Tajuk Utama

Peluang Baru Bagi modernisasi maritim

Korea Selatan dan Australia menawarkan opsi untuk meningkatkan kapabilitas angkatan laut Asia Tenggara

KAPTEN (PURN.) Sukjoon Yoon/korea institute for military affairs

Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sedang menyusun strategi angkatan laut dan memodernisasi angkatan laut mereka. Hal ini menghadirkan peluang bagi Korea Selatan dan Australia untuk menjalin hubungan khusus yang saling melengkapi dengan anggota ASEAN saat mereka berupaya meningkatkan kapabilitas industri pertahanan.

Ada beberapa pertanyaan relevan yang harus dimengerti terlebih dahulu. Mengapa ASEAN membutuhkan modernisasi angkatan laut? Mengapa ASEAN membutuhkan hubungan khusus yang saling melengkapi dengan mitra Asia, daripada dengan Amerika Serikat atau Uni Eropa? Mengapa negara-negara Asia Tenggara harus mencari bantuan dari Korea Selatan dan Australia, daripada Tiongkok? Apa yang dapat ditawarkan Korea Selatan dan Australia untuk memenuhi kebutuhan proses modernisasi angkatan laut Asia Tenggara? Apa manfaat untuk ASEAN, dan untuk Korea Selatan dan Australia, dalam mempertahankan hubungan angkatan laut yang erat?

Personel Angkatan Laut dan Marinir Korea Selatan melakukan penggerebekan terhadap penangkapan ikan ilegal Tiongkok di Zona Netral Muara Sungai Han di Pulau Ganghwa, Korea Selatan. Area ini telah menjadi zona netral sejak berakhirnya Perang Korea dan terlarang bagi semua kapal sipil. GETTY IMAGES

Kapabilitas industri pertahanan ASEAN diharapkan akan mengalami peningkatan dari pengadaan militer terpusat dan perluasan kerja sama dalam mengembangkan senjata dan sistem angkatan laut baru yang terjangkau sebagai bagian dari program modernisasi angkatan laut mereka. Ekspansi yang mencolok baru-baru ini dari Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) di laut-laut sensitif kawasan ini — yang paling jelas di Laut Cina Selatan — telah mendorong reformasi umum industri pertahanan nasional, dengan penekanan pada konsolidasi dan sentralisasi industri pertahanan yang terfragmentasi, membentuk kapabilitas industri dalam negeri yang mandiri, mendiversifikasi investasi riset dan pengembangan, mengupayakan perjanjian kerja sama pertahanan dan bersama-sama mengembangkan atau membeli aset generasi berikutnya. Untuk mencapai tujuan ini, anggota ASEAN harus mengoordinasikan kebijakan pertahanan mereka dan berkolaborasi dengan negara lainnya di kawasan ini, yang menghadirkan tantangan yang signifikan.

Anggota ASEAN tidak sepakat dalam hal kebijakan pengadaan pertahanan. Beberapa mitra Indo-Pasifik serta yang lainnya ingin mencari di luar kawasan. Menghadapi kebutuhan mendesak untuk menangani ancaman maritim yang dirasakan dari Tiongkok, pilihan mitra untuk meningkatkan kapabilitas industri pertahanan Asia Tenggara memengaruhi kedaulatan nasional serta keamanan nasional. Beberapa anggota ASEAN ingin menunjukkan kebebasan dan kemandirian mereka untuk bekerja sama dengan mitra mana pun yang mereka pilih, tetapi negara lainnya takut bahwa diversifikasi dapat merongrong kemitraan keamanan yang sudah lama ada dengan Amerika Serikat dan Eropa. Untuk mengintegrasikan program industri pertahanan dengan prioritas keamanan nasional, anggota ASEAN harus menyeimbangkan faktor geopolitik terhadap kebutuhan mereka akan kapabilitas pertahanan yang terjangkau.

