Ancaman AsimetrisAsia TenggaraIsu UtamaKemitraanRegionalTajuk Utama

Pasukan Sekutu

Latihan tahunan Balikatan melejitkan aliansi Filipina-A.S. ke era baru

Dalam skenario simulasi pertahanan, Angkatan Bersenjata Filipina (Armed Forces of the Philippines atau AFP) dan pasukan Amerika Serikat dengan amfibi mendaratkan beberapa sistem rudal permukaan-ke-udara Patriot di pantai Luzon utara di Filipina, kemudian mengangkutnya ke lokasi darat. Di lepas pantai utara Luzon, helikopter Black Hawks Filipina dan helikopter Apache dan Chinook A.S. mengoordinasikan operasi lintas dek pada siang dan malam hari. Sementara itu, pasukan bersama dan gabungan meluncurkan balon udara pada ketinggian tinggi dari Luzon Tengah untuk berlatih menghadirkan dilema penargetan bagi musuh potensial.

Melalui kegiatan yang tangguh itu, Balikatan 2022 membawa interoperabilitas, kemitraan, dan aliansi antara Filipina dan Amerika Serikat ke tingkat yang baru. Latihan iterasi ke-37, yang berlangsung dari 28 Maret hingga 8 April 2022 memperdalam makna frasa Tagalog yang menjadi namanya — “bahu membahu” — dan menunjukkan bagaimana aliansi yang terus menguat meningkatkan penangkalan terintegrasi di Indo-Pasifik. 

Pada fokus utama Balikatan 2022, latihan komando dan kontrol yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat realistis membantu membangun dasar bagi Balikatan 2023 yang akan datang, yang bahkan lebih canggih. Latihan secara keseluruhan ini menunjukkan banyak kemajuan teknologi antara pasukan militer dan memupuk daya juang yang tak tertandingi di antara pasukan yang selaras. Angkatan Udara, Angkatan Darat, Pasukan Penjaga Pantai, Pasukan Marinir, Angkatan Laut, dan pasukan operasi khusus Filipina bekerja sama dengan Angkatan Udara, Angkatan Darat, Pasukan Marinir, Angkatan Laut, Angkatan Ruang Angkasa, dan Komando Operasi Khusus A.S. untuk melakukan serangkaian peristiwa interoperabilitas gabungan dan bersama seperti latihan serangan udara, latihan menembak gabungan dengan amunisi aktif, pelatihan di lingkungan perkotaan, dan memberikan bantuan kemanusiaan. Sekitar 4.200 personel AFP dan 4.440 personel militer A.S. menunjukkan bagaimana penggunaan kemampuan saat ini, perancangan kemampuan baru, dan pengerahan kemampuan itu secara terintegrasi dapat meningkatkan penangkalan. 

Berbicara tentang program AFP untuk mengalihkan pasukan militer ke fokus pertahanan eksternal, Mayor Jenderal AFP Jeffrey Hechanova, wakil kepala staf untuk rencana, mengatakan kepada FORUM bahwa “tahun ini kami antusias karena kami dapat menggunakan beberapa peralatan yang dibeli dalam program modernisasi.”

Marinir Filipina mengamankan pantai di Claveria, provinsi Cagayan, pada Balikatan 2022. THE ASSOCIATED PRESS

“Sebelumnya, kami hanya dapat melihat pesawat A.S atau pesawat tempur A.S terbang. Sekarang, kami terbang bersama-sama karena FA-50 kami sudah tiba. Sekarang, kami berlayar bersama-sama karena beberapa kapal fregat kami sudah tiba. Kami melakukan operasi amfibi bersama-sama karena kami juga memiliki peralatannya. Kami memiliki beberapa peralatan pertahanan udara yang baru tiba. Kami memiliki beberapa howitzer,” ungkapnya saat diwawancarai di Camp Aguinaldo, markas besar umum AFP di Quezon City di pinggiran metro Manila, yang merupakan pusat komando Balikatan. 

Hubungan Manusia

Balikatan 2022 menggarisbawahi ikatan historis dan budaya yang erat antara Filipina dan A.S. serta negara-negara yang memiliki kesamaan komitmen terhadap demokrasi dan hak asasi manusia, yang dipamerkan setiap hari dalam hubungan orang-ke-orang yang hangat dan hubungan ekonomi yang kuat. Lebih dari 4 juta warga Filipina-Amerika tinggal di A.S., dan hampir 300.000 warga A.S. tinggal di Filipina. 

