Cerita populer

Jerman memutus misi diplomatik di Korea Utara

Agence France-Presse

Jerman akan mengurangi misi diplomatiknya di Pyongyang dan meminta Korea Utara untuk mengurangi kehadirannya di Berlin, demikian ungkap Menteri Luar Negeri Sigmar Gabriel setelah bertemu dengan rekannya dari A.S.

Menteri Luar Negeri A.S. Rex Tillerson menyambut Gabriel di Departemen Luar Negeri pada akhir November 2017 saat Washington meningkatkan tekanan pada sekutunya untuk berbuat lebih banyak guna mengisolasi rezim pembangkang Kim Jong Un yang memiliki senjata nuklir.

“Kami telah mengurangi staf kedutaan kami di Korea Utara dan akan melakukannya sekali lagi,” ungkap Gabriel kepada jurnalis, menambahkan bahwa dua diplomat telah ditarik dan satu lagi akan mengikuti.

Lebih banyak lagi diplomat Jerman mungkin meninggalkan kedutaan tersebut, namun hal ini akan dilakukan lewat konsultasi dengan sekutu Jerman di Eropa, beberapa di antaranya juga memiliki perwakilan diplomatik di Korea Utara. “Kami juga mengatakan kepada diplomat Korea Utara bahwa mereka harus mengurangi staf kedutaan mereka,” katanya, menambahkan: “Dengan demikian kami meningkatkan tekanan diplomatik.”

Pertemuan Tillerson-Gabriel terjadi setelah Presiden A.S. Donald Trump memperhatikan bahwa Tiongkok telah gagal membujuk Kim untuk menghentikan program rudal balistik dan nuklir Korea Utara dan oleh karena itu Washington menyerukan embargo bahan bakar. (Foto: Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel, kiri, melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri A.S. Rex Tillerson setelah makan malam di World Conference Center Bonn pada Februari 2017 di Bonn, Jerman.)

Sebelum kedua menteri bertemu, juru bicara Tillerson, Heather Nauert, mengatakan kepada jurnalis bahwa Washington ingin sekutu-sekutunya mengambil langkah lebih tegas hingga menarik kembali duta besar mereka — langkah yang masih belum diambil Jerman. “Jadi, kami akan terus meminta Jerman atau negara-negara lain di seluruh dunia untuk menarik duta besarnya, mengecilkan tapak ukuran entitas yang dimiliki Korea Utara di negara mana pun,” katanya. “Jadi, itu merupakan kampanye. Kami terus melakukan pembicaraan itu dengan banyak negara.”

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button