Tajuk Utama

Serangan Jarak Jauhdi Medan Indo-Asia-Pasifik

Kekuatan udara, komando, kontrol, komunikasi dan intelijen, serta jaminan dan pencegahan

Letkol. Seth Spanier/ANGKATAN UDARA A.S.

Kemampuan jarak jauh pengebom A.S. sangat cocok untuk luasnya jarak dan tantangan unik wilayah Indo-Asia-Pasifik. Pengebom memberikan kemampuan signifikan, memungkinkan kesiapan, dan menggambarkan komitmen A.S. terhadap pencegahan sambil menawarkan jaminan bagi sekutu dan negara-negara mitranya serta melengkapi kemampuan militer mereka.

Pesawat tempur FA-18 Super Hornet Angkatan Laut A.S. terhubung ke KC-135 Stratotanker untuk mengisi bahan bakar selama latihan militer A.S.-Jepang pada tahun 2010 di atas Laut Cina Selatan. AFP/Getty Images
Pesawat tempur FA-18 Super Hornet Angkatan Laut A.S. terhubung ke KC-135 Stratotanker untuk mengisi bahan bakar selama latihan militer A.S.-Jepang pada tahun 2010 di atas Laut Cina Selatan. AFP/Getty Images

Pengebom memperkuat keamanan dan stabilitas regional dan memastikan A.S. mampu membela kepentingan keamanan nasional di wilayah tersebut melalui berbagai kemampuan militer A.S., mulai dari integrasi multilateral hingga serangan konvensional dan pencegahan nuklir.

SEJARAH

Sejak awal penerbangan militer, pesawat terbang serangan jarak jauh digunakan untuk memecahkan masalah yang disebabkan oleh “tirani jarak.” Selama Perang Dunia II, pesawat seperti B-29, dengan kapasitas angkutnya yang besar dan jangkauan 6.598 kilometer, terbukti sangat krusial. Komando Pengebom XX B-29 memberi komandan Sekutu kemampuan ofensif yang signifikan, sementara itu Komando Pengebom XXI B-29 dari kepulauan Mariana (Saipan, Tinian, dan Guam) bisa mencapai target mana pun dalam medan operasi. Pengeboman strategis, dikombinasikan dengan penanaman ranjau dengan B-29, merupakan elemen penting dalam kemenangan Sekutu.

Beberapa dekade kemudian, selama Perang Vietnam, misi serangan jarak jauh diterbangkan pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti pesawat B-52 melakukan 26.615 misi penerbangan di atas Asia Tenggara dan menjatuhkan banyak sekali bom dari beberapa lokasi, hingga mencapai Guam. Saat ini, kemajuan dalam jangkauan, kemampuan tak terdeteksi, dan ketahanan memungkinkan pengebom ditempatkan di daratan A.S. untuk memberikan pencegahan pada skala global.

OPERASI SAAT INI

Angkatan Udara A.S., bersama dengan Komando Pasifik (PACOM) A.S., telah mempertahankan kemampuan serangan global rutin, rotasional, dikerahkan di garis depan di kawasan Indo-Asia-Pasifik sejak Maret 2004 — upaya pendahuluan penting bagi penyeimbangan ulang militer A.S. di wilayah tersebut. Kekuatan ini dikerahkan atas arahan Menteri Pertahanan A.S. dan dilaksanakan oleh komandan PACOM.

Keberadaan pengebom berkesinambungan (continuous bomber presence – CBP) yang berbasis di daratan A.S. dan Guam, yang terdiri dari pesawat terbang B-1, B-2, dan B-52, meningkatkan kemampuan tempur A.S. dan meminimalkan risiko terhadap pasukan yang berada di medan. Pesawat terbang CBP melakukan pelatihan reguler dan partisipasi latihan, memajukan dan memperkuat aliansi dan kemitraan militer-ke-militer yang sudah lama terjalin, dan menjamin akses berkesinambungan terhadap kepentingan bersama global untuk semua pihak.