Kegiatan teknik kemasyarakatan Balikatan — yang mencakup membangun empat sekolah dasar tahan iklim dan melakukan beberapa keterlibatan kesehatan masyarakat, terutama di provinsi utara — menyoroti bahwa keamanan pada akhirnya terkait dengan memberdayakan masyarakat setempat untuk mencapai hal yang dibutuhkan agar masyarakat mereka berhasil. “Kami mampu memperkuat kesetiakawanan di antara pasukan kedua negara sekaligus membangun hubungan di kalangan masyarakat yang mendapatkan manfaatnya,” terutama di provinsi Cagayan dan Isabela, ujar Kolonel AFP Arman Mampusti, perencana di Kantor Wakil Kepala Staf Operasi Sipil-Militer yang mengoordinasikan berbagai proyek itu, kepada FORUM. “Secara pribadi saya dapat mengatakan bahwa masyarakat telah belajar banyak dari apa yang kami lakukan tahun ini. Pelatihan dasar penunjang kehidupan, pertolongan pertama, air dan higienitas, dan pelatihan dasar kelangsungan hidup akan bermanfaat bagi mereka pada saat keterampilan tersebut dibutuhkan,” ungkap Arman Mampusti. “Saya juga ingin menggarisbawahi bahwa ketika semuanya telah selesai, satu warisan abadi yang akan ditinggalkan latihan Balikatan adalah fasilitas yang dibangun. Saya hanya ingin kita membayangkan berapa banyak anak laki-laki dan perempuan yang akan menggunakan dan lulus dari sekolah ini, dan berapa banyak yang akan mendapatkan manfaat ketika sekolah ini digunakan sebagai fasilitas evakuasi selama terjadinya badai dan bencana alam lainnya.”

Hubungan keamanan di antara Filipina dan A.S. mengakar begitu dalam guna melindungi nilai-nilai dan kepentingan bersama tersebut, yang ditekankan oleh para pemimpin latihan. “Ini selalu menjadi konsep yang mendasari Balikatan, bahu membahu, mengatasi berbagai hal bersama-sama,” ungkap Hechanova kepada FORUM. “Filipina dan A.S memiliki sejarah yang sangat panjang. Kami berjuang berdampingan dalam Perang Dunia II, kami berjuang berdampingan di Korea, kami berjuang berdampingan di Vietnam. Ini adalah sejarah angkatan bersenjata kami. Balikatan saat ini merupakan cerminan bagaimana kemampuan kami bekerja secara berdampingan untuk meningkatkan keamanan bersama yang telah dibentuk di negara kami.”

Untuk mempromosikan kerja sama pertahanan yang lebih besar di seluruh wilayah dengan sekutu, mitra, dan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, AFP juga menjadi tuan rumah dan berlatih dengan lebih dari 45 operator khusus Australia. 

Komando dan Kontrol

Di labirin terbatas dalam tenda berpendingin udara yang dikelilingi oleh perimeter kawat berduri di dalam Camp Aguinaldo, lebih dari 50 staf gabungan dan bersama Filipina dan A.S. dari seluruh matra mempelajari data waktu nyata, yang memerinci peta dan grafik selama berjam-jam, hari demi hari. Tujuannya: mengembangkan rencana untuk menanggapi ancaman eksternal yang hipotetis, namun realistis terhadap kedaulatan Filipina dan menilai kemungkinan kinerjanya di ruang pertempuran. Mereka menjalankan skenario dan melakukan permainan perang untuk terus menyempurnakan rencana sepanjang pelatihan. 

Personel militer Filipina dan A.S. membongkar sistem rudal Patriot dari kapal pendarat di pantai Aparri di Filipina utara selama latihan pemasokan gabungan. SERSAN MELANYE MARTINEZ/PASUKAN MARINIR A.S.

Latihan komando dan kontrol, yang dikenal sebagai latihan staf atau STAFFEX, memungkinkan pasukan militer untuk menguji rencana dunia nyata untuk pertama kalinya di Balikatan, demikian ungkap Kolonel Michael Logico, direktur Pusat Pelatihan Bersama dan Gabungan AFP, kepada FORUM. STAFFEX menggambarkan konteks strategis yang lebih luas, termasuk bagaimana faktor dan perkembangan diplomatik, ekonomi, dan politik memengaruhi krisis. Ini memungkinkan kami untuk memikirkan hal yang belum pernah tercetus sebelumnya guna menemukan beberapa peristiwa tak terduga yang mungkin berakibat parah atau menentukan jika praktik di lapangan sesuai dengan rencana yang disusun di markas,” ucap Logico. Peristiwa tak terduga yang mungkin berakibat parah umumnya merupakan peristiwa yang tidak dapat diprediksi atau tidak terduga yang dapat memiliki konsekuensi serius. 

