Cerita populer

Taiwan mengatakan pembelian persenjataan baru dilakukan untuk meningkatkan pertahanan yang kredibel

The Associated Press

Taiwan mengatakan bahwa pembelian rudal A.S. dan sistem persenjataan lain yang diusulkan baru-baru ini akan meningkatkan kemampuan pulau itu untuk mempertahankan diri di tengah meningkatnya ancaman dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Komentar dari juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Shih Shun-wen muncul sehari setelah RRT mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan tindakan pembalasan yang tidak ditentukan secara pasti terhadap perusahaan yang membuat sistem persenjataan itu, termasuk Lockheed Martin Corp., Raytheon Technologies Corp., dan divisi pertahanan Boeing Co., kontraktor utama penjualan sistem rudal Harpoon senilai 34,97 triliun rupiah (2,37 miliar dolar A.S.) ke Taiwan.

Dalam menghadapi musuh potensial yang memiliki lebih banyak rudal, tentara, kapal, dan pesawat terbang, Taiwan telah berusaha untuk memastikan warganya dan sekutu utamanya, Amerika Serikat, bahwa pihaknya dapat dan akan mempertahankan diri. Taiwan memisahkan diri dari Tiongkok daratan selama perang saudara pada tahun 1949 dan rezim komunis RRT mengancam akan membawa pulau demokrasi itu di bawah kendalinya dengan menggunakan kekerasan jika diperlukan.

“Pembelian persenjataan ini akan meningkatkan kemampuan tempur kredibel dan kemampuan tempur asimetris Taiwan,” ungkap Shih kepada jurnalis pada 27 Oktober 2020, menggunakan istilah untuk melawan musuh yang lebih kuat dengan persenjataan presisi dan taktik mutakhir. “Ini juga akan meningkatkan kemampuan tempur kami secara keseluruhan untuk berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.”

Di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok Wang Wenbin mengatakan bahwa Washington harus “mencabut rencana penjualan persenjataan ke Taiwan itu untuk menghindari kerusakan lebih lanjut terhadap hubungan Tiongkok-A.S. serta perdamaian dan stabilitas di seluruh Selat Taiwan.”

Sistem rudal Harpoon itu dapat menargetkan lokasi pertahanan pantai, lokasi rudal permukaan-ke-udara, pesawat terbang, kapal di pelabuhan, dan fasilitas pelabuhan dan industri, demikian menurut Boeing. (Foto: Fregat Angkatan Laut Taiwan meluncurkan rudal Harpoon selama latihan militer pada Mei 2007.)

Pengumuman kesepakatan persenjataan itu mengikuti usulan penjualan persenjataan lainnya yang diumumkan pada 21 Oktober senilai 26,56 triliun rupiah (1,8 miliar dolar A.S.), yang mencakup sistem rudal dan roket, dan pemutakhiran peralatan untuk pesawat jet tempur F-16 Taiwan.

A.S. tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan, tetapi undang-undang federal mewajibkan Washington untuk memastikan pulau itu dapat mempertahankan dirinya sendiri. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah dan kualitas penjualan persenjataan ke Taiwan telah meningkat, ketika RRT melanjutkan pengembangan kekuatan militernya untuk mendukung sasaran pencaplokannya.

Peningkatan patroli yang dilakukan oleh pesawat tempur Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat tahun ini telah membuat pasukan Taiwan berada di bawah tekanan yang lebih besar, sehingga meningkatkan pentingnya mengembangkan sistem persenjataan baru atau membelinya dari luar negeri.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button