Cerita populer

Filipina dan Korea Selatan bekerja sama di bidang energi terbarukan

Felix Kim

Kemitraan berbagi teknologi di antara Filipina dan Korea Selatan akan menghasilkan pembangkit energi terbarukan untuk menghasilkan listrik ramah lingkungan bagi instalasi pertahanan Filipina dan daerah sipil di sekitarnya.

“Departemen Pertahanan Nasional (Department of National Defense – DND) Filipina memiliki rencana untuk menghasilkan lebih dari 100 megawatt secara total, dengan memanfaatkan fasilitas utama yang dimiliki oleh DND,” demikian menurut rilis berita dari Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan. Sumber energi itu akan mencakup “tenaga surya, angin, panas bumi, hidroelektrik, dan limbah biologis.”

Selain membantu lingkungan, perubahan menuju energi terbarukan dapat menghemat banyak anggaran pemerintah Filipina, demikian menurut laporan pada tahun 2019 yang dibuat oleh Mordor Intelligence, sebuah perusahaan konsultan pasar yang berbasis di Hyderabad, India. Mordor Intelligence memperkirakan bahwa mengganti/mengintegrasikan generator diesel dengan energi terbarukan dapat menghasilkan penghematan 2,79 triliun rupiah (200 juta dolar A.S.) per tahun.

Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Korea Selatan Chung Seung-il dan Wakil Menteri Pertahanan Nasional Filipina Cardozo M. Luna mengumumkan proyek itu di Seoul pada 25 Oktober 2019. Acara itu menyusul penandatanganan nota kesepahaman bersama pada tahun 2018 untuk kerja sama perluasan pengerahan energi terbarukan di antara DND Filipina dan Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi di Korea Selatan.

Begitu beroperasi, pembangkit listrik energi terbarukan itu akan memasok “listrik ramah lingkungan” ke fasilitas militer dan daerah sipil di sekitarnya, demikian tambah siaran pers itu, mengakui kekurangan yang terjadi saat ini dalam produksi listrik Filipina secara keseluruhan. Pada upacara pengumuman itu, Luna mengatakan bahwa dia mengharapkan perusahaan Korea Selatan dengan “teknologi dan pengalaman yang sangat baik” di bidang energi terbarukan untuk berpartisipasi dalam implementasi rencana DND.

Pakta energi terbarukan tahun 2018 merupakan salah satu dari lima perjanjian di antara Manila dan Seoul yang ditandatangani selama kunjungan Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Juni 2018 bersama dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Keempat perjanjian lainnya terkait dengan kerja sama ilmiah dan teknologi, kerja sama transportasi, dan perjanjian pinjaman untuk Pelabuhan Peti Kemas Internasional Cebu. (Foto: Presiden Filipina Rodrigo Duterte, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in tampil bersama di kantor kepresidenan Gedung Biru di Seoul, Korea Selatan.)

Ketika Duterte kembali ke Korea Selatan pada 25-26 November 2019, untuk menghadiri KTT yang melibatkan para pejabat Korea Selatan dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, kedua kepala negara itu menandatangani kuartet perjanjian tambahan, demikian yang dilaporkan surat kabar The Philippine Star. Perjanjian ini mencakup masalah yang berkaitan dengan pendidikan, perikanan, jaminan sosial, dan pariwisata. Duterte dan Moon mengatakan pada KTT itu bahwa mereka mengharapkan perjanjian perdagangan bebas di antara kedua negara akan ditandatangani pada tahun 2020.

Kedua negara itu juga menandatangani sepasang perjanjian terkait pertahanan pada November 2019. Salah satunya mencakup desain dan konstruksi kapal patroli baru untuk Angkatan Laut Filipina oleh Hyundai Heavy Industries Korea Selatan. Perjanjian kedua yang ditandatangani pada KTT Busan pada 26 November 2019, memungkinkan lebih banyak perusahaan pertahanan Korea Selatan untuk menandatangani kontrak dengan pemerintah Filipina.

Felix Kim merupakan kontributor FORUM yang memberikan laporan dari Seoul, Korea Selatan.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button