STAFFEX tidak hanya sekadar perencanaan. “Di sini, rencana atau produk bukanlah fokus kami, tetapi proses yang merupakan bagian terpenting,” ungkap Brigjen Brian Wolford, komandan jenderal Grup Logistik Marinir ke-3 Pasukan Marinir A.S. di Okinawa, Jepang, kepada FORUM. Wolford berperan sebagai komandan satuan tugas gabungan A.S. selama latihan tersebut.

“STAFFEX memungkinkan kami mempelajari banyak proses, yang memungkinkan kami untuk memampatkan waktu dari data yang dipasok oleh rantai untuk mengambil keputusan,” ungkap Brigjen Erick Escarcha, kepala Pusat Komando AFP. “Jadi, kami memecahkan banyak masalah,” ujar Escarcha, yang berperan sebagai komandan satuan tugas gabungan Filipina di STAFFEX.

“Kami mengawalinya dengan masalah yang relatif sederhana, tetapi tahun depan, kami akan berfokus pada masalah yang lebih kompleks dan dapat menyelesaikannya,” ungkap Wolford. “Kami mengambil kesempatan untuk bersatu sebagai organisasi ad hoc.” Karena COVID-19, Balikatan secara signifikan diperkecil menjadi sebanyak 300 peserta inti pada tahun 2020 dan 2021. “Apa yang kami lakukan sekarang adalah membangun kembali hal yang dahulu kami miliki, mengembalikan kami ke posisi sebelumnya, kemudian melanjutkan pembangunan mulai tahun depan,” ujarnya. 

“Apa yang kami pelajari di sini benar-benar dua kali lipat. Dimulai dengan Marinir muda, Prajurit muda, dari Filipina dan Amerika, ini adalah kesempatan bagi kami untuk saling membuka diri tentang cara kami melakukan sesuatu, kemampuan kami, proses pemikiran kami, dan mempelajari cara berpikir kami,” ungkap Wolford. “Bagi saya pribadi, saya benar-benar senang dapat melihat cara negara lain menyelesaikan masalah. Ini situasi yang berbeda, medan yang berbeda. Ada beragam variabel yang harus Anda tangani. Dapat menerima informasi tersebut benar-benar membantu, bukan hanya untuk perencanaan di sini, melainkan juga untuk perencanaan di lokasi lain.”

Balikatan 2023 akan dirancang dengan mengutamakan produk inti dari STAFFEX 2022 dan akan dibangun di atas pencapaian latihan secara keseluruhan. Selama iterasi berikutnya, contohnya, otoritas komando STAFFEX akan menjalankan latihan pos komando, rancang Escarcha dan Wolford.

Marinir Filipina mengendarai kendaraan serbu amfibi mereka selama latihan. THE ASSOCIATED PRESS

“Saya menantikan saat-saat ketika angkatan bersenjata A.S. dan Filipina bersatu, dan operasi ini akan sesederhana memasang perangkat plug and play,” ungkap Escarcha. “Saya menyamakan hal ini dengan musik. Semua musisi saling memahami. Mereka mungkin baru pertama kali bertemu, tetapi mereka dapat bernyanyi bersama dan menciptakan keharmonisan.” 

Akan tetapi, Balikatan sudah meraih beberapa pencapaian tinggi di luar koordinasi staf gabungan. “Dari luar, Balikatan adalah platform untuk meningkatkan pelatihan, kemampuan operasi bersama, interoperabilitas, yang semuanya berkontribusi pada keamanan Filipina,” kata Logico. Namun latihan tersebut memiliki tujuan lain. “Sewaktu Anda melakukan Balikatan, ada pesan strategis yang kami kirimkan kepada musuh-musuh bahwa kami tidak sendirian dalam upaya ini. Apa pun kekurangan kami, mitra dan sekutu kami selalu bisa datang dan mengisi kekurangan kami. Kita masih berlatih bersama-sama, dan aliansi ini masih tetap terjalin kuat seperti dahulu.”

