Cerita populer

Khawatir akan terjadinya kekacauan internal, PKT menggandakan upaya penyensoran

Staf FORUM

Dari melarang video game hingga menerapkan pembatasan baru pada perusahaan teknologi, Partai Komunis Tiongkok (PKT) memulai prakarsa sensor multiaspek untuk melindungi dirinya dari kritik domestik.

Kampanye itu bertujuan untuk melemahkan kendali raksasa teknologi atas aliran informasi dan menghilangkan kritik terhadap tindakan PKT, seperti penanganan pemerintah terhadap pandemi COVID-19 dan perlakuan buruknya terhadap warga Muslim Uyghur di wilayah Xinjiang, demikian yang dilaporkan para analis.

Departemen Propaganda Pusat PKT pada April 2021, misalnya, memperkenalkan sistem penentuan skor untuk game online yang dibuat di Tiongkok. Game dapat dilarang jika tidak mempromosikan nilai-nilai inti sosialis atau apa yang dianggap PKT sebagai pandangan sejarah yang “benar,” demikian menurut laporan pada April 2021 yang dibuat oleh para peneliti di Freedom House, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berbasis di Amerika Serikat.

Aturan baru itu merupakan salah satu dari banyak aturan yang ditambahkan PKT ke dalam program penyensoran yang sudah invasif, menandakan “kegelisahan yang sedang dihadapi PKT mengenai perbedaan pendapat domestik dan pusat-pusat kekuasaan alternatif,” ungkap laporan Freedom House.

Perusahaan teknologi merupakan target utama. Pemerintah Tiongkok pada Maret 2021 meminta agar Alibaba Group menjual aset medianya, demikian yang dilaporkan surat kabar The Wall Street Journal. Alibaba, sebuah perusahaan perniagaan elektronik, memiliki surat kabar harian berbahasa Inggris di Hong Kong, South China Morning Post, yang berusia 117 tahun. Selain mengakuisisi South China Morning Post pada tahun 2016, Alibaba, ditampilkan dalam foto, telah berinvestasi di berbagai saluran media lain, termasuk platform streaming Youku Tudou, perusahaan hiburan Huayi Brothers, dan situs berbagi video Bilibili, demikian yang dilaporkan The Wall Street Journal. South China Morning Post merupakan salah satu properti yang diinginkan oleh pemerintah Tiongkok untuk dijual, yang dapat membatasi kebebasan pers di Hong Kong, demikian yang dilaporkan Bloomberg.

Pendiri Alibaba, Jack Ma, menghadapi reaksi keras setelah dia mengkritik pemerintah Tiongkok yang dianggapnya menghambat inovasi dalam sebuah pidato pada Oktober 2020. “Pihak berwenang telah memperkuat sikap mereka terhadap Alibaba Group secara keseluruhan, jadi penjualan aset medianya besar kemungkinan merupakan bagian dari itu,” ungkap sumber yang memiliki hubungan dengan pemerintah regional kepada Nikkei Asia.

Seperangkat aturan lain menargetkan selebritas. Sebuah grup industri di bawah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RRT mengumumkan pada 5 Februari 2021, bahwa para seniman harus mematuhi 15 aturan yang mengodifikasi aturan tak tertulis yang sudah lama ada, demikian menurut Freedom House. Aturan tersebut mengharuskan selebritas untuk mempromosikan kebijakan PKT tanpa “merongrong persatuan nasional” atau “membahayakan keamanan nasional,” ungkap laporan itu. Para pelanggar dapat diskors atau dilarang berkecimpung dalam dunia industri.

PKT juga menggabungkan propaganda dengan upaya penyensorannya. Dorongan online muncul di Tiongkok pada April 2021 untuk mendukung produksi kapas di Xinjiang, yang menyumbang 20% pasokan dunia. Upaya itu mengecam perusahaan pakaian internasional karena memboikot merek-merek Tiongkok akibat penggunaan tenaga kerja paksa warga Uyghur, demikian yang dilaporkan majalah online The Diplomat. Upaya tersebut dilakukan agar terlihat sepertinya ada dukungan dari kalangan akar rumput atas upaya PKT untuk membalas perlakuan para pemboikot.

Akan tetapi upaya itu sebenarnya dimulai dengan postingan pada 24 Maret 2021 di Weibo yang menjadi viral. Postingan tersebut mengecam merek-merek internasional seperti H&M, sebuah perusahaan pakaian Swedia, karena memboikot kapas Xinjiang. Postingan itu ditulis oleh Liga Pemuda Komunis, yang merupakan bagian dari PKT. Corong propaganda PKT, surat kabar People’s Daily juga menerbitkan beberapa artikel, termasuk salah satunya yang memuji kapas Xinjiang sebagai “kapas terbaik di dunia.”

“Dengan memanipulasi media pemerintah dan tanggapan online untuk mendukung kapas Xinjiang, PKT telah menunjukkan kemampuan dan kesediaannya untuk menyebarkan sentimen nasionalis guna melawan kritik internasional atas masalah hak asasi manusia,” tulis The Diplomat.

 

FOTO DIAMBIL DARI: REUTERS

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button