Cerita populer

Analis mengatakan kehadiran A.S. di Palau dapat menyeimbangkan agresi Beijing

Joseph Hammond

Semakin banyak analis mengatakan bahwa perluasan kehadiran militer A.S. di dan di sekitar Palau, negara kepulauan Pasifik, dapat melawan ambisi Beijing di daerah itu dan mendukung kedaulatan teritorial Palau.

Gregory Poling, direktur Asia Maritime Transparency Initiative di Center for Strategic and International Studies, setuju dengan permintaan Presiden Tommy Remengesau pada September 2020 agar militer A.S. membuka instalasi militer di Palau.

“Segala sesuatu di Indo-Pasifik akhir-akhir ini adalah tentang persaingan dengan Tiongkok,” ungkap Poling kepada FORUM. “Jadi, Anda mendapatkan peningkatan keinginan dan kemampuan dari Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army – PLA) untuk beroperasi melampaui apa yang disebut sebagai Rangkaian Pulau Pertama, yang melingkar mulai dari Jepang hingga di sekitar Filipina dan semakin banyak beroperasi di Mikronesia.”

Kolonel Grant Newsham, purnawirawan perwira Pasukan Marinir A.S. dan mantan diplomat A.S., juga setuju dengan Remengesau, yang mengulangi permintaannya pada pertengahan Oktober 2020 kepada Sekretaris Angkatan Laut A.S. Kenneth Braithwaite yang mengunjungi negara itu.

“Pasukan Penjaga Pantai A.S. mungkin juga menempatkan kapal di Palau untuk membantu negara itu melindungi sumber daya maritimnya. Dan FBI dapat membantu mengatasi kejahatan transnasional terorganisir dan korupsi,” tulis Newsham, seorang peneliti senior di Japan Forum for Strategic Studies dan Center for Security Policy, dalam artikel pada November 2020 yang diterbitkan di AsiaTimes.com. “Dengan sedikit imajinasi, Pasukan Penjaga Pantai dan Pasukan Bela Diri Jepang mungkin juga menggunakan pangkalan gabungan A.S.-Palau. Dan karena Palau mengakui kedaulatan Taiwan, mungkin militer Taiwan akan muncul di sana.”

Berdasarkan Compact of Free Association yang ditandatangani pada tahun 1994, A.S. bertanggung jawab atas pertahanan Palau di masa perang, dan warga negara Palau dapat bergabung dengan Angkatan Bersenjata A.S.

“Permintaan Palau kepada militer A.S. sederhana saja — bangun fasilitas penggunaan bersama, lalu datang dan gunakan secara rutin,” tulis Remengesau dalam surat kepada Departemen Pertahanan A.S. setelah pejabat senior pertahanan A.S. mengunjungi kepulauan Pasifik pada Agustus 2020.

Dia menambahkan bahwa lapangan udara sekunder, fasilitas pelabuhan, tempat pelatihan penegakan hukum, dan area operasi pengawasan dan penindakan maritim dapat didirikan di antara 340 pulau yang membentuk negara itu. Perluasan kehadiran Pasukan Penjaga Pantai A.S. dapat membantu melindungi Daerah Perlindungan Laut Nasional Palau dan zona ekonomi eksklusif seluas 629.000 kilometer persegi dari penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diregulasi (illegal, unreported and unregulated – IUU) sehingga meningkatkan perekonomiannya yang sedang mengalami kesulitan.

Departemen Luar Negeri A.S. pada September 2020 mengidentifikasi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebagai “salah satu pelaku penangkapan ikan IUU terburuk di dunia.”

“Palau memiliki zona ekonomi eksklusif yang sangat luas [dan] telah menyisihkan sebagian besar zona itu sebagai zona larangan penangkapan ikan, daerah perlindungan laut,” ungkap Poling. “Seperti kebanyakan negara di Mikronesia, Palau memiliki wilayah daratan yang relatif kecil dan samudra sangat luas yang menjadi yurisdiksinya. Jadi, bantuan apa pun yang didapatnya dalam hal ini akan bermanfaat.”

Pemerintahan Remengesau percaya pengaturan semacam itu juga akan menguntungkan A.S. dengan menawarkan kehadiran strategis di Pasifik Barat.

“Hak militer A.S. untuk membangun lokasi pertahanan di Republik Palau kurang dimanfaatkan selama seluruh durasi Compact of Free Association,” tulis presiden Palau.

Perkembangan semacam itu akan memperluas kerja sama saat ini. Pada November 2020, kapal cutter Sequoia milik Pasukan Penjaga Pantai A.S. menyelesaikan misi ke perairan Palau yang mencakup pengerahan bantuan perbaikan fasilitas keselamatan dan keamanan maritim guna meningkatkan kemampuan navigasi dan melawan penangkapan ikan IUU. Anak buah kapal itu, ditampilkan dalam foto, juga mengirimkan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

“Palau dan Pasukan Penjaga Pantai A.S. memiliki kemitraan panjang dan berkelanjutan dan pengerahan Sequoia memperdalam hubungan ini,” ungkap Kolonel Christopher Chase, komandan Pasukan Penjaga Pantai A.S. di Sektor Guam saat itu, dalam rilis berita.

Joseph Hammond merupakan kontributor FORUM yang memberikan laporan dari kawasan Indo-Pasifik.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button