Cerita populer

Kapal selam tak berawak ekstra besar untuk meningkatkan pertahanan maritim Australia

Tom Abke

Australia meningkatkan kemampuan kapal selam angkatan lautnya dengan pengembangan domestik kendaraan bawah laut otonom ekstra besar (extra-large autonomous undersea vehicle – XLAUV).

Pasukan Pertahanan Australia (Australian Defence Force – ADF) berencana untuk membuat kapal selam tanpa awak sepanjang 10 hingga 30 meter itu untuk berbagai misi mulai dari pengumpulan intelijen bawah laut hingga dukungan tempur. Pada proyek itu ADF bermitra dengan Anduril Industries, sebuah perusahaan teknologi pertahanan yang berkantor pusat di Amerika Serikat.

XLAUV “memiliki potensi untuk memberi ADF kemampuan bawah laut yang penting, siluman, multiperan, yang melengkapi dan meningkatkan kelincahan dan kekuatan pasukan kombatan permukaan dan kapal selam Angkatan Laut saat ini dalam memelihara perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik,” ungkap Departemen Pertahanan Australia, yang dikenal sebagai Defence, dalam rilis berita.

XLAUV akan menawarkan fleksibilitas bagi berbagai operasi termasuk intelijen mutakhir, inspeksi struktur, pengawasan, pengintaian, dan penargetan.

Program itu sejalan dengan tujuan Pengawasan Bawah Laut Jarak Jauh (Remote Underwater Surveillance) STaR Shot, sebuah prakarsa penelitian yang berfokus pada perlindungan kepentingan maritim Australia melalui peningkatan kesadaran ranah bawah laut, demikian ungkap Departemen Pertahanan Australia.

“Hamparan wilayah maritim Australia yang luas sangat penting bagi perdagangan, sumber daya alam, dan berbagai aktivitas yang didukung oleh Angkatan Laut,” demikian menurut pernyataan strategi ADF untuk STaR Shot. “ADF membutuhkan kemampuan pengawasan bawah laut mutakhir untuk menangani kompleksitas lingkungan bawah laut yang padat dan disengketakan dengan sengitnya, khususnya untuk mendukung medan perang antikapal selam di masa depan.”

Pengembangan XLAUV dilakukan ketika Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mengembangkan armada kapal selamnya, yang diproyeksikan diperkuat oleh enam kapal selam serang nuklir paling lambat pada tahun 2030, demikian menurut Kantor Intelijen Angkatan Laut A.S.

Australia diperkirakan akan mengembangkan kapal selam nuklirnya sendiri sebagai bagian dari pakta keamanan trilateral AUKUS dengan Britania Raya dan A.S.

Meskipun Australia mengantisipasi peluncuran kapal selam nuklir pertamanya pada akhir tahun 2030-an, peningkatan kemampuan bawah laut yang dijanjikan oleh XLAUV akan tiba dengan lebih cepat, dengan tiga prototipe dijadwalkan akan dikirim ke Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy – RAN) selama tiga tahun ke depan, demikian yang dilaporkan Anduril.

Ada “kebutuhan untuk mentransisikan konsep-konsep inovatif menjadi kemampuan dengan lebih cepat,” ungkap Kepala Ilmuwan Pertahanan Australia Dr. Tanya Monro.

Selain menyediakan kemampuan sentral bagi RAN, kemitraan ADF-Anduril menyoroti bagaimana teknologi baru dapat dengan cepat dikembangkan dan disederhanakan untuk mengikuti perkembangan lingkungan strategis yang terus berubah, demikian ungkap Tanya Monro.

Bagian dari pendanaan untuk proyek XLAUV berasal dari Dana Teknologi Generasi Berikutnya Departemen Pertahanan Australia, yang mempromosikan penelitian tahap awal dalam teknologi yang sedang berkembang untuk mengevaluasi potensi penggunaannya bagi kemampuan pertahanan. Prioritas dana itu adalah intelijen, pengawasan, dan pengintaian terintegrasi.

Anduril membuka anak perusahaannya di Australia pada tahun 2022 dan berencana untuk mengembangkan basis desain, pengembangan, dan pembuatan XLAUV di Australia melalui kemitraan dengan perusahaan pertahanan Australia lainnya.

“Ada kebutuhan yang jelas untuk XLAUV yang dibuat di Australia, untuk Australia,” ungkap Palmer Luckey, pendiri Anduril dalam sebuah pernyataan perusahaan. “XLAUV akan memanfaatkan perkembangan terbaru dalam bidang otonomi, edge computing (komputasi tepi), fusi sensor, propulsi, dan robotika untuk menghadirkan kemampuan mutakhir bagi Angkatan Laut Australia.”

Tom Abke merupakan kontributor FORUM yang memberikan laporan dari Singapura.

FOTO DIAMBIL DARI: ANDURIL INDUSTRIES

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button