Cerita populer

Anggota ASEAN meluncurkan rencana untuk meningkatkan keunggulan ekonomi regional

Staf FORUM

10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah memulai misi untuk meningkatkan hubungan fiskal dan membuat ekonomi kolektif mereka cukup berpengaruh untuk menyaingi ekonomi Tiongkok dan Jepang.

Rencana negara anggota ASEAN untuk menciptakan pasar bersama menyerukan penurunan bea masuk, yang pada gilirannya menciptakan lingkungan pertukaran tenaga kerja, layanan, dan uang yang lebih baik di seluruh wilayah ini, demikian yang dilaporkan surat kabar The Wall Street Journal pada Desember 2015.

“Ini merupakan tonggak bersejarah bagi kami,” kata Le Luong Minh, sekretaris jenderal blok yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN, demikian menurut The Wall Street Journal.

Anggota blok ekonomi ini — Brunei, Myanmar, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam — meliputi wilayah yang membentang lebih dari 62.700 kilometer di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia serta mencakup lebih dari 622 juta penduduk. Jika semua berjalan sesuai rencana, para pemimpin ASEAN berharap untuk melihat penduduk di kawasan itu meningkatkan status ekonomi mereka masing-masing. Para pemimpin juga memperkirakan bahwa gabungan perekonomian regional mereka saat ini yang nilainya 35,97 kuadriliun rupiah (2,6 triliun dolar A.S.) bisa meningkat dua kali lipat pada tahun 2030.

Para pemimpin ASEAN secara resmi mengadopsi cetak biru ekonomi selama pertemuan puncak mereka pada November 2015 di Malaysia. Dokumen tersebut memandu wilayah ini “menuju ASEAN yang lebih proaktif, memiliki struktur dan kerangka kerja untuk beroperasi sebagai masyarakat ekonomi, mempererat identitas dan kekuatan kolektifnya untuk melibatkan diri dengan masyarakat dunia, menanggapi perkembangan baru, dan merebut peluang baru,” menurut pernyataan di situs web ASEAN. “Cetak biru baru itu tidak hanya akan memastikan bahwa 10 negara anggota ASEAN terintegrasi secara ekonomi, tetapi juga terintegrasi secara berkelanjutan dan menguntungkan dalam ekonomi global, sehingga memberikan kontribusi terhadap sasaran kemakmuran bersama.”

ASEAN menguraikan lima karakteristik yang disebut “saling berhubungan” dan melengkapi Visi Masyarakat ASEAN 2025. Karakteristik itu meliputi: ekonomi yang sangat terintegrasi dan terpadu; ASEAN yang kompetitif, inovatif, dan dinamis; peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral; ASEAN yang tangguh, inklusif, berorientasi pada rakyat dan berpusat pada rakyat; dan ASEAN global.

“ASEAN bertujuan untuk meningkatkan lebih lanjut daya tariknya sebagai tujuan investasi secara global melalui pembentukan tata kelola investasi yang terbuka, transparan, dan dapat diprediksi di kawasan itu,” ungkap cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN. “Membaiknya iklim investasi di ASEAN dicapai melalui pelaksanaan Perjanjian Investasi Komprehensif ASEAN, yang menyediakan liberalisasi progresif terhadap pembatasan investasi yang ada di bidang manufaktur, pertanian, perikanan, kehutanan, dan pertambangan serta jasa yang terkait dengan sektor-sektor ini.”

Pengamanan juga telah ditambahkan untuk memastikan transparansi undang-undang investasi, peraturan, dan pedoman administrasi.

Selagi sebagian dari rencana Masyarakat Ekonomi ASEAN tampak mirip dengan skema Uni Eropa pada tahun 1950-an, perbedaannya masih ada, demikian yang dilaporkan The Wall Street Journal. Di antaranya, ASEAN tidak memiliki rencana untuk menggunakan mata uang bersama, dan pembatasan perjalanan lintas perbatasan tetap berlaku.

Para pemimpin ditugaskan untuk menerapkan rencana yang mereka katakan akan dievaluasi perkembangannya setiap tiga tahun dan menyesuaikan strategi mereka jika diperlukan.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button