Cerita populer

Jenderal A.S.: Kami akan terbang ke tempat yang diizinkan oleh peraturan internasional

The Associated Press

Komandan tertinggi Angkatan Udara A.S. di kawasan Indo-Asia-Pasifik mengatakan bahwa pasukannya tidak mengubah cara mereka beroperasi dalam menanggapi pernyataan Korea Utara bahwa mereka berhak menembak jatuh pesawat pengebom A.S. bahkan di wilayah udara internasional.

Komandan Angkatan Udara Pasifik A.S. Jenderal Terrence O’Shaughnessy mengatakan bahwa terbang atau berlayar ke mana pun yang dimungkinkan oleh hukum internasional merupakan bagian penting dari tatanan internasional berbasis hukum. Dia mengatakan semua negara harus mematuhi peraturan yang telah mendukung kemakmuran kawasan tersebut selama beberapa dekade.

“Kami bersikukuh bahwa kami seharusnya mampu terbang dan berlayar ke mana pun yang diizinkan oleh peraturan internasional, dan kami akan terus melakukannya,” kata O’Shaughnessy pada Oktober 2017 setelah mengadakan pertemuan di Hawaii bersama dengan pemimpin angkatan udara dari 17 negara lainnya di kawasan tersebut.

Sebelum pidato yang diberikan O’Shaughnessy, menteri luar negeri Korea Utara mengatakan bahwa berdasarkan piagam P.B.B., Korea Utara memiliki hak untuk membela diri dan “setiap hak” untuk melakukan tindakan penanggulangan, “termasuk hak untuk menembak jatuh pesawat pengebom strategis Amerika Serikat bahkan ketika pesawat itu belum berada di dalam batas wilayah udara negara kami.”

A.S. menerbangkan pesawat pengebom yang dikawal oleh pesawat jet tempur, ke Semenanjung Korea untuk melakukan latihan rutin dan untuk misi “unjuk kekuatan” yang bertujuan untuk menunjukkan kemampuan militernya kepada Korea Utara. Banyak penerbangan dilakukan untuk menanggapi peluncuran rudal balistik Korea Utara. (Foto: Dalam mendemonstrasikan komitmen gigih A.S. terhadap sekutu-sekutunya, pesawat tempur F-35B Lightning II Pasukan Marinir A.S. yang ditempatkan di Pangkalan Udara Pasukan Marinir A.S. di Iwakuni, Jepang, bergabung dengan pesawat tempur F-15K Angkatan Udara Korea Selatan selama misi selama 10 jam dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen ke dalam wilayah udara Jepang dan melewati Semenanjung Korea pada 30 Agustus 2017.)

Pesawat pengebom itu lepas landas dari Guam, tempat A.S. telah merotasi armada pesawat pengebom siluman B-2, pesawat pengebom B-1 dan B-52 sejak 2004.

O’Shaughnessy mengatakan bahwa dia memberi tahu pimpinan Angkatan Udara lainnya di Hawaii tentang misi tersebut dan mendapatkan umpan balik mereka. Dia mengatakan bahwa ada kekhawatiran yang berkembang di antara rekan-rekannya mengenai bagaimana uji coba senjata nuklir dan rudal Korea Utara akan memengaruhi kawasan ini dan wilayah lainnya di dunia.

A.S. telah menerbangkan lima misi unjuk kekuatan ke Semenanjung Korea sejak Juli 2017. Empat misi telah melibatkan pasukan sekutu.

Pada 17 September, dua pesawat pengebom B-1 terbang dari Guam ke Korea Selatan bersama dengan pesawat tempur siluman F-35 Pasukan Marinir A.S. Mereka diiringi oleh pesawat tempur F-15 Korea Selatan. Pesawat A.S. juga terbang di atas perairan di dekat Jepang bersama dengan pesawat jet tempur F-2 Jepang pada misi yang sama. Angkatan Udara mengatakan manuver ini merupakan tanggapan atas peluncuran rudal balistik Korea Utara yang terbang di atas wilayah Jepang tiga hari sebelumnya.

“Semoga tindakan ini diterima sebagai pesan solidaritas,” kata O’Shaughnessy. “Bahwa ini adalah kawasan yang memiliki nilai bersama, prinsip bersama, yang bersedia berjuang bersama untuk mempertahankannya.”

Pertemuan di Hawaii dihadiri oleh kepala angkatan udara dari India hingga Kanada, beberapa di antaranya adalah sekutu perjanjian A.S. dan yang lainnya berasal dari negara-negara sahabat yang bekerja sama dengan A.S.

O’Shaughnessy mengatakan bahwa konferensi tersebut memungkinkan para pemimpin untuk menjalin hubungan pribadi yang membantu mereka beroperasi bersama dalam segala hal mulai dari bantuan bencana hingga konflik.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button