Cerita populer

India meningkatkan pertahanan perbatasan dengan headset berteknologi tinggi

Mandeep Singh

Satu tahun setelah terjadinya konflik perbatasan paling berdarah di antara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan India dalam lebih dari empat dekade, New Delhi mengembangkan teknologi augmented reality head-mounted display (ARHMD) untuk meningkatkan sistem rudal pertahanan udara berbasis daratnya.

Sistem itu melapisi tampilan radar dan pencitraan termal bagi operator, sehingga meningkatkan efektivitas persenjataan dan membantu mempertahankan diri dari serangan perbatasan lintas udara. “Sistem yang diusulkan itu ditujukan untuk meningkatkan kemampuan keterlibatan selama [operasi] malam hari dan kondisi cuaca buruk,” demikian menurut Kementerian Pertahanan India.

Kemampuan itu terbukti penting di sepanjang Garis Kontrol Aktual (Line of Actual Control – LAC) yang memisahkan wilayah yang dikuasai India dari wilayah yang dikuasai Tiongkok di Pegunungan Himalaya, tempat tutupan awan tebal dan hujan salju membatasi jarak pandang.

“Peningkatan kemampuan antipesawat terbang pasukan garis depan kami di LAC sangat penting untuk menangkal gangguan yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) terhadap pertahanan kami dan mempertahankan jalur komunikasi, fasilitas pertahanan … dan aset logistik kami terhadap provokasi RRT di sepanjang perbatasan India-Tiongkok,” ungkap Dr. Tej Kumar Tikoo, purnawirawan kolonel Angkatan Darat India, kepada FORUM.

Ketegangan di sepanjang perbatasan India-Tiongkok telah meningkat selama enam tahun terakhir, yang mencapai puncaknya dalam bentrokan pada Juni 2020 di Lembah Galwan yang menewaskan sekitar 20 Prajurit atau lebih di setiap sisi, demikian menurut BBC. Bentrokan itu terjadi di tempat wilayah Ladakh di India bertemu dengan Tibet yang dikuasai oleh Tiongkok. (Foto: Konvoi Angkatan Darat India melintasi jalan yang berbatasan dengan Tiongkok pada September 2020.)

Bentrokan kecil terbaru terjadi pada akhir Januari 2021, lebih jauh ke timur di sepanjang 3.440 kilometer perbatasan yang disengketakan di Naku La, yang memisahkan negara bagian Sikkim di India dari Tibet.

Beijing dan New Delhi sepakat pada Februari 2021 untuk melakukan “penarikan simultan” terhadap pasukan mereka di Danau Pangong di perbatasan Ladakh-Tibet, demikian tulis analis Asia Selatan Dr. Daniel S. Markey dalam laporan pada April 2021 untuk Council on Foreign Relations. Perdamaian itu mungkin berumur pendek.

“Ke depannya,” ungkap Markey, “kemungkinan ketegangan terus-menerus dan persengketaan simultan di antara Tiongkok-India tetap tinggi.”

Helikopter-helikopter PLA sering kali terlihat di sisi LAC yang dikendalikan oleh Beijing, demikian menurut kantor berita Press Trust of India. Helikopter-helikopter itu diamati melakukan misi penerbangan di dekat perbatasan pada Mei 2020, hanya beberapa minggu sebelum bentrokan di Lembah Galwan.

Teknologi ARHMD, dengan perpaduan realitas tertambah (augmented reality – AR) dan pencitraan termal, menjanjikan untuk meningkatkan patroli perbatasan India, demikian menurut Kementerian Pertahanan India.

Angkatan Darat India mengumumkan pada Februari 2021 bahwa pihaknya akan melakukan pengadaan 556 unit ARHMD. Vendor diminta untuk mengembangkan prototipe berdasarkan prakarsa Make-II Kementerian Pertahanan India untuk desain, pengembangan, dan pembuatan sistem persenjataan dan peralatan dalam negeri.

Headset itu dimaksudkan untuk digunakan oleh operator sistem pertahanan udara panggul (man-portable air defense system – MANPADS) dan meriam otomatis antipesawat terbang, demikian menurut Kementerian Pertahanan India.

“MANPADS sangat cocok digunakan untuk melumpuhkan platform lintas udara, terutama helikopter,” ungkap Tikoo, sembari menambahkan bahwa peralatan itu sangat penting bagi kemampuan antipesawat terbang.

Mandeep Singh merupakan kontributor FORUM yang memberikan laporan dari New Delhi, India.

 

FOTO DIAMBIL DARI: GETTY IMAGES

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button