Pertahanan Bersama

Pada tahun menjelang Balikatan 2022, para pemimpin Filipina dan A.S. memajukan aliansi mereka dengan memperkuat komitmen mereka terhadap Perjanjian Pertahanan Timbal Balik (Mutual Defense Treaty atau MDT) yang ditandatangani pada tahun 1951. Pada Juli 2021, Menteri Pertahanan A.S. Lloyd Austin mengunjungi Manila untuk menegaskan kembali aliansi A.S.-Filipina yang kuat nan abadi saat kedua belah pihak merayakan 75 tahun hubungan diplomatik mereka dan hari jadi MDT yang ke-70. 

Setelah pertemuan itu, Lorenzana mengumumkan keputusan Duterte untuk melanjutkan Perjanjian Kunjungan Pasukan (Visiting Forces Agreement, VFA), yang menjelaskan secara terperinci bagaimana personel militer akan diperlakukan di negara masing-masing. “Aliansi A.S.- Filipina yang kuat dan tangguh akan tetap penting bagi keamanan, stabilitas, dan kemakmuran Indo-Pasifik. VFA yang telah dipulihkan sepenuhnya akan membantu kami mencapai sasaran itu bersama-sama,” ujar Austin pada saat itu.

Pada September 2021, Lorenzana melakukan perjalanan ke Washington untuk membalas kunjungan Austin dalam rangka merayakan hari jadi ke-70 aliansi tersebut. Ia mengakui bahwa “tonggak pencapaian besar di tengah perkembangan regional saat ini menawarkan peluang unik untuk menegaskan kembali hubungan abadi yang mengikat negara-negara kami.” Lorenzana lebih lanjut menyatakan, “Kami sekarang memiliki apresiasi yang lebih baik atas perhatian dan prioritas pertahanan dan keamanan satu sama lain, serta kami telah memahami sasaran bersama kami untuk negara dan wilayah kami.”

Serangkaian konsultasi tingkat tinggi menyusul dilakukan. Pada Oktober 2021, Dewan Pertahanan Bersama dan Dewan Keterlibatan Keamanan bersidang di Filipina. Segera setelah itu, Kepala Staf AFP saat itu, Jenderal Jose C. Faustino Jr. dan Laksamana John Aquilino, Komandan Komando Indo-Pasifik A.S. (USINDOPACOM), menugaskan pasukan mereka masing-masing untuk terus memperdalam kesiapan gabungan. Sejak itu, perwakilan militer telah meningkatkan pemahaman mereka tentang MDT untuk meningkatkan kesiapan dan memastikan MDT tetap responsif terhadap lanskap keamanan yang berkembang di kawasan Indo-Pasifik. “Kami hanya perlu terus meningkatkan pemahaman bersama kami tentang Perjanjian Pertahanan Bersama,” ungkap Hechanova kepada FORUM. “Karena sifatnya bersama, harus ada pemahaman bersama tentang istilah, prosedur, konstruksi in situ, konstruksi, dan doktrin. Ini benar-benar memvalidasi doktrin dan interoperabilitas kedua pasukan jika MDT diaktifkan.”

Mengoperasionalkan Penangkalan TERINTEGRASI

Aquilino menguraikan tantangan yang dihadapi kawasan tersebut dalam kesaksiannya kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat A.S. pada 10 Maret 2022. “RRT [Republik Rakyat Tiongkok] sedang menjalankan kampanye khusus yang memanfaatkan semua bentuk kekuatan nasional dalam upaya mencabut tatanan internasional berbasis aturan untuk kepentingan diri mereka sendiri dan mengorbankan semua pihak lain,” ungkapnya. Tindakan ekspansionis RRT di Laut Cina Selatan, yang dikenal sebagai Laut Filipina Barat di Filipina, dan pengabaiannya terhadap putusan Mahkamah Arbitrase Antarbangsa [Permanent Court of Arbitration atau PCA] yang mendukung Filipina atas klaim teritorial RRT yang melanggar hukum di Laut Cina Selatan merupakan contoh sempurna akan pengabaian RRT terhadap tatanan internasional berbasis aturan, catatnya dalam kesaksiannya.

Di lingkungan ancaman saat ini, “musuh menggunakan taktik zona abu-abu. Kami harus membuat taktik sendiri, bersama-sama antara Filipina dan A.S., untuk melawan prakarsa zona abu-abu dari musuh,” jelas Hechanova dari AFP. Taktik zona abu-abu mengacu pada tindakan koersif yang melampaui kegiatan diplomatik, ekonomi, dan politik normal tetapi tidak sampai melibatkan konflik bersenjata. 