Seorang penyelam Angkatan Laut Singapura menyerbu ke galeri dalam pameran militer di perayaan Hari Nasional ke-52 Singapura di Marina Bay. REUTERS

Negara-negara Asia Tenggara oleh karenanya menghadapi pilihan: Apakah lebih penting menjaga hubungan historis dengan pemasok pertahanan Barat, sebagai bagian dari penyelarasan geopolitik yang lebih luas dengan Barat, atau haruskah anggota ASEAN mencari kerja sama industri pertahanan dengan kekuatan tengah kawasan ini? Pilihan kedua memungkinkan penekanan pada kerja sama industri pertahanan berbasis kapabilitas, dan akan ada keuntungan ekonomi signifikan yang diperoleh dari kebijakan keamanan dan pertahanan bersama di tingkat nasional dan regional, dengan pekerjaan berbasis teknologi berkualitas tinggi dan potensi sempalan (spin-off) dari investasi militer. Persoalan kedaulatan nasional juga tecermin dalam keinginan untuk mengupayakan “cara Asia” yang khas, di mana sebagian mencita-citakan gaung Asia dari “persatuan yang lebih erat” dari Eropa. Sebagian besar setuju akan perlunya mencegah ancaman dari Tiongkok, namun anggota ASEAN tetap terpecah dalam hal mitra pertahanan mana yang paling baik untuk mencapai tujuan ini.

Jika anggota ASEAN siap mengubah pola pikir dengan mengalihkan kerja sama industri pertahanan dari Amerika Serikat dan Eropa menuju kekuatan tengah kawasan, maka mitra terbaik yang ada untuk modernisasi angkatan laut yang terjangkau adalah Korea Selatan dan Australia. Kedua negara ini memiliki kapabilitas riset dan pengembangan yang canggih, kebijakan luar negeri/angkatan laut yang kuat dan mendukung serta mampu menyediakan program produksi angkatan laut skala besar. Kolaborasi dengan Korea Selatan dan Australia menawarkan banyak keuntungan: Interaksi budaya yang kaya dengan anggota ASEAN termasuk apresiasi atas “nilai-nilai Asia”, penggantian yang tepat waktu terhadap aset tua angkatan laut, harga yang bersaing, proses akuisisi angkatan laut yang andal dan transparan serta prospek pengembangan industri pertahanan di masa mendatang dan sempalan yang dihasilkan dari modernisasi angkatan laut.

KEKUATAN TENGAH YANG KUAT

Angkatan Laut Korea Selatan (ROKN) dan Angkatan Laut Australia (RAN) telah lama diakui sebagai kekuatan angkatan laut yang tangkas dan efektif, dengan pengalaman yang luas dalam kerja sama keamanan maritim dengan mitra lainnya, termasuk Angkatan Laut A.S. dan Pasukan Bela Diri Maritim Jepang. Kerja sama angkatan laut multinasional mereka telah ditunjukkan dalam latihan keamanan maritim dan dalam menanggapi keadaan darurat maritim regional yang membutuhkan pencarian dan penyelamatan, bantuan kemanusiaan, dan operasi bantuan bencana, sering kali melalui kolaborasi dengan PLAN. Mereka kini berupaya lebih mengembangkan peran sebagai kekuatan tengah strategis mapan di kawasan Indo-Pasifik. Mereka sangat dikagumi berkat pendekatan strategis kooperatifnya dan telah berusaha keras untuk tetap ramah dengan Amerika Serikat dan juga Tiongkok. Dalam hal ini, Korea Selatan dan Australia merupakan panutan bagi banyak negara lain di kawasan ini, yang berharap tidak harus memilih di antara kedua kekuatan besar tersebut.

Kapten Angkatan Laut Filipina, Roy Vincent Trinidad, kanan, berbicara dengan perwira Angkatan Laut Australia saat HMAS Adelaide Angkatan Laut Australia mengunjungi Filipina untuk meningkatkan hubungan bilateral. THE ASSOCIATED PRESS

Wajar bagi ROKN dan RAN untuk mempertahankan kemitraan interoperasional yang erat dengan angkatan laut Asia Tenggara dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Beberapa negara tersebut ikut serta dalam pasukan P.B.B. yang berjuang dalam Perang Korea melawan Korea Utara dan Tiongkok. Anggota ASEAN telah mendapatkan keuntungan dari kapal patroli pantai yang dipasok oleh ROKN dan RAN untuk meningkatkan kapabilitas melawan keangkuhan maritim Tiongkok di Laut Cina Selatan. Juga ada keuntungan kolektif lebih luas yang diperoleh dari membina hubungan yang saling melengkapi antara anggota ASEAN dengan ROKN dan RAN. Modernisasi angkatan laut adalah batu loncatan yang berguna untuk mewujudkan berbagai kepentingan bersama yang jauh lebih luas.

