Cerita populer

Taiwan menyimulasikan serangan Tiongkok

The Associated Press

Militer Taiwan meluncurkan artileri ke samudra dalam salah satu rangkaian latihan pada September 2015, untuk menyimulasikan serangan yang dilakukan lawan politiknya, Tiongkok, setelah Beijing mementaskan apa yang tampaknya merupakan simulasi serangan terhadap kantor kepresidenan di Taipei.

Latihan tersebut, yang lebih besar pada tahun 2015 daripada latihan di masa lalu, menanggapi gambar yang disiarkan di televisi Tiongkok pada Juli 2015 yang menggambarkan serangan pasukan darat yang dipentaskan pada menara merah dan gedung tingkat rendah di sekitarnya yang menyerupai kompleks kantor kepresidenan Taiwan.

Tiongkok merupakan satu-satunya potensi ancaman militer utama Taiwan, meskipun kedua belah pihak telah mengesampingkan perbedaan politik sejak tahun 2008. Mereka dipisahkan oleh selat samudra yang lebarnya 160 kilometer pada titik tersempit.

“Sasaran paling penting kami adalah untuk menyimulasikan penjagaan terhadap kemungkinan serangan dari Tiongkok daratan, baik di Taiwan itu sendiri, pos pulau terpencil, ruang militer laut atau wilayah udara kami,” kata Wakil Juru Bicara Kementerian Pertahanan Chen Chung-chi.

Sementara itu, militer Tiongkok mengumumkan latihan penembakan aktifnya sendiri selama tiga hari di Selat Taiwan, bagian dari program skenario pelatihan lebih realistis yang melibatkan unit terintegrasi dari Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan pasukan darat.

Tidak jelas apakah latihan tersebut berhubungan dengan latihan Taiwan. Kementerian Pertahanan Tiongkok menanggapi secara konsisten pertanyaan tersebut dengan mengatakan bahwa latihan itu merupakan bagian dari pelatihan rutin terjadwal dan tidak ditujukan pada pihak ketiga.

Dari lereng bukit di sebelah utara Taiwan sekitar 1 kilometer dari selat samudra yang menghadap ke arah Tiongkok, pasukan Angkatan Darat Taiwan menembakkan peluru howitzer yang meninggalkan kabut asap di darat. Presiden Ma Ying-jeou terlihat mengenakan helm dan jaket antipeluru ke daerah persiapan.

Latihan Taiwan ini melibatkan 69 pesawat terbang lebih banyak daripada latihan tahun lalu, demikian laporan Central News Agency yang didanai oleh pemerintah Taiwan. Sebagian besar dari 63 latihan tersebut menekankan pada koordinasi darat-laut-udara.

Beberapa latihan menguji alutsista militer buatan dalam negeri, termasuk sistem pesawat tanpa awak dan kapal perang korvet siluman berpeluru kendali yang pertama kalinya dibuat di Taiwan, demikian kata Chen.

Taiwan telah mengubah kebijakannya dengan merancang alutsistanya sendiri sejak tahun 2010 karena Tiongkok memberikan tekanan pada Amerika Serikat, pemasok alutsista asing utama pulau itu, untuk menghentikan penjualan senjata.

Usulan anggaran militer Taiwan untuk tahun 2016 juga mencakup proyek senilai 1,3 triliun rupiah (92,5 juta dolar A.S.) untuk mengembangkan kapal selam bertenaga diesel-listrik selama empat tahun.

Tiongkok telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak tahun 1940-an, ketika kelompok Komunis menaklukkan kelompok Nasionalis dalam perang saudara. Kelompok Nasionalis menyingkir ke Taiwan, yang dikatakan Tiongkok pada akhirnya harus bersatu dengan Tiongkok daratan, meskipun belum secara terbuka mengancam Taiwan sejak tahun 2005.

Kedua belah pihak telah menyisihkan sengketa politik mereka sejak tahun 2008 untuk membuka dialog yang mengarah pada lebih dari 20 perjanjian perdagangan, transit, dan investasi. Kesepakatan tersebut telah gagal membantu harapan Beijing membujuk masyarakat Taiwan agar mendukung ide unifikasi.

Pada awal tahun 2014, puluhan ribu orang melakukan unjuk rasa setelah mereka merasa bahwa salah satu perjanjian, perjanjian liberalisasi perdagangan jasa, terlalu cepat disetujui oleh parlemen. Sekitar 70 persen warga Taiwan lebih memilih tingkat otonomi saat ini dari Tiongkok, demikian yang ditemukan dari survei opini publik yang dilakukan pemerintah pada akhir tahun 2014.

Militer Tiongkok adalah militer terkuat ketiga di dunia, dan Taiwan berada di urutan No. 15, demikian menurut database statistik GlobalFirepower.com.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button