Helikopter CH-53E Super Stallion milik Pasukan Marinir A.S. berpartisipasi dalam pemasokan sistem rudal Patriot di pantai Aparri di Filipina utara pada Maret 2022.

“Tiongkok, RRT, menggunakan nuansa hukum dalam mengeksploitasi Laut Filipina Barat. Mereka tahu bahwa mereka mengirim banyak kapal abu-abu yang melanggar nuansa Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa,” lanjut Hechanova. Saat menjabat, Duterte “menyatakannya secara gamblang ketika ia hadir di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dia mengatakan bahwa putusan PCA sekarang merupakan bagian dari hukum internasional dan bahwa Filipina akan selalu mematuhi tatanan berbasis aturan dalam penyelesaian sengketa di Laut Filipina Barat,” ungkapnya.

“Meskipun MDT mengakui bahwa sasaran utamanya adalah berupaya menyelesaikan konflik secara damai, jika upaya tersebut tidak berhasil, Balikatan mewakili lini upaya utama Filipina dan A.S. untuk meningkatkan kemampuan bilateral mereka untuk menanggapi setiap pelanggaran perdamaian atau ancaman pelanggaran perdamaian,” jelas Scott Weidie, kepala pelatihan multinasional di USINDOPACOM dan pimpinan komando untuk latihan tersebut. “Misi komando adalah untuk mencegah konflik melalui pelaksanaan penangkalan yang terintegrasi dan, jika perlu, bersiap untuk bertarung dan menang. Balikatan memungkinkan pengoperasian pertahanan Filipina-A.S. yang harus siap ketika dibutuhkan.” 

Balikatan 2022 diterapkan sejalan dengan arahan Aquilino untuk merebut prakarsa itu dengan mewajibkan pasukan bersama untuk berpikir, bertindak, dan beroperasi secara berbeda. “Kami melakukan ini bersama sekutu Filipina kami dengan mengupayakan postur kerja dan berfokus pada kemampuan operasional bersama yang diperlukan bagi angkatan bersenjata Filipina dan A.S. untuk meningkatkan kecepatan tanggapan dalam krisis, meningkatkan interoperabilitas, meningkatkan efektivitas misi, dan menyempurnakan kesatuan upaya,” ungkap Weidie. Negara-negara ini memajukan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang Disempurnakan untuk mengembangkan infrastruktur yang diperlukan demi meningkatkan kemampuan tanggapan bilateral dan memungkinkan A.S. untuk beroperasi secara lebih fleksibel di Filipina.

Penguatan aliansi “merupakan kegiatan berkelanjutan,” ungkap Hechanova. “Kami terus memanfaatkan semua potensi dalam memastikan bahwa jika ada situasi saat kami harus berjuang bersama, kami dapat melakukannya dengan efisien.”

Menunjukkan Teknologi dan Kemitraan

Pasukan Filipina dan A.S. menggunakan Balikatan untuk bereksperimen dengan sejumlah teknologi dan protokol untuk meningkatkan potensi pertempuran gabungan dan bersama mereka. “Kami tahu bahwa setiap kali akan bertempur, kami akan berjuang bersama teman, mitra, dan sekutu, dan cara terbaik untuk melakukannya, cara yang paling efektif jika Anda harus bertarung, adalah dengan menjalin hubungan baik sebelumnya,” ungkap Brigjen James Isenhower, komandan Satuan Tugas Multiranah (Multi-Domain Task Force atau MDTF) baru Angkatan Darat A.S. saat itu saat itu, yang merupakan pusat modernisasi Angkatan Darat negara tersebut, kepada FORUM. “Memajukan teknologi dengan mitra dan sekutu selalu menjadi aspek penting dalam menjalin hubungan dan membangun kepercayaan. 

“Dalam banyak hal, kami dapat membagikan pelajaran, dan itu mungkin merangsang mereka atau memotivasi mereka untuk bergerak ke tingkat kemampuan yang berbeda atau membangun kemampuan yang mungkin belum pernah mereka miliki sebelumnya. Meskipun demikian, pelajaran yang kami dapat dari mereka sama banyaknya dengan pelajaran yang mereka petik dari kami, sehingga sebagai mitra sejati kami melakukannya dengan sangat adil dan setara,” ungkap Isenhower. “Keakraban mereka dengan medan tempat mereka tinggal adalah sesuatu yang tidak kami miliki, jadi memahami pola pikir dan perspektif yang dapat mereka bawa serta pemahaman mereka terkait sejarah di wilayah ini selalu menjadi faktor yang sangat berharga bagi kami. Ini juga memberi kami wawasan tentang bagaimana kami akan mengerahkan pasukan dan bagaimana kami merancang cara agar dapat bekerja sama dengan mereka di lingkungan ini.” MDTF pertama kali berpartisipasi di Balikatan pada tahun 2022. Kedua pasukan militer itu pertama kali mengadakan latihan pada tahun 1986.