Korea Selatan dan Australia memiliki kesempatan untuk membangun sistem kerja sama industri pertahanan regional yang dapat bertahan selama beberapa dekade, mengembangkan tenaga kerja yang terampil, pangkalan manufaktur maju dan kapabilitas teknologi militer. Semua faktor ini akan memfasilitasi entri ke dalam rantai pasokan global industri pertahanan, dan ROKN dan RAN pada saat yang bersamaan akan bekerja sama dengan ASEAN demi keamanan bersama kawasan ini. Memang, kerja sama industri angkatan laut dan pertahanan bilateral sudah berkembang. Misalnya, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering dan Hanjin Heavy Industries bekerja sama dengan galangan kapal domestik Indonesia untuk membangun landing helicopter dock dan kapal selam.

TANTANGAN TETAP ADA

Meski Korea Selatan dan Australia dapat menyediakan aset angkatan laut dan penjaga pantai yang lebih murah dan lebih spesifik bagi kebutuhan ASEAN, kecil kemungkinan hal ini menjadi penentu dalam sengketa maritim antara Tiongkok dan ASEAN, dan tidak akan menjadi pemicu transformasi lingkungan keamanan maritim regional.

Tiongkok terus mendestabilisasi tatanan maritim yang baik di kawasan ini, dan pilihan terbaik untuk meningkatkan keamanan maritim pastinya adalah membangun jaringan kerja sama maritim yang lebih luas di antara kekuatan tengah kawasan dan antara kekuatan ini dan kekuatan yang lebih lemah. Saran konkret untuk mendekatkan Korea Selatan dan Australia antara lain:

  • Mengembangkan sasaran bersama bagi kerja sama industri pertahanan berjaringan baik pada tingkat kebijakan maupun operasional melalui “Pembicaraan 2+2” antara menteri luar negeri dan pertahanan.
  • “Pembicaraan Staf AL-dengan-AL” antara ROKN dan RAN.
  • Mengadakan konferensi dan permainan politik-militer.
  • Menjaga interoperabilitas antara kedua angkatan laut untuk memfasilitasi kerja sama angkatan laut gabungan.
  • Membina hubungan antara jaringan petugas atase pertahanan sipil atau militer.
  • Mengupayakan koordinasi pertahanan antara perusahaan pertahanan milik sipil dan yang disponsori pemerintah.

Tentu saja, Korea Selatan dan Australia harus secara bersamaan berusaha memperdalam hubungan dengan ASEAN.

Kendati demikian, meski dengan kerja sama industri angkatan laut bilateral yang lebih erat antara Korea Selatan dan Australia, dan antara kedua negara ini dengan anggota ASEAN, tantangan serius akan tetap ada. Cara terbaik bagi Korea Selatan dan Australia untuk menjawab tantangan ini adalah dengan berfokus pada kerja sama pertahanan berbagi kapabilitas daripada pada persaingan. Karena keduanya memiliki kebutuhan pokok domestik agar senjata dan sistem baru memiliki interoperabilitas dengan militer A.S., ini adalah alasan lain bagi mereka untuk bekerja sama. Standar umum interoperabilitas kemudian dapat menjadi faktor lain, di samping harga yang terjangkau dan pengiriman yang lebih cepat, untuk membantu Korea Selatan dan Australia membujuk faksi-faksi politik di dalam ASEAN yang enggan untuk menjauh dari pemasok A.S. dan Eropa yang telah ada. Korea Selatan dan Australia harus bekerja sama untuk menyediakan kerangka kerja sama pertahanan dan angkatan laut bagi anggota ASEAN, mentransfer teknologi tinggi untuk mendukung program industri pertahanan mereka dan meningkatkan kapabilitas industri pertahanan pribumi. Kemitraan angkatan laut dan pertahanan yang saling melengkapi antara Korea Selatan dan Australia dapat membentuk landasan hubungan keamanan dan pertahanan regional yang lebih erat di masa yang akan datang.  

Majalah berita online The Diplomat pertama menerbitkan artikel ini pada 27 Oktober 2017. Artikel ini telah diedit agar sesuai dengan format FORUM.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button