Cerita populer

Angkatan Darat Australia memperkuat rantai pasokan dengan pencetakan 3D logam

Cerita populer | Mar 7, 2020:

Angkatan Darat Australia menggunakan teknologi pencetakan 3D logam untuk membuat rantai pasokannya lebih tangguh dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk mengirimkan komponen pengganti ke tangan Prajurit di lapangan.

Angkatan Darat Australia pada Februari 2020 mengumumkan uji coba senilai 1,5 juta dolar Australia (983.000 dolar A.S.) yang akan berlangsung selama tahun depan melalui kemitraan dengan Charles Darwin University dan perusahaan yang berbasis di Melbourne, SPEE3D. Uji coba ini mengikuti uji coba serupa yang diluncurkan pada November 2019 oleh universitas itu dan Angkatan Laut Australia.

Prajurit akan dilatih tentang cara menggunakan printer 3D logam perusahaan itu, yang akan dikerahkan di lapangan untuk beberapa latihan Angkatan Darat, demikian ungkap perusahaan itu dalam rilis berita. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa Prajurit Australia akan mempelajari cara mendesain dan mencetak komponen dengan menggunakan teknologi semprotan dingin logam untuk memproduksi komponen dalam hitungan menit, dan bukannya berhari-hari atau berminggu-minggu. (Foto: Prajurit Angkatan Darat Australia mempelajari teknologi pencetakan 3D di Charles Darwin University.)

Tujuan program itu adalah untuk meningkatkan secara signifikan pasokan komponen yang tersedia bagi Angkatan Darat dibandingkan dengan apa yang disediakan oleh rantai pasokan reguler. “Ini merupakan pengumuman lain yang sangat menarik bagi SPEE3D dan Pasukan Pertahanan Australia,” ungkap kepala eksekutif SPEE3D Byron Kennedy di situs web perusahaan. “Program Angkatan Darat ini, bersamaan dengan proyek serupa yang terjadi di Angkatan Laut Australia, akan memungkinkan Pasukan Pertahanan Australia untuk mengembangkan kemampuan mandiri kita dan memimpin dunia dalam bidang pembuatan aditif.”

Angkatan Darat Australia berharap teknologi itu akan mengurangi kebutuhan Prajurit untuk membawa sejumlah besar komponen pengganti, yang akan meningkatkan mobilitas mereka dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengerahkan komponen itu. “Kemitraan dengan CDU dan SPEE3D ini menunjukkan bahwa kami sebagai Angkatan Darat menatap ke masa depan dan mengadopsi teknologi canggih untuk mempercepat proses kami,” ujar Letkol Angkatan Darat Australia Kane Wright. Wright merupakan komandan Batalion Dukungan Layanan Tempur ke-1 Angkatan Darat Australia, demikian menurut sebuah laporan di TCT Magazine, majalah industri percetakan 3D. “Ketika teknologi itu sudah matang, kami melihat teknologi itu akan menjadi faktor pendorong penting yang akan mendefinisikan kembali bagaimana logistik digunakan untuk mendukung ketergantungan kami di medan perang masa depan.”

Seorang pejabat universitas mengatakan bahwa penerapan teknologi pencetakan 3D itu dapat merevolusi cara Angkatan Darat melaksanakan pekerjaannya. Simon Maddocks, wakil kanselir dan presiden Charles Darwin University, mengunjungi Prajurit di ruang kelas, demikian menurut sebuah laporan di Australian Defence Magazine. “Teknologi pencetakan 3D ini memiliki potensi untuk mengubah cara banyak industri, termasuk industri pertahanan, dalam mendesain, memproduksi, dan memasok komponen,” ungkap Maddocks. Dia menambahkan bahwa Charles Darwin University telah menjadi “pusat unggulan dalam mengeksplorasi dan menerapkan teknologi baru ini dan kami senang ada Prajurit profesional yang penuh semangat bergabung dengan kami untuk mempelajari rangkaian keterampilan baru ini.”

Charles Darwin University dan Angkatan Darat juga sedang mengembangkan program pendidikan yang membahas dasar-dasar desain, pemodelan, dan pencetakan 3D.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button