Sebagai contoh, Balikatan memungkinkan AFP dan pasukan A.S. mengembangkan opsi strategis untuk melawan skenario yang mungkin terjadi dalam rantai pulau pertama, seperti jaringan penolakan area anti-akses (A2AD). Jaringan semacam itu menghadirkan tantangan pasukan bersama yang membutuhkan koordinasi intens untuk menentukan jika pendekatan yang digunakan adalah mengincar pusat gravitasi jaringan atau membongkar kemampuan musuh lapis demi lapis. “Jaringan-jaringan itu dibangun untuk mencegah proyeksi kekuasaan. Selagi kami mengembangkan kemampuan kami, MDTF akan menjadi komponen penting dari upaya pasukan bersama untuk menetralkan jaringan A2AD tersebut demi membuka celah dan memungkinkan pasukan bersama melakukan keahlian mereka,” jelas Isenhower. “Dalam lingkungan seperti Indo-Pasifik, proyeksi kekuasaan adalah kebutuhan, dan teknologi sangatlah penting untuk proyeksi kekuasaan. Jika kami tidak memiliki kebebasan bertindak atau kebebasan untuk bermanuver, akan sangat membahayakan kami untuk dapat memberikan pilihan strategis kepada para pemimpin kami.”

Mengingat persyaratan pertahanan teritorial Filipina, Isenhower mengatakan, “Patriot adalah contoh hebat dari kemampuan yang dapat kami bawa ke lingkungan seperti ini untuk membantu sekutu dan mitra.” Selama Balikatan berlangsung, kedua pasukan militer memasok peralatan Patriot secara amfibi melalui kapal Landing Craft Air Cushion Angkatan Laut A.S. dan memindahkan dua buah rudal Patriot di dalam helikopter CH-47. Kedua latihan itu merupakan yang pertama kalinya, demikian menurut Kolonel Matthew Dalton, komandan Brigade Artileri Pertahanan Udara ke-38 Angkatan Darat A.S. saat itu saat itu, yang membantu mengangkut peralatan tersebut. Sistem Patriot, yang melibatkan kendaraan radar, rudal, peluncur, dan bantuan tembakan, dapat melacak dan menembak jatuh rudal dan pesawat terbang musuh dalam waktu sembilan detik setelah diluncurkan pada jarak hingga 70 kilometer.

“Mengerahkan Patriot ke Luzon utara adalah contoh skenario sangat realistis yang dapat kami lakukan di sejumlah lokasi di Indo-Pasifik. Melakukan operasi di Filipina memungkinkan kami untuk bekerja sama dengan mitra bilateral kami, berlatih mempertahankan pasukan, memacu peralatan kami, dan melakukan pemeliharaan tingkat lapangan dalam kondisi yang sangat sulit,” ungkap Dalton. “Tentara dan kepemimpinan kami harus menerapkan pemikiran kreatif dan kritis untuk mengatasi rintangan unik yang hanya dapat muncul ketika dikerahkan seribu mil dari armada kendaraan bermotor.”

Pasukan Filipina dan A.S. menguji kemampuan dan teknologi gabungan dan bersama lainnya, menunjukkan bukti operasional dari konsep baru di antara kedua belah militer tersebut. AFP dan Pasukan Operasi Khusus A.S. (Special Operations Forces atau SOF) melakukan latihan perebutan lapangan udara di Bandara Cagayan Utara untuk menyempurnakan taktik dan prosedur untuk menggunakan sistem roket artileri mobilitas tinggi yang dikenal sebagai HIMARS bersamaan dengan infiltrasi cepat, atau HIRAIN. Setelah dipasok ke lokasi, HIMARS yang berbasis rudal ini digunakan untuk menyerang target, kemudian dengan cepat dimuat kembali ke pesawat dan dikeluarkan dari area sebelum musuh dapat membalas serangan. HIMARS juga dapat didaratkan di darat dan dikerahkan untuk melawan target berbasis laut. 

