVID-19, pihak berwenang masih dapat memantau pergerakan penduduk.)
Yang Haiying, seorang profesor di Shizuoka University Jepang, mengatakan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang berkuasa memutuskan untuk menghentikan sementara penggunaan aplikasi itu untuk menjaga stabilitas politik menyusul gelombang unjuk rasa yang menentang penutupan akses menyeluruh, beberapa di antaranya termasuk seruan agar Sekretaris Jenderal PKT Xi Jinping mengundurkan diri, di berbagai penjuru Tiongkok pada akhir November.
“Pemerintah akan terus mengelola dan memantau seluruh masyarakat dengan menggunakan big data,” ungkap Yang Haiying. “[Unjuk rasa ini] tidak membentuk dasar bagi gerakan demokrasi.”
Tanda-tanda “perluasan bertahap tujuan awal” aplikasi itu telah muncul, dengan keluhan dari pengguna bahwa “kode kesehatan” mereka telah berubah dari hijau menjadi oranye kekuning-kuningan setelah mereka membeli obat flu atau obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, sehingga memaksa mereka untuk melakukan tes COVID-19 sebelum diperbolehkan meninggalkan rumah berdasarkan kebijakan pembatasan sebelumnya.
Pada awal November 2022, RRT mengumumkan rencananya untuk mendigitalisasikan rekam medis 1,4 miliar warganya dengan memanfaatkan kekuatan big data untuk melacak status kesehatan setiap orang di negara itu.
Komisi Kesehatan Nasional dan lembaga terkait kesehatan lainnya mengeluarkan arahan yang menyerukan pemasangan “catatan kesehatan elektronik yang dikelola secara dinamis dan kode kesehatan elektronik universal untuk setiap penduduk” paling lambat pada tahun 2025.
Ini berarti bahwa catatan perawatan kesehatan setiap orang di Tiongkok daratan akan didigitalisasikan, dihubungkan ke nomor KTP nasional mereka melalui platform nasional, dan diintegrasikan dengan kode kesehatan terpadu yang dapat dibagikan secara luas di antara rumah sakit, klinik, dan, bisa jadi, lembaga pemerintah.
Cendekiawan politik Tiongkok Chen Daoyin mengatakan aturan COVID-19 baru itu tidak berarti pemerintah akan berhenti memantau masyarakat secara ketat.
“Pelacak perjalanan berfungsi terutama dengan menggunakan sinyal ponsel Anda, karena ponsel di Tiongkok daratan semuanya dikelola oleh China Unicom, China Mobile, dan China Telecom, maka data itu sudah tersedia,” ungkap Chen Daoyin.
“Selama tiga tahun terakhir, [aplikasi itu] digunakan untuk melacak pergerakan masyarakat.”
“Sekarang meskipun pelacak rencana perjalanan COVID-19 telah dihentikan, mereka masih dapat menggunakan data itu jika mereka perlu melacak pergerakan kelompok orang tertentu, seperti yang kita lihat selama [unjuk rasa yang menentang penutupan akses menyeluruh],” ungkap Chen Daoyin.
Komentator urusan terkini Fang Yuan mengatakan pemerintah dapat dengan mudah terus memantau masyarakat dengan menggunakan big data yang sudah dimilikinya.
“Ada akumulasi big data yang sangat besar selama beberapa tahun terakhir ini yang berisi informasi pribadi yang sangat detail,” ungkap Fang Yuan. “Mereka yang berkuasa tidak akan menyia-nyiakan alat bantu yang menguntungkan semacam itu dalam waktu dekat ini.”
FOTO DIAMBIL DARI: GETTY