Cerita populer

Australia merencanakan peningkatan anggaran pertahanan senilai 2,76 kuadriliun rupiah (190 miliar dolar A.S.) selama dekade

The Associated Press

Perdana menteri Australia telah mengumumkan anggaran belanja pertahanan tambahan senilai 270 miliar dolar Australia (190 miliar dolar A.S.) selama dekade mendatang, yang akan mencakup rudal jarak jauh dan kemampuan lain untuk menjauhkan musuh dari pantainya.

Perdana Menteri Scott Morrison memperingatkan bahwa dunia pasca-pandemi akan menjadi lebih berbahaya dan mengumumkan fokus yang diperbarui pada kawasan di sekitar Australia, meskipun militernya akan terbuka untuk bergabung dengan koalisi yang dipimpin oleh A.S. seperti yang dilakukannya di Afganistan dan Irak dalam kampanye yang berada dalam kepentingan nasional Australia.

Australia belum melihat ketidakpastian ekonomi dan strategis semacam itu di kawasan tersebut sejak Perang Dunia II, demikian ungkapnya.

“Kenyataan sederhananya adalah seperti ini: Meskipun kita berhasil mengalahkan pandemi COVID di dalam negeri, kita juga perlu mempersiapkan dunia pasca-COVID yang lebih miskin, lebih berbahaya, dan lebih tidak teratur,” ungkap Morrison, ditampilkan dalam foto, saat mengumumkan peningkatan anggaran belanja pertahanan pada 1 Juli 2020.

Morrison mengatakan bahwa ketegangan atas klaim teritorial meningkat di antara India dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan di Laut Cina Selatan. “Risiko salah perhitungan dan bahkan konflik semakin tinggi,” ungkap Morrison. “Modernisasi militer regional berada pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Rory Medcalf, kepala National Security College di Australian National University, mengatakan bahwa pengumuman itu menunjukkan bahwa Australia “semakin serius dengan penangkalan dan kemungkinan konflik bersenjata di kawasan Indo-Pasifik.”

Untuk meningkatkan kemampuan serangan maritim, Australia akan membeli rudal anti-kapal AGM-158C dari Angkatan Laut A.S. dengan biaya sekitar 800 juta dolar Australia (552 juta dolar A.S.), demikian ungkap pemerintah.

Rudal baru itu merupakan pemutakhiran signifikan dari rudal anti-kapal yang diluncurkan dari udara Harpoon AGM-84 yang dimiliki oleh Australia saat ini, yang diperkenalkan pada awal tahun 1980-an. Rudal AGM-84 memiliki jangkauan 124 kilometer, sementara itu jangkauan rudal AGM-158C dapat melampaui 370 kilometer.

Rudal baru itu pada awalnya akan digunakan pada pesawat jet tempur F/A-18F Super Hornet tetapi dapat digunakan oleh pesawat pertahanan lainnya. Pelatihan sistem senjata itu akan dimulai pada tahun 2021, demikian ungkap pemerintah.

Australia juga akan berinvestasi dalam kemampuan serangan laut tingkat lanjut, termasuk senjata serangan darat dan anti-kapal jarak jauh, dan akan membeli sistem rudal dan artileri roket jarak jauh untuk memberikan kemampuan serangan operasional kepada Angkatan Daratnya.

Australia juga berencana untuk mengembangkan dan menguji senjata serangan jarak jauh berkecepatan tinggi, termasuk senjata hipersonik.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button