Cerita populer

India melatih pembela siber saat peretas yang terhubung dengan Rusia menyerang

Mandeep Singh

Serangan ransomware besar yang dilakukan oleh peretas yang terhubung dengan Rusia di salah satu perusahaan minyak terbesar India pada April 2022 merupakan latar belakang peluncuran inisiatif New Delhi untuk melatih pejabat pemerintah dan personel industri utama dalam alat bantu dan metode terbaru pertahanan siber.

Serangan terhadap Oil India Ltd. (OIL), perusahaan eksplorasi dan produsen hidrokarbon milik negara terbesar kedua di negara itu, menyebabkan pemadaman layanan di seluruh jaringan yang memengaruhi server dan komputer internal, serta klien OIL, demikian menurut surat kabar The Economic Times India. Serangan itu menggunakan malware Rusia yang disemai dari server di Nigeria, demikian ungkap kepolisian kepada surat kabar itu. Para peretas menuntut uang tebusan senilai 109,34 miliar rupiah (7,5 juta dolar A.S.) dari OIL untuk melepaskan cengkeraman mereka pada jaringan perusahaan itu. Seorang juru bicara OIL memberi tahu The Economic Times bahwa sistem yang terkena dampak dimatikan dan dibersihkan, sehingga memungkinkan dilanjutkannya operasi perusahaan itu.

Serangan itu tidak bersifat unik. Serangan ransomware terhadap bisnis India naik 218% pada tahun 2021, demikian menurut penelitian Palo Alto Networks, sebuah perusahaan keamanan siber yang berkantor pusat di Amerika Serikat.

Serangan pada bulan April itu tidak menghalangi India yang tampaknya meminta penghapusan kata “Rusia” dari pernyataan bersama yang dikeluarkan pada bulan Mei oleh para pemimpin kelompok Quad, yang meliputi Australia, India, Jepang dan A.S. Serangan itu juga tidak mendorong India untuk membalikkan posisinya dan mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

Dalam menanggapi berkembangnya ancaman siber, tiga lembaga pemerintah India menyelenggarakan Latihan Respons Insiden Keamanan Siber Nasional (NCX India) pertamanya dari 18-29 April 2022, untuk melatih personel pemerintah dan industri. Lembaga-lembaga yang mensponsorinya adalah Sekretariat Dewan Keamanan Nasional (National Security Council Secretariat – NSCS), Dewan Keamanan Data India, dan Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan, demikian menurut Kementerian Pertahanan India. CybExer Technologies, sebuah perusahaan keamanan siber Estonia yang telah melakukan latihan siber berskala besar, menyediakan platform pelatihan itu.

“Keamanan siber tetap menjadi fondasi setiap transformasi digital yang sukses,” ungkap Penasihat Keamanan Nasional India Ajit Doval dalam pidato utamanya di NCX India. “Setiap ancaman dalam dunia siber berdampak langsung pada keamanan sosial, ekonomi, dan nasional kita, dan oleh karena itu, kita perlu menjaga ruang siber kita.”

Menurut Kementerian Pertahanan India, latihan itu dirancang untuk “membantu para pemimpin strategis untuk lebih memahami ancaman siber, menilai kesiapan, dan mengembangkan keterampilan untuk manajemen dan kerja sama krisis siber. Ini juga akan membantu mengembangkan dan menguji keterampilan keamanan siber, kerja sama tim, perencanaan, komunikasi, pemikiran kritis, dan pengambilan keputusan.”

Sekitar 140 pejabat menghadiri latihan tertutup itu, termasuk kepala petugas keamanan informasi dari berbagai sektor infrastruktur kritis seperti listrik, minyak, telekomunikasi, dan perbankan. Berbagai topik yang dibahas mencakup teknik deteksi intrusi, platform berbagi informasi malware, penanganan kerentanan dan pengujian penetrasi, protokol jaringan dan aliran data, serta forensik digital.

Purnawirawan Letnan Jenderal Angkatan Darat India Rajesh Pant, ditampilkan dalam foto, seorang koordinator NSCS yang memberikan pidato di NCX India, mencatat peran perang siber dalam konflik Rusia-Ukraina. Dia menyatakannya sebagai “kuasi-kinetik,” menambahkan bahwa pertahanan siber yang efektif membutuhkan kemampuan penangkalan, demikian yang dilaporkan The Economic Times.

India harus mengembangkan dan melatih personel untuk mengantisipasi dan menanggapi ancaman siber, demikian ungkap Rajesh Pant. Dia menekankan pentingnya latihan siber tingkat nasional untuk menilai, memvalidasi, dan menyempurnakan keterampilan para pemangku kepentingan dan untuk mengamankan ruang siber negara itu.

Mandeep Singh merupakan kontributor FORUM yang memberikan laporan dari New Delhi, India.

FOTO DIAMBIL DARI: KEMENTERIAN PERTAHANAN INDIA

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button