Selama Balikatan berlangsung, para operator khusus Filipina dan A.S. juga terlibat dalam operasi kompleks multiranah untuk meningkatkan interoperabilitas dan eksperimen dalam persiapan untuk kemungkinan selain melawan organisasi ekstremis kekerasan (violent extremist organization atau VEO). AFP dan SOF A.S. mengeksekusi target dan mengintegrasikan kemampuan kontra VEO yang relevan ke dalam lingkungan lawan rekanan. Dalam ranah udara, pengendali tempur udara melakukan tembakan meriam 105 mm, 30 mm, dan tembakan amunisi berpemandu presisi dari AC-130 Angkatan Udara A.S. ke Kisaran Bahasa. Ini menandai pertama kalinya AC-130 mendukung pelatihan dukungan udara jarak dekat AFP di Filipina. 

Di Fort Magsaysay dan di seluruh Luzon, acara pelatihan SOF darat dibangun berdasarkan pengetahuan lintas generasi tentang taktik peperangan yang tidak konvensional dan tidak biasa untuk lebih mempertajam keterampilan SOF dan interoperabilitas AFP dan A.S. Pasukan gabungan itu menavigasi target yang kompleks di seluruh Luzon timur, termasuk infiltrasi dan perebutan kembali Pulau Corregidor. Di lepas pantai Palawan, tim SOF multilateral, yang mencakup anggota Grup Operasi Khusus Angkatan Laut AFP, komando Australia, dan SEAL Angkatan Laut A.S., melakukan pelatihan interdiksi maritim, yang berpuncak pada penyerbuan udara dan maritim untuk merebut kembali anjungan gas dan minyak di Laut Filipina.

Bekerja sama dengan rekanan AFP mereka pada aplikasi keamanan baru lainnya, Angkatan Darat A.S. Pasifik dan MDTF meluncurkan balon altitudo tinggi dari Fort Magsaysay di Luzon Tengah untuk menguji kemampuan stratosfer demi mendukung kesadaran ranah maritim dan berkontribusi pada operasi multiranah. Tim bilateral menerbangkan balon tak berawak tersebut pada ketinggian 15.000 hingga 21.000 meter di atas permukaan laut, jauh di atas ketinggian operasi maskapai penerbangan komersial. Balon tersebut menawarkan sejumlah kemungkinan pertahanan, seperti menciptakan konstelasi udara siluman untuk mengirimkan data, termasuk video pengawasan, dan meningkatkan kapasitas peperangan elektronik. 

Bagi AFP dan pasukan A.S., Balikatan menggambarkan nilai dari bereksperimen secara teratur, mengingat banyak aplikasi dan pencapaian teknologi yang berhasil dibuat secara khusus atau di tengah latihan. “Iterasi yang cepat sangat penting. Semakin banyak kami dapat melakukan pengulangan dengan mitra, sekutu, dan pasukan bersama, akan semakin cepat kami dapat mencapai potensi yang berbeda dan benar-benar mengetahui cara kami dapat berjuang pada tahun-tahun mendatang,” jelas Isenhower. “Di eselon, ini mendorong peningkatan kenyamanan dan pengakuan bahwa ke depannya kami dapat bereksperimen, kami dapat berlatih, dan kami dapat melakukannya dengan cara yang cerdas dan bertanggung jawab. Itu meningkatkan interoperabilitas dan kepercayaan diri di antara kedua mitra.”

Memperoleh Momentum

Balikatan 2022 menjadi panggung untuk membangun kemampuan eksperimental yang lebih kompleks dan kemitraan yang lebih kuat lagi pada Balikatan 2023. Salah satunya, Brigade Artileri Pertahanan Udara ke-38, menurut Dalton, “sudah menantikan tahun depan untuk membangun di atas kemajuan besar yang telah kami capai dalam operasi pertahanan udara dan pengendalian wilayah udara. Kami membahas pelatihan dan integrasi pada masa mendatang dengan Komando Pertahanan Udara Angkatan Udara Filipina selama Balikatan 23,” termasuk dengan Sayap Peringatan Pengendalian Pesawat ke-580 dan Grup Pertahanan Udara dan Rudal ke-960 AFP. “Latihan ini adalah pertama kalinya kami terlibat dengan mitra [Brigade Artileri Pertahanan Udara ke-38] kami, yang membuka hubungan persahabatan baru dan memungkinkan unit kami untuk berlatih dalam kemampuan lain dan berbagi pengetahuan tentang kemampuan kami,” ungkap Dalton. “Kami belajar cara bekerja sama di masa konflik untuk melakukan serangan pertahanan yang kredibel, gesit, dan mematikan.”

