Cerita populer

Taiwan berupaya meningkatkan kapasitas produksi rudal tahunannya lebih dari dua kali lipat di tengah ketegangan dengan PKT

Reuters

Taiwan berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi rudal tahunannya lebih dari dua kali lipat hingga mendekati 500 pucuk rudal pada tahun 2022, demikian yang diungkapkan Kementerian Pertahanan pulau demokratis itu, ketika Taiwan meningkatkan kekuatan tempurnya di tengah apa yang dilihatnya sebagai semakin meningkatnya ancaman militer Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Taiwan pada tahun 2021 menyetujui anggaran belanja militer ekstra sebesar 122,82 triliun rupiah (8,6 miliar dolar A.S.) selama lima tahun ke depan ketika ketegangan dengan PKT, yang mengklaim pulau itu sebagai wilayahnya, telah mencapai tingkat tertinggi baru dan pesawat terbang militer Tiongkok telah berulang kali terbang melintasi zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Dalam laporan yang dikirim untuk ditinjau oleh anggota parlemen Taiwan pada awal Maret 2022, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan anggaran belanja ekstra itu mencakup rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi rudal tahunan menjadi 497 pucuk rudal dari 207 pucuk rudal.

Di antara berbagai jenis persenjataan tersebut adalah rudal udara-ke-darat Wan Chien yang diproduksi secara domestik oleh Taiwan, serta versi yang dimutakhirkan dari rudal Hsiung Feng IIE, dan rudal serangan darat Hsiung Sheng yang memiliki jarak jangkauan lebih jauh, yang menurut para ahli militer dapat menghantam sasaran yang letaknya lebih jauh di daerah pedalaman Tiongkok. (Foto: Seorang perwira angkatan laut Taiwan berjaga-jaga di depan peluncur rudal Hsiung Feng selama latihan pada Januari 2022.)

Kementerian Pertahanan Taiwan juga berencana untuk memproduksi “drone serang” yang tidak disebutkan secara detail, dengan menargetkan untuk memproduksi 48 pesawat terbang tak berawak itu setiap tahunnya.

National Chung-Shan Institute of Science and Technology yang dimiliki oleh pihak militer bertujuan membangun 34 fasilitas untuk memproduksi rudal-rudal itu pada akhir Juni 2022, sebuah langkah yang akan membantu memenuhi “puncak produksi” yang mulai terjadi pada tahun 2023, demikian ungkap laporan itu.

Sekitar 64% anggaran belanja militer ekstra, yang diberikan sebagai tambahan terhadap rencana anggaran belanja sebesar 238,51 triliun rupiah (16,7 miliar dolar A.S.) untuk tahun 2022, akan digunakan untuk memperoleh persenjataan antikapal seperti sistem rudal berbasis darat, termasuk rencana senilai 75,69 triliun rupiah (5,3 miliar dolar A.S.) untuk memproduksi rudal secara massal dan kapal “berkinerja tinggi.”

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah menjadikan modernisasi militer sebagai prioritas utama, mendorong berbagai proyek termasuk kapal perang siluman kelas baru dan kapal selam yang dikembangkan di dalam negeri.

Tsai Ing-wen telah memperjuangkan “perang asimetris” melalui pengembangan persenjataan bergerak berteknologi tinggi yang sulit dihancurkan oleh musuh dan dapat meluncurkan serangan presisi.

Dia mengatakan kepada delegasi Amerika Serikat yang berkunjung ke Taiwan pada Maret 2022 bahwa ancaman militer PKT semakin meningkat dan bersumpah untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasi pulau itu.

Taiwan percaya PKT memiliki ribuan rudal yang diarahkan ke pulau itu, dan jumlah pasukan Tiongkok jauh melebihi jumlah pasukan Taiwan. Tiongkok juga memiliki persenjataan nuklir, yang tidak dimiliki oleh Taiwan.

PKT tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan berada di bawah kendalinya.

 

FOTO DIAMBIL DARI: REUTERS

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button