Eropa memberi perusahaan internet 1 jam untuk menghapus konten ekstremis
Otoritas Eropa berencana untuk menjatuhkan hukuman denda besar kepada perusahaan internet seperti Google, Twitter, dan Facebook jika mereka tidak menghapus konten ekstremis dalam waktu satu jam setelah diposting.
Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan dalam pidato pada September 2018 bahwa komisi itu mengusulkan aturan baru sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keamanan blok itu.
Dia mengatakan bahwa penting untuk menghapus materi dalam waktu satu jam karena periode itu merupakan “masa kritis terjadinya kerusakan terbesar.”
Badan eksekutif Uni Eropa (UE) mengatakan bahwa “propaganda yang menyiapkan, menghasut, atau memuliakan tindakan terorisme” harus dihapus. Konten semacam itu akan ditandai oleh otoritas nasional, yang akan mengeluarkan perintah penghapusan kepada perusahaan internet yang menampungnya. Perusahaan-perusahaan itu akan diberi waktu satu jam untuk menghapusnya.
Proposal itu, yang masih membutuhkan persetujuan dari anggota parlemen dan negara-negara anggota Uni Eropa, akan menjadi langkah baru bagi Uni Eropa, yang sampai sekarang telah memungkinkan perusahaan online untuk mengambil pendekatan sukarela guna memerangi konten ekstremis. Aturan satu jam itu merupakan salah satu di antara serangkaian rekomendasi yang dibuat komisi itu pada Maret 2018 untuk memerangi penyebaran konten ekstremis online.
Berdasarkan proposal itu, perusahaan internet harus mengambil tindakan, termasuk memasang sistem otomatis, untuk mencegah konten itu diunggah kembali setelah dihapus untuk pertama kalinya. Perusahaan yang lalai mematuhinya akan menghadapi denda hingga 4 persen dari omzet global tahunan mereka.
Untuk Google, yang memiliki YouTube, denda itu bisa mencapai hingga 61,76 triliun rupiah (4,4 miliar dolar A.S.), berdasarkan pendapatan perusahaan induknya Alphabet Inc. yang mencapai 1,56 kuadriliun rupiah (110,9 miliar dolar A.S.) untuk tahun 2017.
“Kami menyetujui keinginan Komisi Eropa untuk bereaksi cepat terhadap konten teroris dan menjauhkan ekstremisme kekerasan dari platform kami,” ungkap Google. “Kami menyambut baik fokus yang diberikan komisi itu untuk upaya ini dan kami akan terus berhubungan erat dengan mereka, negara-negara anggota, dan penegakan hukum dalam masalah penting ini.” The Associated Press