Balikatan tampaknya dipastikan lebih baik lagi pada tahun 2023, mengingat adanya lompatan pertumbuhan dalam hubungan militer AFP-A.S. selama latihan 2022. Menurut banyak pihak, komitmen negara-negara itu terhadap MDT dan aliansi militer mereka terbukti lebih kuat dari sebelumnya di sepanjang acara tersebut. “Saya menganggap latihan Balikatan tahun ini sebagai tahun luar biasa bagi pasukan kedua negara,” ungkap Mampusti kepada AFP. “Setelah dua tahun pandemi, latihan Balikatan ini telah menunjukkan bahwa, terlepas dari kesenjangan dalam kegiatan pelatihan bilateral dan keadaan saat ini, pasukan kami siap, kami fleksibel, kami memiliki interoperabilitas, dan kami tangguh. Ini merupakan bukti komitmen yang telah lama terjalin terhadap sejarah dan persahabatan bersama kami.”  


Perjanjian Pertahanan Bersama 

Antara Republik Filipina dan Amerika Serikat. Ditandatangani pada 30 Agustus 1951

PASAL I. Para pihak berjanji, sebagaimana diatur dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk menyelesaikan setiap sengketa internasional yang mungkin dapat melibatkan mereka dengan cara damai sedemikian rupa, sehingga perdamaian dan keamanan serta keadilan internasional tidak terancam dan untuk menahan diri dalam hubungan internasional mereka untuk tidak mengancam atau menggunakan kekuatan dengan cara apa pun yang tidak sesuai dengan tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

PASAL II. Agar lebih efektif dalam mencapai tujuan Perjanjian ini, Para Pihak secara terpisah dan bersama-sama dengan swadaya dan saling membantu akan mempertahankan dan mengembangkan kapasitas individu dan kolektif mereka untuk melawan serangan bersenjata.

PASAL III. Para Pihak, melalui Menteri Luar Negeri atau wakilnya, akan berkonsultasi bersama dari waktu ke waktu mengenai penerapan Perjanjian ini dan setiap kali menurut pendapat salah satu Pihak integritas teritorial, kemandirian politik, atau keamanan salah satu Pihak terancam oleh serangan bersenjata eksternal di wilayah Pasifik.

PASAL IV. Masing-masing Pihak mengakui bahwa serangan bersenjata di wilayah Pasifik terhadap salah satu Pihak akan membahayakan perdamaian dan keamanannya sendiri dan menyatakan bahwa pihaknya akan bertindak untuk menghadapi bahaya bersama sesuai dengan proses konstitusionalnya. Setiap serangan bersenjata tersebut dan semua tindakan yang diambil sebagai akibatnya harus segera dilaporkan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tindakan tersebut akan dihentikan ketika Dewan Keamanan telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk memulihkan dan mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional.

PASAL V. Untuk keperluan Pasal IV, serangan bersenjata terhadap salah satu Pihak dianggap mencakup serangan bersenjata terhadap wilayah metropolitan salah satu Pihak, atau di wilayah Pulau di bawah yurisdiksinya di Samudra Pasifik, angkatan bersenjatanya, kapal publiknya, atau pesawatnya di wilayah Pasifik.

PASAL VI. Perjanjian ini tidak memengaruhi dan tidak akan ditafsirkan memengaruhi dengan cara apa pun hak dan kewajiban Para Pihak berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa atau tanggung jawab Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional.

PASAL VII. Perjanjian ini akan diratifikasi oleh Republik Filipina dan Amerika Serikat sesuai dengan proses konstitusionalnya masing-masing dan akan mulai berlaku ketika instrumen ratifikasinya telah dipertukarkan oleh kedua belah pihak di Manila.

PASAL VIII. Perjanjian ini akan tetap berlaku tanpa batas waktu. Salah satu Pihak dapat mengakhirinya dalam satu tahun setelah pemberitahuan telah diberikan kepada pihak yang lain.

SUMBER: Republik Filipina, Dewan Perwakilan Rakyat, Perpustakaan Legislatif

Beri Komentar Di Sini

Privasi Anda penting bagi kami. Jika Anda memilih untuk membagikan alamat email Anda, staf FORUM hanya akan menggunakannya untuk berkomunikasi dengan Anda. Kami tidak akan membagikan atau memublikasikan alamat email Anda. Hanya nama dan situs web Anda yang akan muncul pada komentar Anda. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button