Pesawat pengebom strategis B-6K Angkatan Udara Tiongkok terbang dalam formasi pada Juli 2015 selama sesi pelatihan untuk parade yang menandai peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II. [REUTERS]
Pesawat pengebom strategis B-6K Angkatan Udara Tiongkok terbang dalam formasi pada Juli 2015 selama sesi pelatihan untuk parade yang menandai peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II. [REUTERS]
Penerbangan CBP singgah secara rutin di wilayah udara internasional di seluruh Pasifik, termasuk daerah yang disertakan Tiongkok dalam deklarasi zona identifikasi pertahanan udaranya tahun 2013 yang belum diakui dunia internasional. Penerbangan ini konsisten dengan kebijakan yang diakui dan sudah lama ditetapkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam operasi udara di seluruh dunia.

Dari Selat Malaka hingga Laut Bering, dan dari Kutub Utara hingga Kutub Selatan, pengebom A.S. memberikan kemampuan tempur tak tertandingi bagi komandan PACOM.

OPERASI JANGKA PENDEK

Saat ini, dan dalam waktu dekat, operasi serangan jarak jauh terus berkembang dan berevolusi, ketika Angkatan Udara A.S. meningkatkan kemampuannya untuk mendukung komandan tempur gabungan regional. CBP adalah komponen kunci dalam meningkatkan layanan bersama dan interoperabilitas sekutu. Misi CBP mengintegrasikan beberapa platform udara di medan Pasifik dan memberikan kemampuan tempur signifikan bagi sekutu dan negara-negara mitra kami dalam melawan calon musuh bahkan dalam lingkungan operasional yang diperebutkan dan terdegradasi.

Misi CBP umumnya mengintegrasikan pesawat terbang pendukung dan pesawat tempur A.S. dan sekutu, termasuk Angkatan Udara Australia, Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang, Angkatan Udara Republik Korea, Angkatan Udara Selandia Baru, Angkatan Udara Malaysia, Angkatan Udara Filipina, dan banyak lagi.

Untuk menyorot beberapa contoh multinasional dari kejadian di masa lalu, misi CBP telah berpartisipasi dalam Pitch Black dan Talisman Sabre di Australia, Keen Sword di dekat Jepang, Pameran Maritim dan Ruang Angkasa Internasional Langkawi di Malaysia, Balikatan di Filipina, serta Valiant Shield dan Cope North di dekat Guam dan latihan Pacific Rim yang dikenal sebagai RIMPAC di dekat Hawaii. Sekutu dan negara-negara mitra Amerika menyadari dengan sepenuhnya arti penting integrasi terperinci dengan pengebom di wilayah Indo-Asia-Pasifik.

Anggota Skuadron Kesiapan Logistik ke-5 memuat sebuah pesawat terbang di Pangkalan Angkatan Udara Minot, North Dakota, Maret 2014. [KOPRAL KEPALA BRITTANY Y. AULD/ANGKATAN UDARA A.S.]
Anggota Skuadron Kesiapan Logistik ke-5 memuat sebuah pesawat terbang di Pangkalan Angkatan Udara Minot, North Dakota, Maret 2014. [KOPRAL KEPALA BRITTANY Y. AULD/ANGKATAN UDARA A.S.]
Menurut Kolonel penerbang Kirrily Dearing, petugas penghubung Angkatan Udara Australia untuk Angkatan Udara Pasifik A.S., “Misi terbaru pengebom ke Australia melanjutkan program latihan dan aktivitas pelatihan gabungan yang sudah berjalan lama yang menyediakan manfaat timbal balik bagi Australia dan Amerika Serikat. Aktivitas ini menyediakan akses ke berbagai fasilitas di utara dan merupakan kesempatan yang sangat baik untuk melakukan pelatihan bersama pada misi serangan darat dan laut serta kontrol udara gabungan melalui partisipasi dalam latihan termasuk Talisman Sabre. Aktivitas ini terus mengonsolidasikan interoperabilitas yang kuat di antara pasukan kami.” Kesempatan pelatihan dengan sekutu dan negara-negara mitranya mempertajam keterampilan pasukan gabungan dan meningkatkan kemampuan tempur.

Sering kali, misi CBP gabungan/multilateral mengembangkan taktik baru untuk pertempuran udara-laut/akses bersama dan manuver dalam kepentingan bersama global, yang sangat penting dalam upaya koalisi untuk menggagalkan kemampuan penolakan daerah anti-akses calon musuh. Dalam misi mulai dari penerbangan tunggal hingga latihan pasukan besar, pengebom CBP mencapai integrasi terperinci dengan angkatan laut A.S. dan sekutu guna membuat taktik baru untuk operasi udara dalam peperangan permukaan laut.

