Cerita populer

Tiongkok menangkap pemimpin mahasiswa yang merayakan ulang tahun Mao

Agence France-Presse

Seorang saksi mata mengatakan bahwa kepolisian Tiongkok menahan seorang aktivis mahasiswa Marxis yang terkenal di sebuah universitas terkemuka pada 26 Desember 2018 karena berupaya memperingati ulang tahun kelahiran ke-125 Mao Zedong, yang warisannya di Tiongkok masih bersifat kontroversial.

Seorang saksi mata mahasiswa memberi tahu Agence France-Presse bahwa Qiu Zhanxuan, ketua masyarakat Marxis di Peking University, dipaksa masuk ke dalam mobil hitam oleh tujuh atau delapan petugas berpakaian preman di dekat stasiun kereta bawah tanah di luar gerbang timur universitas.

Qiu “berteriak dan melawan penangkapan,” ungkap mahasiswa itu, yang menolak disebutkan namanya karena sifat sensitif masalah ini. “Saya mendengar dia mengatakan saya Qiu Zhanxuan. … Saya tidak melanggar hukum. Mengapa Anda membawa saya pergi? Apa yang Anda lakukan?”

Saksi mata itu mengatakan bahwa kepolisian menunjukkan “dokumen departemen keamanan publik” ketika mereka ditanyai oleh orang-orang yang melihat kejadian tersebut.

Peking University dan Kementerian Keamanan Publik tidak menanggapi permintaan untuk memberikan komentar.

Peking University, yang dianggap sebagai universitas paling bergengsi di Tiongkok, memiliki sejarah aktivisme mahasiswa; alumninya memainkan peran penting dalam unjuk rasa pro-demokrasi di Tiananmen pada tahun 1989. Akan tetapi aktivisme kampus telah diganyang di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping. (Foto: Potret lukisan menyandingkan gambar Presiden Tiongkok Xi Jinping, kiri, di sebelah mendiang pemimpin komunis Mao Zedong.)

Pada Agustus 2018, penggerebekan yang dilakukan kepolisian menjemput paksa aktivis mahasiswa di beberapa universitas. Para petugas memukuli beberapa mahasiswa dan menyita telepon mahasiswa yang mendukung gerakan hak-hak buruh.

Kelompok Solidaritas Pekerja Jasic mencapai ketenaran pada musim panas tahun 2018 ketika para aktivis mahasiswa mendukung upayanya untuk membentuk serikat pekerja di Jasic Technology, sebuah perusahaan mesin las di provinsi Guangdong yang terletak di bagian selatan Tiongkok.

Pada April 2018, staf pengajar di Peking University berusaha membungkam mahasiswi lain, Yue Xin, yang ikut menulis petisi yang menuntut perincian kasus pelecehan seksual di universitas itu.

“Saya percaya ini konyol. Apakah ada yang salah dengan mengenang Mao?” ungkap saksi mata itu, yang juga menjadi anggota masyarakat Marxis kampus itu.

“Staf pengajar selalu mencegah kegiatan masyarakat Marxis. … Sulit untuk menyebarkan informasi. Postingan di papan buletin kampus online akan dihapus dan akun [pengiriman pesan] WeChat akan diblokir. … Informasi tentang penangkapan itu benar-benar diblokir oleh universitas.”

Partai Komunis Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir ini telah berusaha menjauhkan diri dari warisan Mao. Meskipun Mao pernah dipuji sebagai “juru mudi agung Tiongkok,” tidak ada acara resmi untuk menandai ulang tahunnya yang ke-125.

Meskipun Qiu ditangkap, para pelajar Marxis dari seluruh Beijing berkumpul di lokasi yang dirahasiakan untuk menyelenggarakan “acara bergaya massa dadakan,” demikian menurut Agence France-Presse.

Sekelompok pelajar lain, yang melakukan perjalanan ke desa kampung halaman Mao di Shaoshan, provinsi Hunan di Tiongkok tengah, memposting video mereka yang menyanyikan lagu-lagu revolusioner di media sosial.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button