Cakrawala DuniaDepartemen

Zimbabwe Uang tuna sebagai cendera mata

Di situs lelang online eBay, uang kertas dolar Zimbabwe pecahan 100 triliun merupakan barang yang dicari kolektor yang nilainya mencapai 477 ribu rupiah (35 dolar A.S.), jumlah yang lumayan dibandingkan dengan 5.500 rupiah (40 sen dolar A.S.) yang ditawarkan oleh bank sentral negara itu ketika Zimbabwe berusaha untuk mengubur secara resmi mata uang yang tidak ada harganya tersebut.

Dolar Zimbabwe yang tidak dicintai ini dilanda hiperinflasi yang mencapai puncaknya pada 500 miliar persen pada tahun 2008. Mata uang ini tidak lagi menjadi alat pembayaran yang sah di pertengahan tahun 2014 ketika negara Afrika bagian selatan ini beralih ke dolar A.S.

Akan tetapi, hanya beberapa orang telah membawa kuadriliun dolar lokal mereka ke bank Zimbabwe untuk menukarkan uang kertas lama itu — terutama karena mereka bisa mendapatkan harga yang lebih baik di tempat lain.

“Saya lebih suka menjual uang itu ke wisatawan,” kata mantan pedagang mata uang Shadreck Gutuza. “Kebanyakan orang membakar uang itu atau membuangnya.”

Online, salah satu penjual menawarkan seratus lembar uang kertas 50 triliun dolar Zimbabwe senilai 13,6 juta rupiah (1.000 dolar A.S.).

Hiperinflasi di Zimbabwe dianggap oleh Dana Moneter Internasional sebagai yang terburuk bagi negara mana pun yang tidak sedang berperang, dan uang kertas pecahan 100 triliun dolar Zimbabwe merupakan uang kertas resmi tunggal dengan nilai terbesar yang pernah dicetak oleh bank sentral.

Wisatawan diketahui membayar 273 ribu rupiah (20 dolar A.S.) untuk selembar uang kertas di kota resor Victoria Falls.

Pemerintah menyiapkan dana 273 miliar rupiah (20 juta dolar A.S.) untuk menyingkirkan peredaran uang kertas dolar Zimbabwe. Warga yang memiliki rekening bank dengan saldo hingga 175 kuadriliun dolar Zimbabwe — yaitu 175.000.000.000.000.000 — dibayar 68 ribu rupiah (5 dolar A.S.). Mereka yang memiliki saldo lebih tinggi mendapatkan nilai tukar 1 USD untuk 35 kuadriliun dolar Zimbabwe.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button