Cerita populer

Kemitraan pertahanan A.S. dan India berfokus pada teknologi yang sedang berkembang

Kolaborasi pertahanan antara India dan Amerika Serikat sebentar lagi dapat mencakup proyek-proyek bersama untuk mengembangkan kendaraan udara tak berawak (unmanned aerial vehicle – UAV) kecil dan persenjataan kecil nan ringan.

Teknologi UAV baru merupakan salah satu dari banyak kemungkinan bidang kolaborasi yang dibahas pada pertemuan Defense Technology and Trade Initiative (DTTI) yang diadakan di Pentagon pada 14 Maret 2019, dan di pertemuan meja bundar media pada keesokan harinya.

Pertemuan kelompok tersebut diketuai bersama oleh Dr. Ajay Kumar, sekretaris produksi pertahanan India, dan Ellen M. Lord, wakil menteri pertahanan A.S. di bidang akuisisi dan dukungan.

“Sebagian besar diskusi pada pertemuan kelompok DTTI ini berfokus pada mendorong industri A.S. dan India untuk secara bersama-sama mengembangkan teknologi generasi berikutnya,” ungkap pernyataan pers bersama mengenai pertemuan DTTI itu.

Lord mengidentifikasi teknologi UAV kecil dan persenjataan kecil nan ringan sebagai proyek kolaboratif yang sekarang ini sedang dipertimbangkan, demikian menurut kantor berita PTI India.

PTI menambahkan bahwa dokumen perencanaan teknis untuk proyek UAV itu sedang disiapkan oleh Laboratorium Penelitian Angkatan Udara A.S. dan Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India. Penggunaan perpaduan teknologi realitas virtual (Virtual Reality – VR) dan realitas tertambah (Augmented Reality – AR) untuk meningkatkan pemeliharaan pesawat terbang juga dibahas. (Foto: Seorang peserta perlombaan menyiapkan kendaraan udara tak berawaknya (UAV) di Olimpiade Drone India pada Februari 2019 di Jakkur. Para pemimpin pertahanan di India dan A.S. ingin industri swasta berkolaborasi dalam teknologi UAV baru.)

“Selalu menjadi kabar baik ketika ada proyek baru di depan mata,” ujar Ben Schwartz, direktur senior di bidang pertahanan dan kedirgantaraan di U.S.-India Business Council (USIBC) kepada FORUM. “Jadi, kami terdorong oleh hal itu.”

USIBC, yang merupakan cabang dari Kamar Dagang dan Industri A.S., mensponsori pertemuan pada Maret 2019 itu.

Kantor Lord mengidentifikasi DTTI sebagai “mekanisme fleksibel” untuk memastikan para pemimpin senior dari India dan A.S. tetap waspada terhadap peluang dan tantangan yang terkait dengan berkembangnya kemitraan pertahanan tersebut.

Pertemuan kelompok DTTI diadakan dua kali setahun, bergantian antara India dan A.S. Di bawah DTTI, kelompok kerja bersama berfokus pada teknologi darat, laut, udara, dan kapal induk. Kelompok-kelompok ini memberikan laporan pertanggungjawaban kepada ketua bersama mengenai kegiatan yang sedang berlangsung dan peluang kolaboratif. Peluang-peluang itu mencakup sejumlah proyek yang ditargetkan selesai dalam waktu sembilan hingga 12 bulan, serta proyek-proyek jangka panjang.

“DTTI dibentuk pada tahun 2012 untuk mengatasi beberapa tantangan birokrasi yang ada di antara kedua negara dalam kerja sama pertahanan dan perdagangan,” ungkap Schwartz.  Schwartz menjelaskan bahwa tantangan yang ditangani DTTI biasanya melibatkan sistem kontrol ekspor dan transfer teknologi A.S., dan sistem akuisisi India. “Namun seiring berjalannya waktu, tujuan tersebut bergeser dari beberapa masalah prosedur teknis menjadi lebih berfokus pada upaya mempromosikan produksi bersama dan pengembangan bersama.”

A.S. mendeklarasikan India sebagai mitra pertahanan utama berdasarkan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional pada tahun 2017, yang telah “memberikan dorongan kepada DTTI,” demikian yang dilaporkan Kementerian Pertahanan India setelah pertemuan DTTI pada Februari 2018.

Schwartz menekankan bahwa apa yang dimulai sebagai kolaborasi di antara laboratorium pertahanan pemerintah telah lebih mengarah pada perusahaan pertahanan sektor swasta.

“Pemerintah Perdana Menteri [Narendra] Modi telah sangat terbuka dalam menyatakan pentingnya produksi industri pertahanan swasta di India,” ungkapnya, yang menguntungkan hubungan kolaboratif kedua negara karena perusahaan-perusahaan swasta membentuk landasan bagi industri pertahanan A.S.

Diskusi yang sedang berlangsung seperti yang difasilitasi oleh DTTI dan USIBC telah memupuk iklim kolaborasi yang mengembangkan proyek-proyek pertahanan bilateral dalam skala yang lebih besar daripada yang terlihat sebelumnya. Proyek-proyek tersebut melibatkan pesawat tempur dan kapal induk.

“Kami berharap untuk melihat beberapa proyek besar selain proyek-proyek kecil ini,” ungkap Schwartz.  “Ada pendapatan bagi perusahaan-perusahaan Amerika, tetapi ada juga peluang manufaktur bagi perusahaan-perusahaan India.”

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button