Rudal Jelajah yang Diluncurkan dari Udara AGM-86B dilepaskan dari B-52H Stratofortress di atas Lapangan Pengujian dan Pelatihan Utah selama penerbangan Program Evaluasi Sistem Senjata Nuklir pada September 2014. [SERSAN DUA ROIDAN CARLSON/ANGKATAN UDARA A.S.]
Rudal Jelajah yang Diluncurkan dari Udara AGM-86B dilepaskan dari B-52H Stratofortress di atas Lapangan Pengujian dan Pelatihan Utah selama penerbangan Program Evaluasi Sistem Senjata Nuklir pada September 2014. [SERSAN DUA ROIDAN CARLSON/ANGKATAN UDARA A.S.]
Luasnya wilayah Indo-Asia-Pasifik dan beragamnya jumlah dan jenis aset dalam wilayah ini menghasilkan “laboratorium pengembangan taktik” bagi pasukan sekutu dan koalisi. Jarak ekstrem terkait dengan misi CBP memungkinkan perbaikan terus-menerus terhadap prosedur komando, kontrol, komunikasi, dan intelijen (C4I) yang memungkinkan pusat operasi udara untuk memiliki kontrol mulus melalui komunikasi yang meyakinkan secara global atas nama komandan tempur gabungan regional.

Akhirnya, CBP membiasakan unit pengebom dengan operasi dan akses pangkalan asing di seluruh medan Pasifik. CBP melengkapi penyeimbangan ulang militer di wilayah Indo-Asia-Pasifik, memperluas keterlibatan kami dengan sekutu, dan membangun kemitraan baru di seluruh masyarakat internasional, termasuk akses ke lokasi dan pangkalan baru di seluruh wilayah ini.

OPERASI JANGKA PANJANG

CBP akan tetap berada di seluruh wilayah Indo-Asia-Pasifik di masa mendatang, karena arti penting wilayah ini dan adanya faktor destabilisasi. Selain kemampuan serangan konvensional dan nuklir menakutkan yang sudah dikenal, aset CBP semakin mampu menjadi platform intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR), seperti simpul C4I, dan dalam rangkaian misi nontradisional seperti pencarian dan penyelamatan, ketika daya tahan pengebom, sensor, komunikasi di luar jarak pandang, dan beberapa anggota awak terlatih dapat memberikan perbedaan yang menyelamatkan nyawa.

Sensor masa depan seperti radar larik pasif atau aktif yang terpindai secara elektronik, perangkat penargetan optik/inframerah elektro mutakhir, dan tautan data akan benar-benar meningkatkan kemampuan pengebom untuk berintegrasi dengan negara-negara mitra sekutu dan koalisi. Senjata baru seperti rudal jarak jauh anti-kapal, rudal jelajah jarak jauh dari udara ke permukaan, dan ranjau laut quickstrike dengan jangkauan yang diperluas terus memperluas opsi komando komponen darat. Akses CBP ke pangkalan regional meningkat dan kemungkinan akan terus meningkat di masa depan sehingga memberikan fleksibilitas dan kemampuan yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika pengebom terus bekerja dengan negara-negara mitra dan sekutu.

Akhirnya, pengebom Angkatan Udara A.S. di masa mendatang, pengebom serangan jarak jauh, merupakan bagian integral dalam keluarga sistem serangan jarak jauh masa depan yang segera akan diintegrasikan ke dalam rencana pertahanan wilayah Indo-Asia-Pasifik. Ini akan memberikan kemampuan penyerangan dan intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR) berdaya tahan panjang terhadap target tetap dan bergerak dalam wilayah udara mana pun di dunia, selagi mengintegrasikan ISR, serangan elektronik, dan aset C4I.

Pada akhirnya, tantangan keamanan yang kompleks di kawasan Indo-Asia-Pasifik sebagian dapat diatasi dengan memperkuat interoperabilitas sekutu dan negara-negara mitra selagi menghalangi ancaman terhadap keamanan dan stabilitas. Meskipun memiliki kemampuan besar, CBP merupakan salah satu senjata kecil dalam rangkaian persenjataan sekutu dan negara-negara mitra yang menerapkan kemampuan penerbangan jarak jauh untuk memenuhi tujuan keamanan.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button